finansial
Rabu, 15 Maret 2023 23:41 WIB
Penulis:Egi Caniago
Editor:Egi Caniago
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan kinerja neraca perdagangan Indonesia pada Februari 2023 kembali surplus sebesar US$5,48 miliar atau Rp84,2 triliun (asumsi kurs Rp15.300 dolar AS). Surplus ini merupakan yang ke-34 kalinya terjadi selama berturut-turut atau sejak Mei 2020.
Deputi Bidang Statistik Produksi BPS, M Habibullah mengatakan, terutama berasal dari sektor nonmigas US$6,70 miliar atau Rp102,9 triliun, namun tereduksi oleh defisit sektor migas senilai US$1,22 miliar atau Rp18,7 triliun.
"Neraca perdagangan Indonesia sampai dengan Februari 2023 surplus selama untuk 34 kalinya sejak Mei 2020," ujar Habibullah dalam rilis BPS pada Rabu, 15 Maret 2023.
Adapun untuk nilai ekspor turun menjadi US$21,40 miliar setara dengan Rp328,9 triliun atau 4,15% dibanding Januari 2023. Dibanding Februari 2022 nilai ekspor naik sebesar 4,51%.
Sedangkan nilai impor tercatat sebesar US$15,92 miliar atau Rp244,6 triliun turun 13,68% dibandingkan Januari 2023.
Impor migas Februari 2023 senilai US$2,41 miliar, turun 17,19% dibandingkan Januari 2023 atau turun 17,08% dibandingkan Febuari 2022 (year on year/ yoy). Sementara Impor nonmigas Februari 2023 senilai US$13,51 miliar, turun 13,03% dibandingkan Januari 2023 atau turun 1,63%dibandingkan Februari 2022.
Habibullah penurunan impor golongan barang nonmigas terbesar Februari 2023 dibandingkan Januari 2023 adalah mesin/perlengkapan elektrik dan bagiannya US$355,4 juta atau 15,22%. Sedangkan peningkatan terbesar adalah bijih logam, terak, dan abu US$111,1 juta atau meningkat 249,87%.