Gen Z Galau Pilih Mobil Pertama, Mobil Listrik vs Mobil Bensin

Kamis, 13 November 2025 11:02 WIB

Penulis:Redaksi Daerah

Editor:Redaksi Daerah

Saat Beli Mobil Pertama, Gen Z  Pilih Mobil Listrik atau Mobil Bensin?
Saat Beli Mobil Pertama, Gen Z Pilih Mobil Listrik atau Mobil Bensin? (Antara)

JAKARTA – Generasi Z kini muncul sebagai salah satu segmen paling berpengaruh di pasar otomotif. Terlahir di era digital dengan kesadaran tinggi terhadap isu lingkungan, pilihan mereka dalam menentukan mobil pertama dianggap sebagai gambaran arah baru bagi industri otomotif dunia.

Meski promosi kendaraan listrik semakin gencar, muncul pertanyaan besar: apakah Gen Z benar-benar siap meninggalkan mobil berbahan bakar bensin dan beralih ke kendaraan listrik?

Mengutip laporan dari laman Volvo Cars pada Selasa, 11 November 2025, berbagai hasil survei global menunjukkan bahwa Gen Z menunjukkan sikap yang semakin positif dan terbuka terhadap penggunaan kendaraan ramah lingkungan.

Sebagai contoh dalam laporan Volvo Cars Canada mencatat, 51% Gen Z mempertimbangkan untuk membeli mobil plug-in hybrid sebagai kendaraan pertama mereka. Alasan utamanya sederhana harga bahan bakar yang terus naik dan kepedulian terhadap lingkungan.

Sementara itu, riset Collage Group menunjukkan 16% Gen Z memilih kendaraan listrik murni (EV), dan 43% lainnya tertarik pada mobil hibrida. Namun, 42% masih tetap setia pada mobil bensin konvensional. 

Data ini menunjukkan bahwa meski ada minat kuat terhadap kendaraan ramah lingkungan, transisi penuh ke mobil listrik masih berjalan bertahap.

Ramah Lingkungan dan Penuh Teknologi

Mobil listrik memang memiliki daya tarik tersendiri bagi generasi muda. Teknologinya lebih modern, akselerasinya instan, dan yang paling penting, tidak menghasilkan emisi gas buang. 

Selain itu, biaya operasional mobil listrik juga cenderung lebih rendah dibanding mobil bensin karena tarif listrik per kilometer lebih hemat.

“The future of transport is becoming increasingly electric,” ujar Alec Lucas, analis perusahaan manajemen investasi asal Amerika Serikat, Global X, menegaskan bahwa masa depan transportasi akan semakin mengarah pada elektrifikasi.

Namun, di balik keunggulan itu, ada tantangan nyata meliputi Infrastruktur pengisian daya masih terbatas, terutama di kawasan luar kota. Selain itu, harga mobil listrik masih relatif tinggi.

Menurut riset GoBankingRates, sebagian besar Gen Z hanya mau beralih ke EV jika selisih harganya tidak lebih dari US$7.500 dibanding mobil bensin sekelasnya.

Baca juga : FUTR Genjot Tiga Pilar Energi Hijau: Geotermal, PLTS, dan Bursa Karbon

Mobil Bensin Masih Realistis

Bagi banyak anak muda, mobil bensin tetap menjadi pilihan pertama yang paling realistis. Alasannya, harga awal yang lebih terjangkau dan ketersediaan infrastruktur yang luas. Pom bensin mudah ditemukan di mana-mana, sementara waktu pengisian hanya beberapa menit.

Selain itu, servis dan suku cadang mobil bensin lebih mudah ditemukan dengan biaya yang relatif terjangkau.  Namun, mobil bensin memiliki kekurangan utama pada emisi karbon dan biaya bahan bakar yang fluktuatif. 

Dalam jangka panjang, kebijakan pemerintah dunia menuju net-zero emission dapat membuat mobil bensin semakin tertekan, baik dari sisi pajak maupun nilai jual kembali.

Pilihan mobil pertama akhirnya bukan hanya soal teknologi, tetapi juga mencerminkan gaya hidup, kesadaran finansial, dan pandangan masa depan.

Dan mungkin, bagi sebagian besar Gen Z saat ini, mobil hibrida menjadi jembatan sempurna, menggabungkan efisiensi listrik dengan kepraktisan bensin.

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.id oleh Muhammad Imam Hatami pada 12 Nov 2025 

Tulisan ini telah tayang di balinesia.id oleh Redaksi pada 13 Nov 2025