Dokter Spesialis Anak SPH Punya Cara Bijak Menangani Anak yang Terpapar COVID-19

Rabu, 14 Juli 2021 22:09 WIB

Penulis:Sutan Kampai

Editor:Sutan Kampai

WhatsApp Image 2021-07-14 at 16.38.23.jpeg
dr. Dhina Lydia Lestari, M.Biomed, Sp. A

Angka positif kasus COVID-19 kembali meningkat di berbagai daerah di Indonesia. Selain menular pada orang dewasa, virus corona juga dapat menular pada anak-anak.

Dokter Spesialis Anak Semen Padang Hospital (SPH) dr. Dhina Lydia Lestari, M.Biomed, Sp. A mengungkapkan,  sejak awal masuknya COVID-19 ke Indonesia, sudah ada anak-anak yang terpapar virus tersebut. Namun kasus tersebut sempat menurun pada akhir tahun dan kembali mengalami kenaikan dalam beberapa waktu ini, dimana angka yang melandai jadi meningkat lagi.

"Tapi sejauh ini, dari pantauan kami di SPH, angka dari kasus positif COVID-19 pada anak tidak begitu mencolok. Dari 8 kasus yang positif, satu dari jumlah tersebut merupakan anak-anak," katanya, Rabu 14 Juli 2021.

Dalam upaya mencegah penularan virus tersebut pada anak-anak, perlu peran penting orang tua untuk mengaja anak-anak dan seluruh anggota keluarga agar tetap di rumah saja. Penjagaan anak agar tidak tertular musti diperhatikan, terutama bagi anak-anak di bawah usia 5 tahun yang sedang dalam masa tumbuh kembang, sehingga rentan tertular berbagai penyakit termasuk COVID-19.

Kemudian, jika terpaksa keluar rumah, ia mengimbau setiap orang tua untuk memastikan bahwa anak-anaknya dibekali dengan Alat Perlindungan Diri (APD)  seperti masker/face shield dan rajin mencuci tangan setiap habis menyentuh benda apapun, terutama saat berada di kondisi keramaian.

Dokter Dhina menjelaskan, gejala yang dirasakan anak kecil rara-rata hampir sama dengan yang dirasakan oleh orang dewasa, namun mereka tidak mampu untuk memaparkan dengan jelas tentang apa yang dirasakannya.

Namun orang tua dapat melakukan screening awal pada anak seperti jika ia mengalami demam dengan suhu tubuhnya mencapai hingga 38 derajat celcius, hingga gangguan pernapasan seperti batuk, pilek hingga sesak napas.

Kemudian ada gejala lain dari jenis COVID-19 yang berkembang seperti gangguan saluran cerna, seperti mual, muntah bahkan mencret. Hal itu merupakan gejala dari varian COVID-19 Deltha asal India, bukan gangguan saluran pernapasan tapi meyerang saluran perncernaan.

Untuk mencegah penularan COVID-19 pada anak, belum ada vaksin yang dapat diberikan kepada anak-anak usia di bawah 11 tahun. Tapi untuk anak dengan usia 12 - 17 tahun, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Pusat telah merekomendasikan untuk pemberian vaksin COVID-19 dengan rentang usia tersebut.

Karena tidak bisa mendapatkan vaksin, orang tua dari anak-anak di bawah usia 11 tahun dapat mencoba melindungi diri agar anaknya tidak tertular virus corona melalui  meningkatkan imunitas tubuh anak dengan cara  memakan makanan yang sehat, istirahat yang cukup, APD, cuci tangan dan memberikan multi vitamin yang dapat meningkatkan imunitas.

"Untuk meningkatkan imunitas, orang tua dapat memberikan Vitamin A, B, C dan D, Zinc dan kurkumoid. Hal ini karena multivitamin dapat meningkatkan imun tubuh dengan maksimal. Jadi ini berguna untuk perlindungan dari dalam selain penggunaan APD dan rajin mencuci tangan.

Penyebab penularan virus COVID-19 pada anak-anak kata dokter Dhina, biasanya karena terpapar dari orang tua hingga kakek dan neneknya yang terkonfirmasi. Hal ini menunjukkan bahwa orang-orang terdekat dari si anak dapat menjadi penular ketika anaknya hanya berada di rumah saja sedangkan orang dewasa yang di rumahnya kembali dari luar setelah bekerja.

"Kita tidak dapat memastikan dari mana virusnya menempel seperti di baju, celana atau benda lainnya pada orang dewasa, sehingga anak-anak yang di rumah tertular dari situ," jelasnya. (rilis)