PLTN di Pesisir Pantai Provinsi Kalimantan Barat Telah Melewati Tahap Survei Geologi

Sabtu, 05 Juni 2021 22:33 WIB

Penulis:Sutan Kampai

nuclear940.jpg
Pembangkit Tenagan Nuklir (PLTN)

Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di pesisir pantai Provinsi Kalimantan Barat telah melewati tahap survei pendahuluan (recognize survey) geologi kelautan.

Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan (P3GL) Badan Litbang Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melakukan surveri tersebut selama tujuh hari pada 25-31 Mei 2021.

Koordinator Kelompok Pelaksana Penelitian dan Pengembangan Energi Kelautan dan Kewilayahan (KP3 EKDK) P3GL Purnomo Raharjo mengaku, pihaknya juga berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah (Pemda) setempat dalam menyiapkan sarana dan prasarana di lokasi survei.

“Survei geologi kelautan pada studi tapak di Kalimantan Barat merupakan fase pertama praproyek pembangunan PLTN,” ungkap Purnomo dalam keterangan tertulis yang dikutip TrenAsia.com, Jumat, 4 Juni 2021.

Ruang lingkup pekerjaan ini terdiri dari analisis data geofisika, geologi, oseanografi, lingkungan, dan geohazard. Selain itu, beberapa kegiatan survei yang dilakukan juga mencakup pengukuran morfologi dasar perairan, kaakteristik pantai, kualitas air laut, kualitas sedimen laut, hingga bahaya geologi kelautan.

Dalam prosesnya, beberapa pihak yang digandeng untuk menyiapkan pemetaan survei, antara lain Badan Penelitian dan Pengembangan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat, Universitas Tanjungpura, Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kalimantan Barat, Persatuan Olah Raga Selam Seluruh Indonesia (POSSI), serta nelayan setempat.

Purnomo menambahkan, sebelumnya tim teknis P3GL juga telah beraudiensidengan Pemerintah Kota (Pemkot) Singkawang untuk menyampaikan rencana pelaksanaan survei, rencana peninjauan lokasi survei, dan penentuan jadwal survei lapangan.

Ke depan, kegiatan survei yang akan dilakukan, yakni pengambilan data geologi bawah permukaan (SBP), morfologi dasar laut, karakteristik dan dinamika pantai, kualitas air laut, kualitas sedimen laut, dan bahaya geologi kelautan. (TrenAsia.com)