Parah Ini, Kemenkes Catat Jumlah Perokok Anak dan Remaja Melonjak dalam 5 Tahun

Selasa, 30 Mei 2023 20:40 WIB

Penulis:Egi Caniago

Editor:Egi Caniago

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melapoorkan jumlah perokok di Indonesia menunjukkan peningkatan tren dalam kurun waktu 5 tahun terkahir, terutama pada usia anak dan remaja.

Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes mengungkapkan, sejak 2013 prevalensi perokok pada usia 10 hingga 18 tahun berjumlah 7,2% atau naik menjadi 9,1% pada 2018.

"Berdasarkan data riset kesehatan dasar (Riskesdas) Indonesia mengalami tren kenaikan konsumsi perokok usia anak dan remaja." katanya aat ditemui di Kemenkes pada Senin, 29 Mei 2023.

Hal ini juga sejalan dengan hasil survei Global Youth Tobacco pada 2019 menunjukkan adanya peningkatan prevelensi perokok anak usia sekolah 13-15 tahun dari 18% ke 19%.

Tak heran Indonesia menjadi pasar potensial bagi industri rokok untuk berkembang. Menurut Maxi, hal ini berakibat pada lebih dari 27 juta perokok tembakau dewasa di Indonesia berisiko terkena penyakit menular dan tidak menular.

Maxi merinci, dari data Institut for Health Metrix and Evaluation pada 2019, diketahui merokok tembakau berisiko terkena kanker trakea, bronkus, dan paru-paru sebesar 59,6% lalu 59% mengakibatkan penyakit paru-paru obstruksi kronis, 28% memicu gangguan jantung dan 19% mengakibatkan diabetes melitus.

Selain kesehatan, menurut Maxi, dampak negatif lainnya dari naiknya konsumsi rokok juga menyasar pada sosial dan ekonomi masyarakat. Berdasarkan data survei sosial ekonomi nasional pada 2021, pengeluaran keluarga untuk konsumsi rokok tiga kali lebih banyak daripada pengeluaran untuk belanja protein.

Belanja rokok mendapati posisi pengeluaran terbesar kedua di rumah tangga miskin sebesar 11,9% baik di rumah tangga perkotaan maupun pedesaan.  Maka pemerintah terus mencoba mengatasi, sekaligus memperingati hari tanpa tembakau sedunia yang diperingati setiap tanggal 31 Mei dengan tema kali ini 'we need food not tobacco' atau kami butuh makan bukan rokok harapannya kegiatan ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat untuk membeli makanan protein dan mengurangi konsumsi rokok. (TrenAsia.com)