Makanan
Selasa, 21 Januari 2025 13:02 WIB
Penulis:Redaksi Daerah
Editor:Redaksi Daerah
JAKARTA –Tahun Baru Imlek 2025 sudah di depan mata! Hari libur resmi untuk memperingati momen spesial ini akan jatuh pada Rabu, 29 Januari 2025.
Saat perayaan Imlek, anggota keluarga dari komunitas Tionghoa biasanya berkumpul di satu tempat bersama sanak saudara. Setelah seluruh keluarga berkumpul, berbagai hidangan akan disiapkan untuk dinikmati bersama.
Perayaan ini identik dengan beragam sajian istimewa, mulai dari makanan tradisional, camilan manis, hingga hidangan mewah. Setiap keluarga memiliki cara unik untuk merayakan, yang sering dipengaruhi oleh tradisi dan kekayaan kuliner daerah masing-masing.
Namun, satu hal yang pasti adalah hidangan tersebut akan banyak berisi makanan dengan makna simbolis, dimasak dan disajikan untuk membawa keberuntungan di tahun yang akan datang.
Lantas, apa saja makanan khas Imlek yang dipercaya membawa keberuntungan? Yuk, simak artikel berikut!
Dilansir dari Serious Eat, China Highlights, dan Kemenparekraf, berikut beberapa makanan khas Imlek yang dipercaya membawa keberuntungan:
Kue keranjang atau “Nian Gao,” kini menjadi bagian tak terpisahkan dari perayaan Imlek. Keberadaannya memiliki akar sejarah yang panjang. Berawal sebagai warisan budaya Tionghoa, kue ini telah menemani perayaan Tahun Baru Imlek selama berabad-abad.
Dalam mitologi China, kue keranjang diyakini berperan sebagai pelindung dari makhluk buas bernama Nian, yang dianggap mengancam dan mencelakai penduduk. Untuk mengatasi ancaman ini, masyarakat mulai membuat kue keranjang sebagai bentuk persembahan sekaligus simbol perlindungan dari Nian.
Selain itu, dengan rasa manis dan tekstur kenyal, kue keranjang diyakini membawa keberuntungan, kesehatan, kekayaan, dan kebahagiaan yang lebih baik dari tahun sebelumnya. Selain itu, cara penataan kue keranjang yang saling bertumpuk memiliki makna simbolis, yaitu melambangkan peningkatan rezeki dan posisi yang lebih tinggi.
Kue ku memiliki ciri khas bentuknya yang mirip dengan tempurung dan warna merah cerah yang menarik. Kue tradisional yang terbuat dari tepung ketan dan berisi kacang hijau ini melambangkan kemakmuran. Seringkali, kue ku dicetak menggunakan cetakan yang menampilkan huruf, gambar, atau simbol keberuntungan saat perayaan Tahun Baru Imlek.
Beberapa buah tertentu dimakan selama periode Tahun Baru Imlek, seperti jeruk keprok, jeruk manis, dan pomelo. Buah-buah ini dipilih karena bentuknya yang bulat dan warnanya yang “emas,” yang melambangkan kelimpahan dan kekayaan, namun lebih jelas lagi karena bunyi keberuntungan yang mereka bawa ketika disebutkan.
Makan dan menampilkan jeruk keprok dan jeruk manis dipercaya membawa keberuntungan dan nasib baik karena pengucapan dan penulisannya. Dalam bahasa Tionghoa, jeruk (dan jeruk keprok) adalah 橙 (chéng /chnng/), yang terdengar sama dengan kata untuk ‘kesuksesan’ (成). Salah satu cara penulisan jeruk keprok (桔 jú /jyoo/) mengandung karakter Tionghoa untuk keberuntungan (吉 jí /jee/).
Makan pomelo atau shaddock diyakini membawa kemakmuran yang berkelanjutan. Semakin banyak yang dimakan, semakin banyak kekayaan yang akan didapatkan, seperti yang disebutkan dalam pepatah tradisional. Dalam bahasa Tionghoa, pomelo (柚 yòu /yo/) terdengar seperti ‘memiliki’ (有 yǒu), kecuali pada nada pengucapannya, dan persis sama dengan kata ‘lagi’ (又 yòu).
Kue mangkok atau fa gao, yang terbuat dari tepung beras, adalah hidangan khas Imlek yang berbentuk seperti bunga yang sedang mekar. Konon, kelopak bunga pada kue ini melambangkan rezeki yang sedang berkembang.
Banyak orang menyebutnya sebagai “kue kemakmuran” karena kue mangkok diyakini membawa keberuntungan. Bahkan, semakin banyak kelopak yang muncul di atasnya, semakin besar pula keberuntungan yang akan diperoleh.
Angka delapan dalam tradisi Cina dikatakan melambangkan keberuntungan karena bunyinya mirip (“ba”) dengan kata rejeki ("fa"). Itulah sebabnya Kotak Kemakmuran selalu dibagi menjadi delapan bagian. Setiap bagian berisi makanan manis yang memiliki makna berbeda-beda, tetapi secara keseluruhan, kotak ini dimaksudkan untuk membawa kebahagiaan dan keberuntungan bagi keluarga yang menerimanya.
