liburan
Senin, 08 Januari 2024 16:13 WIB
Penulis:Redaksi Daerah
Editor:Redaksi Daerah
JAKARTA - Tahun ini, Indonesia akan kembali menyelenggarakan pemilihan umum. Di tengah kampanye dan aktivitas yang menyertai penerapan demokrasi ini, terdapat kekhawatiran masyarakat Indonesia yang semakin besar terhadap penyebaran konten palsu yang dibuat melalui teknologi deepfake.
Ada kekhawatiran bahwa deepfake, teknik manipulasi konten video dan suara yang mengandalkan Artificial Intelligence (AI), akan digunakan untuk mempengaruhi situasi dan opini publik menjelang pemilu 2024. Apa itu deepfake?
Deepfake sendiri adalah suatu teknologi yang mampumembuat salinan gambar, video, dan suara yang meyakinkan melalui pemanfaatan AI. Ini adalah metode lanjutan yang menggunakan algoritme pembelajaran mesin berlapis untuk secara progresif mengekstraksi fitur tingkat tinggi dari masukan mentah. Ia mampu belajar dari data tidak terstruktur - seperti wajah manusia.
Penelitian perusahaan global cybersecurity, Kaspersky, mengungkapkan bahwa terdapat permintaan yang signifikan terhadap deepfake. Dalam beberapa kasus, terdapat kemungkinan permintaan deepfake dari individu terhadap target tertentu seperti selebritas atau tokoh politik. Harga per menit video deepfake dapat berkisar dari $300 hingga $20.000.
Penelitian analisis dark web ini dibantu oleh layanan Kaspersky Digital Footprint Intelligence, yang melakukan analisis otomatis dan manual terhadap web permukaan (surface web), web dalam (deep web), dan web gelap (dark web).
Genie Sugene Gan, Head of Government Affairs and Public Policy for Asia-Pacific, Japan, Middle East, Turkey and Africa Regions di Kaspersky mengungkapkan penjahat siber menggunakan teknologi terkini untuk melakukan penipuan finansial, manipulasi politik, balas dendam, disinformasi, hingga pelecehan. Teknologi deepfake sendiri tidak berbahaya, namun di tangan penipu, teknologi ini bisa menjadi alat kejahatan.
“Ancaman digital berupa SMS, email phishing, video palsu, dan situs berbahaya harus diantisipasi pada musim pemilu di Indonesia tahun depan. Penting bagi masyarakat di sini untuk waspada terhadap konten berbahaya yang mungkin mereka temui secara online selama periode ini,” komentar .
Berikut tips untuk menghindari bahaya Deepfake :
"Percaya tetapi verifikasi (trust but verify). Sikap skeptis terhadap pesan suara dan video tidak menjamin kita terlepas dari jeratan penipuan, namun dapat membantu Anda menghindarinya.
Jika Deepfake mulai digunakan oleh peretas dalam upaya mereka membobol jaringan pribadi dan organisasi, lakukan langkah ini untuk meminimalkan risiko:
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Laila Ramdhini pada 06 Jan 2024
Tulisan ini telah tayang di balinesia.id oleh Redaksi pada 08 Jan 2024
22 hari yang lalu