pertamina
Senin, 19 Juli 2021 08:28 WIB
Penulis:Sutan Kampai
Editor:Sutan Kampai
PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN menunjuk tiga anggota komisaris baru dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada akhir pekan lalu. Mereka adalah Susiwijono Moegiarso, Heru Winarko, dan Alex Iskandar Munaf.
Dalam agenda tersebut, perseroan juga memberhentikan empat anggota, yakni Ilya Avianti, Murtaqi Syamsuddin, Deden Juhara dan Mohammad Rudy Salahuddin.
“Pergantian komisaris merupakan hal yang biasa terjadi dan bagian dari upaya meningkatkan kinerja perusahaan,” mengutip keterangan resmi perseroan, Senin, 19 Juli 2021.
Manajemen mengaku, pihaknya berkomitmen untuk melakukan transformasi guna memberikan pelayanan terbaik dan prima bagi seluruh pelanggan di Tanah Air.
Sebagai informasi, Susiwijono sendiri saat ini merupakan pejabat di Kementerian Perekonomian yang menduduki posisi Sekretaris. Sementara itu, Heru adalah Jenderal Purnawirawan Polri bintang tiga. Ia juga pernah menjabat sebagai Deputi Penindakan KPK dan Kepala Badan Narkotika Nasional.
Dengan perubahan tersebut, maka susunan komisaris PLN yang baru sebagai berikut.
Komisaris Utama/Komisaris Independen : Amien Sunaryadi
Wakil Komisaris Utama : Suahasil Nazara
Komisaris : Mohamad Ikhsan
Komisaris : Rida Mulyana
Komisaris : Dudy Purwagandhi
Komisaris : Eko Sulistyo
Komisaris : Ardan Adiperdana
Komisaris : Susiwijono Moegiarso
Komisaris Independen : Heru Winarko
Komisaris Independen : Alex Iskandar Munaf
Kondisi Keuangan PLN
Menteri Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir memang diketahui tengah berupaya menyehatkan kondisi bisnis PLN, termasuk soal utang dan keuangan. Pasalnya, perusahaan pelat merah ini tercatat memiliki utang hingga Rp500 triliun.
Menurut Erick, PLN sedang melakukan upaya efisiensi pengeluaran. Mantan Bos Inter Milan ini menyebut PLN menahan adanya capital expenditure (capex) atau belanja modal demi melonggarkan kondisi keuangan perusahaan.
Selain menekan capex, PLN juga mencari jalan tengah dengan renegosiasi bunga utang yang harus dibayar perseroan. Dari hasil negosiasi bersama beberapa kreditur, dana yang berhasil dihemat oleh PLN mencapai Rp30 triliun.
“Capex itu menekan bisa sampai 24% cashflow atau nilainya setara Rp24 triliun dan PLN terus juga mengupayakan renegosiasi bunga utang,” kata Erick dalam Rapat Kerja (Raker) bersama Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Kamis, 3 Juni 2021.
Renegosiasi itu masih akan dilakukan PLN dalam waktu dekat. Masih ada Rp95 triliun bunga utang yang coba ditekan PLN melalui mekanisme negosiasi tersebut. Erick pun meninjau perusahaan pelat merah itu sudah jauh lebih ‘sehat’ dibandingkan sebelum renegosiasi.
“Alhamdulillah, lebih sehat, semua berkat upaya memperbaiki kinerja PLN,” jelas Erick.
Klaim Erick itu berkaitan dengan jumlah utang yang sudah menurun dari Rp649,2 triliun pada akhir 2020 menjadi Rp500 triliun pada Juni 2021. Kendati mulai menyusut, Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Martin Marunung mendorong Erick untuk segera menyelesaikan masalah utang di tubuh PLN.
“Utang tersebut setahu saya sebagian besar karena penugasan pemerintah kepada PLN. Jadi sebenarnya, pemerintah berkewajiban untuk membayarnya kepada PLN,” kata Martin.
Adapun upaya PLN memperkokoh pendapatan baru-baru ini tampak dengan merambah ke bisnis internet murah. PLN melalui anak usahanya, PT Indonesia Connets plus (ICON+) meluncurkan layanan internet berbasis fiber optik bernama ICONNECT. (TrenAsia.com)
10 hari yang lalu