Seperti manisan melon melambangkan kesehatan, semangka merah melambangkan kebahagiaan, dan jeruk kumquat melambangkan keberuntungan serta kemakmuran.
Sementara, manisan kelapa kering melambangkan kebersamaan atau kekeluargaan, manisan yang berbentuk biji teratai melambangkan kesuburan, manisan kelengkeng melambangkan banyak anak, dan kacang tanah melambangkan harapan untuk panjang umur.
Pada Tahun Baru China, kue ini melambangkan lapisan kekayaan dan kemakmuran. Namun, kue ini juga umum digunakan untuk acara apa pun, dan bagi mereka yang ingin memberikan kue ini sebagai hadiah, kue ini dapat diterima secara sosial selama hari raya Indonesia karena merupakan kue favorit bangsa ini!
Dikenal juga dengan nama jiaozi, dumpling memiliki bentuk mirip dengan uang China kuno yang melambangkan kemakmuran. Menurut kepercayaan, jumlah dumpling yang dimakan pada malam Imlek dipercaya dapat memprediksi jumlah uang yang akan diperoleh di tahun baru.
Dumpling ini diisi dengan daging sapi dan sayuran yang menyegarkan. Untuk menambah rasa, dumpling biasanya dicocol dengan saus kecap asin dan jahe sebelum disantap.
Hidangan mie ini ditemukan di meja hampir setiap rumah tangga Tionghoa pada malam Tahun Baru. Mie ini terbuat dari mie beras yang ditumis dengan saus kedelai, seafood, dan sayuran. Helai mie yang panjang melambangkan umur panjang dalam hidup. Sebelum menikmati hidangan tradisional Tionghoa ini, keluarga biasanya berdoa dan memohon berkat.
Hidangan ini dikenal sebagai salad kemakmuran. Terbuat dari irisan sayuran, seperti lobak parut, wortel, irisan jahe, bawang, dan kacang tanah yang dihancurkan, ditambah dengan ikan mentah, dan untuk memberikan rasa, cuka manis digunakan sebagai pelengkap.
Hidangan ini baik untuk kesehatan dan dipercaya membawa keberuntungan di tahun yang akan datang, sehingga menjadi hidangan yang wajib ada saat Tahun Baru Imlek.
Ayam adalah homofon dari ji, yang berarti keberuntungan dan kemakmuran. Inilah salah satu alasan mengapa ayam menjadi hidangan yang sangat disambut di acara makan malam keluarga. Ayam biasanya disajikan utuh—kepala dan kaki termasuk—untuk melambangkan persatuan dan keutuhan, serta menandakan awal dan akhir yang baik untuk tahun yang baru.
Ayam biasanya direbus atau dipanggang untuk hidangan reuni dengan bahan-bahan sederhana seperti jahe atau kecap. Secara tradisional, ayam utuh pertama-tama dipersembahkan kepada leluhur dan dewa untuk memohon berkat dan perlindungan.
Menariknya, kaki ayam biasanya dimakan oleh pencari nafkah utama dalam keluarga, karena dipercaya dapat membantu mereka meraih kekayaan (kata meraih adalah homofon dari cakar ayam).
Lumpia (Chūnjuǎn /chwnn- jwen/) mendapatkan namanya karena tradisionalnya dimakan selama Festival Musim Semi. Lumpia adalah hidangan Tahun Baru Imlek yang sangat populer di China bagian Timur, seperti Jiangxi, Jiangsu, Shanghai, Fujian, Guangzhou, Shenzhen, Hong Kong, dan lainnya.
Lumpia adalah hidangan dim sum Kanton yang terdiri dari gulungan berbentuk silinder yang diisi dengan sayuran, daging, atau bahan manis. Isian dibungkus dengan adonan tipis, kemudian digoreng, memberikan lumpia warna kuning keemasan.
Kue bulan atau yang dikenal dengan moon cake. Berbeda dengan kue-kue lainnya, kue bulan adalah makanan manis khas Imlek yang mirip dengan pia dan diisi dengan pasta kacang merah. Bentuknya yang bulat seperti bulan melambangkan kesatuan. Oleh karena itu, mengonsumsi kue bulan diyakini dapat membawa rezeki, kemakmuran, dan kesehatan yang utuh sepanjang tahun.
Mie umur panjang secara mengejutkan melambangkan harapan untuk umur panjang. Panjangnya dan cara penyajiannya yang tidak terputus juga merupakan simbol kehidupan pemakannya. Ini adalah makanan keberuntungan yang dimakan pada Hari Tahun Baru China di China Utara.
Namun, kalian perlu berhati-hati saat mempersiapkan dan menyantapnya. Pasalnya, mi yang terpotong atau pendek, meskipun tidak disengaja, melambangkan nasib buruk dan bisa memperpendek umur.
Udang merupakan hidangan Tahun Baru Imlek yang populer di kalangan masyarakat Kanton. Udang melambangkan keaktifan, kebahagiaan dan keberuntungan, karena kata dalam bahasa Kanton untuk udang, ha, terdengar seperti tawa.
Itu dia beragam makanan khas Imlek yang dipercaya membawa keberuntungan. Semoga bermanfaat!
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Distika Safara Setianda pada 21 Jan 2025
Tulisan ini telah tayang di balinesia.id oleh Redaksi pada 21 Jan 2025