Kalung Minyak Kayu Putih Belum Teruji Antivirus COVID-19, Kata Akademisi UI

Senin, 06 Juli 2020 03:56 WIB

Penulis:Sutan Kampai

Kalung minyak kayu putih berbahan Eucalyptus yang diklaim mampu tangkal virus COVID-19. / Facebook @KementanRI
Kalung minyak kayu putih berbahan Eucalyptus yang diklaim mampu tangkal virus COVID-19. / Facebook @KementanRI

Akademisi dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) menyoroti kalung antivirus COVID-19 dari Eucalyptus atau minyak kayu putih temuan Kementerian Pertanian.

Dekan FKUI Prof. Ari Fahrial Syam mengatakan efek antiviral minyak kayu putih dan varian produk berbahan Eucalyptus lainnya masih harus diteliti lebih lanjut. Begitu juga dengan khasiatnya dalam menangkal COVID-19, juga harus diteliti.

Untuk itu, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia menyatakan siap mendukung penelitian dan uji klinis untuk mengetahui khasiat produk Eucalyptus dalam menangkal serangan virus COVID-19.

“Kita dari FKUI siap bekerja sama dengan balai besar penelitian veternier untuk melakukan uji animal (pada hewan) dan uji klinis dengan produk minyak kayu putih ini,” kata dia, seperti dikutip dari TrenAsia.com, Minggu 4 Juli 2020.

Menurut dia, riset mengenai khasiat produk berbahan Eucalyptus untuk mengatasi COVID-19 saat ini baru dilakukan pada tingkat sel, pada tahap invitro. Riset belum secara spesifik diujikan pada SARS-CoV-2, virus corona penyebab COVID-19.

Dia menambahkan, saat ini harapan masyaarakat, media, dan pemerintah begitu besar terhadap penanganan virus COVID-19. Sehingga, penelitian baru di tingkat sel saja langsung diklaim sebagai obat antivirus.

“Jangan skeptis atas hasil penelitian invitro bahwa minyak kayu putih ada efek positif untuk virus COVID-19, tapi juga tidak boleh berlebihan beranggapan hasil penelitian invitro langsung diklaim sebagai antivirus COVID-19. Masih butuh perjalanan riset yang panjang untuk sampai bisa klaim sebagai antivirus,” imbuhnya.

Ari menjelaskan bahwa varian produk berbahan Eucalyptus belum bisa diklaim sebagai obat antivirus.

“Jadi saya tidak setuju jika kalung minyak kayu putih disebut kalung antivirus. Cukuplah disebut kalung kayu putih. Saya berharap riset minyak kayu putih tersebut berlanjut karena minyak kayu putih memang sudah kita gunakan sejak dahulu kala dan juga sampai hari ini untuk berbagai masalah kesehatan,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala Balai Besar Penelitian Veteriner Kementan Indi Dharmayanti menegaskan bahwa semua inovasi yang dilakukan masih dalam tahap invitro dengan proses riset dan penelitian yang masih panjang.

“Sebenarnya bukan obat untuk corona, karena riset masih terus berjalan. Tapi ini adalah ekstrak dengan metode desilasi untuk bisa membunuh virus yang kita gunakan di laboratorium. Toh, sesudah kita lakukan screening, ternyata Eucalyptus ini memiliki kemampuan membunuh virus influenza bahkan corona,” tegasnya.

Akan tetapi, dia menambahkan produk ini akan dipasarkan oleh pihak ketiga. Dalam hal ini, perusahaan swasta yang bergerak di bidang minyak berbahan dasar tanaman Eucalyptus, PT Eagle Indo Pharma produsen minyak kayu putih Cap Lang, bakal melakukan produksi.

“Dalam waktu dekat mungkin akan dipasarkan melalui perusahaan swasta,” imbuhnya.