menabung
Jumat, 09 Februari 2024 14:06 WIB
Penulis:Redaksi Daerah
Editor:Redaksi Daerah
JAKARTA – Pada Sabtu 10 Februari, orang Tionghoa melakukan perayaan tahun baru Imlek. Pada momen penting ini, ternyata ada sejumlah pantangan yang tidak boleh dilakukan dalam perayaan Imlek.
Setiap orang tentunya memiliki budaya, maupun tradisi sesuai dengan keyakinan serta adat mereka masing-masing. Tak terkecuali orang Tionghoa, dalam menjalakan perayaan tahun baru Imlek terdapat hal tabu, yang tidak boleh dilakukan pada hari itu.
Dalam merayakan Imlek, selama sehari orang Tionghoa dilarang membersihkan rumah atau menyapu sekali pun. Hal tersebut dikarenakan orang Tionghoa meyakini bahwa, dengan menyapu atau membersihkan rumah, hal tersebut dianggap turut membuang rezeki serta keberuntungan yang datang ke dalam rumah.
Maka oleh sebab itu, orang Tionghoa akan melakukan bersih-bersih satu hari sebelum perayaan Imlek. Hal ini perlu dilakukan juga, karena dengan membersihkan rumah sebelum perayaan Imlek akan dapat membuang kesialan atau ketidakberuntungan.
Selain menyapu dan bersih-bersih, menyantap daging juga merupakan hal yang dilarang saat perayaan Imlek. Tidak boleh menyantap sajian daging dan olahannya, sebab hal itu dilakukan untuk menghormati Buddha.
Orang Tionghoa juga tidak diperkenankan untuk makan bubur saat merayakan imlek. Lantaran, bagi orang Tionghoa bubur dianggap sebagai makanan orang miskin. Jika dilanggar akan berpengaruh buruk terhadap keuangan kedepannya.
Sebaiknya hindari menggunakan benda-benda tajam selama perayaan Imlek. Orang Tionghoa tidak melakukan itu, karena dianggap dapat memotong rezeki dan kesuksesan. Seperti halnya gunting memotong tali, seperti memotong harapan hidup panjang umur.
Selama perayaan Imlek, minum obat juga pantang dilakukan sebab dianggap mengharapkan sakit sepanjang tahun. Jika tidak memiliki sakit kronis, orang Tionghoa dianjurkan untuk menghindari meminum obat, mengunjungi dokter, mendapat suntikan atau melakukan operasi.
Orang Tionghoa meyakini dengan memberikan hadiah jam, memiliki arti yang sama dengan melayat atau menghadiri pemakaman. Selain itu, jam juga diyakini sebagai lambang waktu yang sudah habis.
Bukan hanya jam yang bermakna buruk, payung dan cermin juga tidak boleh dijadikan hadiah untuk perayaan Imlek. Payung memiliki arti yang sama dengan putus. Jika orang Tionghoa memberikan payung sebagai hadiah, hal ini dikhawatirkan akan menimbulkan kesalahpahaman yang bisa berdampak buruk dalam hubungan mereka.
Kemudian cermin dianggap dapat menarik roh jahat, oleh sebab itu orang Tionghoa dilarang memberikan hadiah cermin.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Ananda Astri Dianka pada 09 Feb 2024
Tulisan ini telah tayang di balinesia.id oleh Redaksi pada 09 Feb 2024