Ekonomi
Selasa, 13 Desember 2022 22:00 WIB
Penulis:Egi Caniago
Editor:Egi Caniago
Kemacetan infrastruktur Rusia semakin memburuk di musim dingin. Pasalnya, permintaan kargo menuju Asia di tengah sanksi Eropa terhadap Moskow menyebabkan kemacetan kereta api dan memperburuk prospek penjualan batubara ke China.
Sebelumnya diketahui, Presiden Rusia Vladimir Putin telah mendesak bisnis domestik untuk menjalin hubungan lebih dekat dengan Asia dan Amerika Latin setelah Eropa memperkenalkan sanksi besar-besaran terhadap Moskow.
Lantaran hal tersebut, tanpa bisa diprediksi, terjadi belokan logistik secara besar-besaran ke wilayah Timur pada akhir tahun ini.
Saat ini arah tersebut terlihat permintaan yang sangat tinggi, tidak hanya untuk ekspor batu bara tetapi juga untuk pengangkutan barang di semua sektor di Indonesia. ekonomi," kata juru bicara Perkeretaapian Rusia seperti dikutip TrenAsia.com dari Reuters Slasa, 13 Desember 2022.
Menurut data Russian Railways, total ekspor kargo ke arah timur turun menjadi 132,4 juta ton pada Januari-November dari 135 juta ton pada periode yang sama tahun lalu.
Selain itu, wilayah penghasil batu bara utama Rusia Kuzbass di Siberia Barat kemungkinan akan kehilangan target ekspor batu baranya tahun ini dan berikutnya karena kemacetan logistik.
Gubernur Kuzbass, Sergei Tsivilyov mengatakan wilayahnya ditargetkan akan memasok 58 juta ton untuk ekspor ke timur tahun ini. Sementara Perkeretaapian Rusia diprediksi hanya akan dapat mengekspor hanya maksimal 48,5 juta ton.
Pada tahun depan, rencananya mencapai 63 juta ton, sementara Tsivilyov mengatakan perkeretaapian telah menawarkan untuk mengangkut 52,5 juta ton.
Kendala ekspor batu bara Rusia terbukti ternyata juga terasa menyakitkan bagi China. Sebab, permintaan bahan bakar di sektor pembangkit listrik dan pemanas meningkat di musim dingin.
Sebagai informasi, menurut data terbaru, impor batu bara China dari Rusia pada Oktober secara total dilaporkan merosot dari bulan sebelumnya. Biang keroknya adalah hambatan logistik Rusia yang menghambat pasokan dan permintaan yang lebih rendah di China serta keterbatasan bahan bakar fosil.
Menurut data, pada Oktober, jumlah ekspor batu bara Rusia ke China berada pada angka 6,43 juta ton. Angka ini turun dari bulan sebelumnya yang mencapai 6,95 juta ton. Meski begitu, angka ekspor Oktober masih lebih tinggi 26% dibanding periode sama di tahun sebelumnya.
Adapun rekor ekspor batu bara Rusia ke China menurut data Bea Cukai Rusia berada pada 8,54 juta ton pada bulan Agustus tahun ini. (TrenAsia.com)