Rabu, 16 Juli 2025 16:35 WIB
Penulis:Redaksi Daerah
Editor:Redaksi Daerah
JAKARTA – Per 15 Juli 2025, ribuan video di YouTube berisiko kehilangan akses monetisasi. YouTube secara resmi memberlakukan kebijakan baru dalam Program Partner YouTube (YPP) untuk menangani konten yang dianggap tidak otentik.
Kebijakan ini menyasar channel yang membuat konten secara berulang, massal, atau hanya melakukan perubahan kecil pada karya orang lain tanpa memberikan nilai tambah yang signifikan. YouTube menegaskan bahwa pelanggaran terhadap aturan ini dapat memengaruhi seluruh channel, bukan sekadar satu atau dua video saja.
Dengan kebijakan baru ini, YouTube berharap lebih banyak kreator berfokus pada konten orisinal yang edukatif, menghibur, atau memberi pengalaman baru, alih-alih mengandalkan reupload atau modifikasi ringan.
"Siapa pun yang menghasilkan uang di YouTube wajib mematuhi kebijakan monetisasi kanal YouTube. Jika Anda melanggar salah satu kebijakan kami, YouTube dapat mengambil tindakan," tegas YouTube dalam laman kebijakannya, dikutip Rabu 16 Juli 2025.
YouTube menegaskan bahwa kreator tetap bisa menghasilkan uang selama kontennya memperlihatkan nilai tambah atau transformasi signifikan. Beberapa contoh konten yang tetap dapat dimonetisasi antara lain:
Berikut jenis konten yang kini dilarang untuk monetisasi menurut Google Support:
"Kami ingin memberikan penghargaan kepada kreator atas konten orisinal dan 'autentik' yang memberikan nilai tambah bagi penonton," tulis YouTube.
Agar bisa mulai menghasilkan uang dari YouTube, kreator wajib mengikuti proses monetisasi lewat YouTube Partner Program (YPP) dengan syarat:
Jika semua syarat terpenuhi, kreator bisa mengajukan monetisasi melalui YouTube Studio, dan setelah disetujui, mulai menghasilkan dari berbagai sumber seperti:
Pendapatan kreator dari AdSense sangat bervariasi tergantung wilayah, jenis konten, dan tingkat engagement penonton. Namun, secara umum rata-rata RPM (Revenue per Mille) atau penghasilan per 1.000 tayangan: US$1–US$5. Untuk pasar Indonesia, RPM bisa lebih rendah, sekitar US$0,30–US$1,50
Konten di niche tertentu seperti teknologi, keuangan, atau edukasi bisa mendapatkan RPM lebih tinggi, bahkan hingga US$10–US$20 per 1.000 tayangan di negara-negara seperti AS atau Inggris. Sebagai contoh, jika video kamu ditonton 100.000 kali dan memiliki RPM US$1, kamu bisa mendapat US$100 (sekitar Rp1,6 juta).
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.id oleh Ananda Astri Dianka pada 16 Jul 2025
Tulisan ini telah tayang di balinesia.id oleh Redaksi pada 16 Jul 2025