Garuda
Sabtu, 06 Mei 2023 21:15 WIB
Penulis:Egi Caniago
Editor:Egi Caniago
PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) berhasil meraup pendapatan sebesar US$602,99 juta atau setara Rp8,86 triliun (kurs Rp14.700 per dolar Amerika Serikat) pada kuartal I-2023. Angka ini meningkat dari pendapatan periode yang sama tahun 2022 sebesar US$350 juta atau sekitar Rp5,14 triliun.
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengungkapkan kenaikan pendapatan Garuda sejalan dengan peningkatan trafik penumpang sebesar 60% pada tiga bulan awal tahun ini.
Pertumbuhan pendapatan usaha Garuda Indenesia pada kuartal I-2023 ditunjang oleh capaian pendapatan penerbangan terjadwal sejumlah US$506,82 juta (Rp7,45 triliun) yang tumbuh sebesar 87% dari kuartal I-2022. Kemudian, komposisi pendapatan lainnya yang tumbuh sebesar 50% menjadi US$83,35 juta.
“Trafik penumpang yang berhasil dicatatkan Garuda Indonesia Group pada kuartal 1-2023 yang sedikitnya berjumlah 4,5 juta penumpang, atau tumbuh sekitar 60 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun 2022 sebesar 2,7 juta penumpang,” ujar Irfan dalam keterangan resmi, dikutip Jumat, 5 Mei 2023.
Hingga Maret 2023, Garuda Indonesia turut mencatatkan pertumbuhan EBITDA hingga 92% yakni menjadi US$71 juta atau membaik dibandingkan dengan EBITDA pada periode yang sama tahun 2022 sebesar US$37 juta.
Dengan kenaikan pendapatan ini, Garuda Indonesia juga berhasil memangkas rugi bersih pada kuartal I-2023 menjadi sebesar US$110,03 juta atau Rp1,61 triliun. Kerugian maskapai pelat merah ini turun tajam hingga 50,91% dibandingkan dengan periode yang sama 2022 sebesar US$224,14 juta.
Adapun pencatatan rugi bersih pada tahun kinerja berjalan ini dipengaruhi oleh penerapan standar akuntansi PSAK 73 yang mengatur tentang pembukuan transaksi sewa pada beban operasi.
“Terlepas dari adanya penerapan PSAK tersebut, Garuda Indonesia secara fundamental operasional kinerja terus mencatatkan kinerja yang positif. Hal ini terlihat dari sejumlah indikator penting pada kinerja usaha baik dari sisi EBITDA, arus kas hingga peningkatan trafik penumpang," ujar Irfan Setiaputra
Garuda Indonesia pada akhir Maret 2023 juga menyelesaikan kewajiban terhadap 254 kreditur yang memiliki nilai tagihan hingga Rp255 juta, dengan total nilai tagihan yang harus dibayarkan mencapai hingga Rp15.432.720.782 (Rp15,43 miliar).
Ke depan, tambahnya, sebagai bagian dari implementasi perjanjian perdamaian yakni perusahaan juga membukukan ketersediaan sinking fund sebesar US$61 juta hingga akhir kuartal I-2023 dalam kaitan pemenuhan kewajiban yang tertuang dalam Perjanjian Perdamaian Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU).
Dari aspek operasional, Garuda Indonesia turut mencatat pertumbuhan signifikan pada angkutan penumpang yang tercatat tumbuh sebesar 98,2% pada kuartal I-2023 atau sebesar 1,8 juta penumpang.
Pertumbuhan angkutan penumpang penerbangan internasional yang signifikan tumbuh lebih dari 438%. Pada kuartal I-2023, Garuda Indonesia mencatatkan angkutan penumpang penerbangan internasional sebesar 363.000 orang dari sebelumnya berjumlah 66.000 penumpang.
Sedangkan, untuk penumpang penerbangan domestik Garuda Indonesia mencatatkan pertumbuhan lebih dari 72% menjadi 1,4 juta penumpang.
2 tahun yang lalu