Investor
Jumat, 16 Februari 2024 10:07 WIB
Penulis:Redaksi Daerah
Editor:Redaksi Daerah
JAKARTA - Sebelum Anda mantap terjun ke dalam investasi di ekosistem kripto, penting untuk memahami perbedaan antara token dan koin. Meskipun tampak mirip atau serupa, keduanya sebetulnya memiliki peran dan fungsi yang berbeda dalam ekosistem aset kripto.
Untuk memahami keduanya, pertama-tama perlu diketahui terlebih dahulu definisi dan fungsi dari keduanya.
Token merupakan unit digital yang diterbitkan di atas suatu blockchain. Nilai dari token bisa berasal dari fungsi tertentu atau kemampuannya untuk ditukar dengan aset seperti emas, properti, atau saham.
Token biasanya diterbitkan pada blockchain pihak ketiga, seperti blockchain Ethereum, dengan standar seperti ERC-20. Berbeda dengan koin, token bukanlah cryptocurrency seperti Bitcoin atau Ether.
Token berperan sebagai alat tukar yang digunakan dalam menjalankan layanan proyek yang menyediakan token tersebut.
Ada dua jenis utama token: utility token dan security token. Utility token digunakan untuk mendapatkan akses ke layanan atau sebagai alat pertukaran dalam suatu jaringan, sementara security token digunakan untuk mewakili aset keuangan.
Empat prinsip utama yang melekat pada token kripto adalah:
Koin, pada dasarnya, adalah aset kripto yang beroperasi di dalam blockchain-nya sendiri dan tidak bergantung pada aset kripto lain.
Contoh koin pertama adalah Bitcoin (BTC), yang diluncurkan pada Januari 2009. Koin seperti Ethereum (ETH), Binance Koin (BNB), dan Ripple (XRP) juga merupakan contoh koin. Mereka memiliki jaringan blockchain sendiri dan tidak bergantung pada platform lain.
Koin berfungsi mirip dengan uang pada umumnya. Mereka digunakan untuk mentransfer nilai uang dan berfungsi sebagai media penyimpanan nilai atau investasi.
Koin kripto, terutama Bitcoin, dilihat sebagai alat pembayaran yang setara dengan uang konvensional untuk transaksi pembelian barang dan jasa. Mereka juga mendukung sistem blockchain tempat mereka diterbitkan.
1. Bentuk dan Ketergantungan Blockchain
Perbedaan mendasar terletak pada bentuk dan ketergantungan blockchain. Koin memiliki blockchain sendiri dan dapat beroperasi secara independen. Sebaliknya, token dibangun di atas jaringan blockchain yang sudah ada dan bergantung pada blockchain tersebut untuk berfungsi.
2. Sistem yang Digunakan
Koin memiliki sistem blockchain sendiri dan mematuhi protokol tertentu. Proses penambangan (mining) umumnya digunakan untuk menambah jumlah koin yang beredar.
Di sisi lain, token dapat berfungsi sebagai media pembayaran dalam suatu blockchain atau digunakan sebagai pelengkap. Untuk menambah jumlah token, diperlukan proses seperti Initial Coin Offering (ICO).
3. Cara Kerja
Koin seperti Bitcoin awalnya diciptakan sebagai alat pembayaran. Meskipun sekarang dianggap sebagai aset investasi, mereka tetap diakui sebagai alat pembayaran.
Sementara itu, token memiliki keunggulan tambahan dalam penggunaannya, seperti representasi aset fisik (security token), Non-fungible Token (NFT), atau digunakan sebagai sarana untuk mendapatkan produk atau jasa di suatu platform (utility token).
4. Aturan Transfer
Koin tidak dapat mentransfer nilainya ke koin kripto lainnya karena menggunakan sistem blockchain yang berbeda. Sebaliknya, sebuah token dapat ditransfer ke token lainnya asalkan keduanya masih berada dalam sistem blockchain yang sama.
5. Pilihan Investasi
Baik koin maupun token dapat dijadikan sebagai objek investasi. Reputasi koin menjadi pertimbangan utama bagi investor dalam memilih aset.
Koin kripto seperti Bitcoin, Ethereum, Binance Koin, dan Ripple umumnya menjadi pilihan. Di sisi lain, token kripto seperti USD Coin, USD Tether, Uniswap, dan Chainlink juga populer dalam ekosistem kripto.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Idham Nur Indrajaya pada 16 Feb 2024
Tulisan ini telah tayang di balinesia.id oleh Redaksi pada 16 Feb 2024