tahun baru
Rabu, 31 Desember 2025 11:13 WIB
Penulis:Redaksi Daerah
Editor:Redaksi Daerah

JAKARTA – Tahun Baru kerap dimaknai sebagai waktu yang tepat untuk merayakan pergantian tahun lewat berbagai tradisi lama yang diyakini membawa keberuntungan, rezeki, dan kemakmuran. Terlepas dari percaya atau tidak pada takhayul, tradisi tersebut tetap menarik untuk disimak.
Selain melakukan hal-hal yang dianggap mengundang nasib baik, banyak orang juga meyakini pentingnya menghindari kebiasaan tertentu agar terhindar dari kesialan di awal tahun.
Mengutip Delish, meski tak memiliki dasar ilmiah dan tidak dipercaya semua orang, berbagai pantangan ini masih sering dijalankan sebagai bagian dari perayaan Tahun Baru. Salah satunya berkaitan dengan jenis makanan yang sebaiknya tidak dikonsumsi saat momen tersebut.
Berikut jenis makanan yang sebaiknya dihindari saat Tahun Baru:
Jika kamu tidak ingin menghadapi hambatan besar di tahun depan, sebaiknya hindari menyantap kepiting, lobster, dan jenis krustasea lainnya saat Tahun Baru. Alasannya, hewan-hewan ini bergerak menyamping atau mundur, bukan ke depan.
Oleh karena itu, makanan ini dianggap sebagai simbol kemunduran dan hambatan dalam hidup. Banyak orang yang memilih menjauhinya dengan harapan perjalanan hidup di tahun baru dapat terus melangkah maju.
Namun tak perlu khawatir, kamu tetap bisa menikmati hidangan laut dengan memilih ikan yang berenang maju, seperti salmon atau tuna.
Ternyata, pisang kerap dikaitkan dengan berbagai kepercayaan tentang kesialan. Bukan hanya memotongnya yang dianggap membawa nasib buruk, tetapi membawa pisang ke atas kapal dipercaya bisa mendatangkan kesialan. Untuk itu, pisang sering dihindari saat pergantian tahun.
Jika tidak ingin keberuntunganmu hilang di tahun baru, sebaiknya hindari hewan bersayap yang mencakar tanah, seperti kalkun atau ayam. Ayam dan kalkun mencakar tanah ke belakang, yang dapat menyiratkan kehidupan yang terus menoleh ke masa lalu atau hidup pas-pasan.
Hidangan laut seperti udang dan jenis ikan pemakan dasar laut dipercaya melambangkan hidup dari sisa-sisa. Jika Anda tidak ingin menjalani kehidupan yang serba pas-pasan atau hidup dari sisa-sisa di tahun mendatang, makanan ini sebaiknya dihindari.
Meski hampir tak mungkin dihindari, memotong roti dan menemukan rongga besar di dalamnya dipercaya sebagai pertanda buruk, bahkan dikaitkan dengan kematian, terutama jika terjadi saat Tahun Baru. Satu-satunya pengecualian adalah roti berbentuk bulat yang dianggap melambangkan lingkaran keberuntungan, namun banyak orang memilih tidak mengambil risiko.
Makanan yang mudah patah atau hancur dianggap sebagai simbol hubungan maupun keberuntungan yang tidak kokoh. Karena kepercayaan tersebut, sebagian orang memilih menjauhi jenis makanan ini saat malam pergantian tahun.
Menghabiskan semua makanan di piring dipercaya sebagai pertanda kekurangan di tahun yang akan datang. Sebaliknya, meninggalkan sedikit makanan justru diyakini dapat mendatangkan kelimpahan rezeki.
Memotong makanan tertentu, seperti mi atau makanan panjang dipercaya bisa “memotong” umur panjang atau keberuntungan.
Memberi peterseli sebagai hadiah kerap dianggap sebagai pertanda kurang baik. Oleh sebab itu, banyak orang menghindari menjadikan rempah ini sebagai bingkisan pada perayaan Tahun Baru.
Dalam tradisi Tionghoa, warna putih dianggap membawa kesialan karena melambangkan kematian. Oleh karena itu, makanan berwarna putih sebaiknya tidak disajikan saat perayaan. Tahu, telur, nasi, kembang kol, hingga keju putih pun biasanya dihindari untuk sementara waktu. Sebagai gantinya, meja Tahun Baru dianjurkan diisi dengan beragam hidangan berwarna cerah.
Sebagian orang meyakini bahwa mengawali tahun baru dengan kulkas dan lemari dapur yang kosong dapat membawa kesialan dan menandakan kekurangan dalam hidup. Untuk menghindarinya, pastikan persediaan bahan makanan tetap terisi dengan berbagai kebutuhan dan favoritmu.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.id oleh Distika Safara Setianda pada 31 Dec 2025
Tulisan ini telah tayang di balinesia.id oleh Redaksi pada 31 Des 2025