Kinerja Bank BUMN 2020 Ambrol: BNI Terburuk, Mandiri Terbaik

Rabu, 19 Agustus 2020 15:33 WIB

Penulis:Sukirno

Suasana Gedung dengan logo baru Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Senin, 6 Juli 2020. Logo baru yang diluncurkan pada Rabu, 1 Juli 2020 menjadi simbolisasi dari visi dan misi kementerian maupun seluruh BUMN dalam menatap era kekinian yang penuh tantangan sekaligus kesempatan. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia

JAKARTA – Kinerja empat bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang tergabung dalam Himpunan Bank-bank Milik Negara (Himbara) tampaknya terpukul pandemi COVID-19.

Keempat Himbara tersebut, yakni PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. atau BRI, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. atau BTN, dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. atau BNI.

Dari empat bank pelat merah, BNI membukukan penurunan laba bersih paling dalam. Sedangkan, Bank Mandiri jauh lebih baik meski sama-sama merosot tetapi masih lebih dangkal penurunannya dibandingkan dengan empat bank pelat merah lainnya.

Gedung Bank Mandiri. / Facebook @bankmandiri

1. Bank Mandiri

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. atau Bank Mandiri (BMRI) mencatat laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik sebesar Rp9,8 triliun pada semester I-2020. Laba tersebut turun 23,4% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp12,8 triliun.

Akan tetapi, pendapatan bank pelat merah ini masih mengalami peningkatan meski tipis 0,5% dari Rp37,1 triliun per Juni 2019 menjadi Rp37,3 triliun per Juni 2020.

Penyaluran kredit konsolidasi yang meningkat 4,38% secara year-on-year (yoy) menjadi Rp871,7 triliun pada paruh pertama tahun ini. Sedangkan, dana pihak ketiga (DPK) konsolidasi tumbuh 15,82% yoy menjadi Rp976,6 triliun.

Pada periode ini, aset BMRI naik 9,1% yoy menjadi Rp1.359,4 triliun. Rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) mencapai 3,28% per Juni 2020.

Pada perdagangan Rabu, 19 Agustus 2020, saham BMRI tercatat turun 0,81% sebesar 50 poin ke level Rp6.100 per lembar. Kapitalisasi pasar saham BMRI mencapai Rp287 triliun dengan imbal hasil negatif 12,98% dalam setahun terakhir.

Gedung BRI di Kawasan Sudirman, Jakarta Pusat. / Bri.co.id

2. BRI

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. atau BRI (BBRI) membukukan laba bersih konsolidasi Rp10,2 triliun pada semester I-2020. Perolehan laba bersih itu anjlok 36,9% dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp16,1 triliun.

Hingga akhir Juni 2020, tercatat BRI telah menyalurkan kredit secara konsolidasi sebesar Rp922,97 triliun atau tumbuh 5,23% yoy. Sedangkan, DPK BRI konsolidasian tercatat Rp1.072,50 triliun, tumbuh 13,49% yoy.

Adapun, total aset BRI mencapai Rp1.387,76 triliun atau tumbuh 7,73%. Sedangkan, NPL BRI konsolidasian terjaga di angka 3,13%.

Pada perdagangan Rabu, 19 Agustus 2020, saham BBRI tercatat naik 1,14% sebesar 40 poin ke level Rp3.560 per lembar. Kapitalisasi pasar saham BBRI mencapai Rp440,34 triliun dengan imbal hasil negatif 11,36% dalam setahun terakhir.

Gedung BTN. / Btn.co.id

3. BTN

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. atau BTN (BBTN) mencatat laba bersih pada semester I-2020 sebesar Rp767,5 miliar. Perolehan laba tersebut anjlok 41% dibandingkan laba periode yang sama tahun 2019 yang mencapai Rp1,3 triliun.

Pendapatan bunga bersih Bank BTN berhasil dijaga senilai Rp4,43 triliun pada semester I-2020 atau turun tipis 5,86% secara tahunan dari Rp4,71 triliun. Kredit yang disalurkan sebesar Rp227,9 triliun, turun 1,8% dibandingkan akhir tahun lalu Rp232,2 triliun. Sedangkan, DPK naik 2,99% yoy dari Rp219,76 triliun menjadi Rp226,32 triliun pada periode ini.

Pada periode ini, aset perseroan ikut naik menjadi Rp314,6 triliun dari Rp311,7 triliun per akhir tahun lalu. Sedangkan, NPL membaik dari 2,42% per Juni 2019 menjadi 2,40% per Juni 2020.

Pada perdagangan Rabu, 19 Agustus 2020, saham BBTN tercatat naik 0,33% sebesar 5 poin ke level Rp1.510 per lembar. Kapitalisasi pasar saham BBTN mencapai Rp16,04 triliun dengan imbal hasil negatif 33,98% dalam setahun terakhir.

Ilustrasi Gedung BNI / Bni.co.id

4. BNI

Laba bersih emiten pelat merah PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) atau BNI harus ambruk 41,6% secara tahunan menjadi Rp4,46 triliun pada semester I-2020. Padahal, pada enam bulan pertama tahun sebelumnya, laba bersih BNI mencapai Rp7,63 triliun.

Sementara itu realisasi penyaluran kredit BNI pada enam bulan pertama tahun ini tumbuh sebesar 5% yoy dari Rp549,23 triliun menjadi Rp576,78 triliun. DPK tumbuh sebesar 11,3% dari Rp595,07 triliun pada 2019 menjadi Rp662,38 triliun pada semester I-2020.

Bank terbesar keempat di Indonesia masih mencatatkan pertumbuhan aset sebesar 4,4% menjadi Rp 880,12 triliun. Akan tetapi, terjadi kenaikan rasio kredit bermasalah (NPL) pada akhir Juni 2020 menjadi 3% dari tahun sebelumnya 1,8%. (SKO)

Pada perdagangan Rabu, 19 Agustus 2020, saham BBNI tercatat stagnan di level Rp5.050 per lembar. Kapitalisasi pasar saham BBNI mencapai Rp94,64 triliun dengan imbal hasil negatif 33,91% dalam setahun terakhir. (SKO)