Ahli Gizi SPH Punya Cara Sehat Mengolah Daging Kurban, Cek di Sini

Kamis, 22 Juli 2021 21:50 WIB

Penulis:Sutan Kampai

Editor:Sutan Kampai

4916-alasan-kenapa-daging-mentah-tak-boleh-dicuci.jpg
Ilustrasi daging mentah (styl.id)

Lebaran Idul Adha merupakan sebuah hari raya dalam agama Islam. Dalam rangka peringatan tersebut, umat islam yang mampu diimbau untuk berkurban Sapi atau kambing dan daging hewan tersebut akan dibagikan kepada masyarakat sekitar.

Nah untuk masyarakat yang mendapatkan daging tentunya akan mengolahnya menjadi makanan yang bisa disantap dan dinikmati bersama keluarga. Kepala Ruangan Gizi di Semen Padang Hospital (SPH) Yusminatati, S.Gz mengungkapkan, ada cara sehat yang mesti diketahui masyarakat dalam mengolah dan mengonsumsi daging kurban agar tetap sehat di masa pandemi.

"Yang pertama yang mesti diketahui saat akan mengolah daging kurban yakni mengetahui kesegarannya. Yang mencirikan daging kurban itu segar yakni dagingnya bewarna kemerahan, baunya segar, teksturnya kenyal dan padat. Biasanya kalau untuk daging kurban itu termasuk segar, karena baru dilakukan penyembelihan," jelas ahli gizi yang kerap disapa Uti ini melalui keterangan tertulisnya, Kamis 22 Juli 2021.

Kemudian, untuk mereka yang menerima daging dari panitia, Uti mengimbau agar membersihkan daging tersebut sampai bersih sebelum diolah untuk dimasak. Sebenarnya sesuatu yang diolah sebaiknya memang harus dicuci dahulu agar terhindar dari kontaminasi bakteri.

Jika terlalu banyak dan ingin diolah menjadi masakan tidak pada hari tersebut, ia juga menyampaikan petunjuk yang tepat untuk penyimpanannya. Setelah daging diterima, jika terlihat kotor seperti terkena pasir dan sebagainya baiknya daging dibersihkan dahulu. 
Kemudian daging dipotong-potong sesuai porsinya dan dimasukkan kedalam plastik yang kedap udara, porsi penyimpan untuk satu kali pengolahan. Lalu masukkan ke freezer dengan suhu -18 derajat celcius. Penyimpanan dengan cara itu bisa membuat daging tahan sampai 1 tahun.

"Daging sebenarnya sangat dibutuhkan tubuh,  namun bisa jdi pemicu penyakit apabila tidak tepat dalam pengolahannya," katanya.

Oleh karena itu lanjutnya, untuk pengolahan yang tepat sebaiknya daging direbus dahulu agar mengurangi senyawa radikal bebas. Senyawa radikal bebas seperti penyempitan pembuluh darah dan bisa ke hipertensi dan stroke, sehingga untuk mengurangi resiko tersebut lakukan pengolahan dengan direbus.

"Namun jika memang ingin seperti direndang, karena orang padang kebiasaan bikin rendang ya, maka sebaiknya santan jangan terlalu banyak dan jangan sering dipanaskan. Karena hal itu dapat memicu penyakit," ungkapnya.

Selain itu, Uti mengungkapkan bahwa daging dapat memperkuat imun tubuh, apalagi hal itu dibutuhkan di tengah kondisi pandemi saat ini. Daging mengandung banyak manfaat yang baik untuk tubuh seperti memiliki protein tinggi, zinc serta vitamin B12.

"Nah agar daging bermanfaat bagi tubuh batasilah konsumsi daging kurban tersebut, sebaiknya hanya 65 gram perhari. Jadi untuk seminggu konsumsinya dibatasi sebanyak 350-500 gram saja untuk tiap orang," ujarnya.

Di tengah suasana Lebaran Idul Adha ini, Uti mengimbau agar masyarakat tidak berlebihan mengonsumsi daging kurban. Ia juga mengingatkan agar saat makan imbangi dengan serat seperti sayur dan buah buahan.

"Dan jangan lupa untuk selalu tetap menjaga protokol kesehatan agar kita semua sehat dan tidak terpapar COVID-19," tutupnya.*