red velvet
Rabu, 24 Desember 2025 23:27 WIB
Penulis:Redaksi Daerah
Editor:Redaksi Daerah

JAKARTA – Busana Santa Claus yang identik dengan jas beludru merah, aksen bulu putih, sepatu bot hitam tinggi, serta topi merah berhias pom-pom telah menjelma menjadi ikon khas perayaan Natal.
Citra Santa Claus tersebut terbentuk dari perpaduan berbagai tradisi budaya, mulai dari tokoh Santo Nikolas dalam tradisi Kristen awal, Sinterklaas dari Belanda, Père Noël dari Prancis, hingga Christkindl dari Jerman. Seiring masuknya abad ke-19, sosok Santa versi Amerika semakin dikenal luas lewat puisi, ilustrasi, dan kampanye iklan yang membentuk gambaran modern seperti yang kita kenal saat ini.
Ciri khas Santa—pria berjanggut dengan pakaian berbulu yang ditarik oleh rusa kutub menggunakan kereta luncur—menjadi standar berkat puisi Clement Clarke Moore berjudul A Visit from St. Nicholas (juga dikenal sebagai Twas the Night Before Christmas pada tahun 1823.
BACA JUGA:
Beberapa ilustrasi menunjukkan Santa mengenakan jubah kuning atau mantel bulu merah, sementara ada juga yang memadukan elemen unik seperti mantel dengan gaya menyerupai hewan.
Kartunis Thomas Nast berperan penting dalam membentuk citra Santa modern pada tahun 1860-an, dengan menggambarkan Santa mengenakan pakaian merah yang dihiasi bulu putih, menyerupai sosok Santa yang kita kenal saat ini.
Sulit untuk dijelaskan mengapa Nast memilih warna merah. Beberapa orang berpendapat, hal itu mungkin terkait dengan ikonografi St. Nicholas yang asli, yang sering digambarkan dengan jubah merah.
Namun, lebih mungkin bahwa pilihan tersebut didasarkan pada kesan estetika yang tepat, selaras dengan gambaran Santa berpipikan merah dan berhidung merah dalam puisi tersebut, serta kombinasi pakaian merah dengan bulu putih, janggut, dan salju. Nast juga menjadi orang pertama yang menggambarkan Santa sebagai penduduk asli Kutub Utara.
Gambaran tersebut semakin kuat ketika Coca-Cola memanfaatkan citra Santa dalam kampanye iklannya pada tahun 1930-an, meskipun kostum merah-putih Santa sebenarnya sudah populer sebelumnya.
Warna merah dipilih karena kontrasnya yang mencolok dengan salju putih dan janggut Santa, sementara tambahan bulu putih menambah kesan hangat dan menggambarkan karakter khas dari wilayah kutub. Pilihan ini dinilai praktis sekaligus mempertegas citra Santa sebagai sosok ceria yang berasal dari daerah bersalju.
Sebagai makhluk imajinasi, pakaian Santa Claus kini telah menjadi elemen penting dalam tradisi Natal di seluruh dunia. Namun, sejarahnya yang beragam mengungkapkan bahwa penampilan Santa pernah mengalami berbagai perubahan sebelum mencapai bentuknya yang ikonik saat ini.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.id oleh Distika Safara Setianda pada 25 Dec 2024
Tulisan ini telah tayang di balinesia.id oleh Redaksi pada 24 Des 2025