Presiden RI Jokowi Ingatkan Ekonomi Global Bergejolak

Rabu, 17 Agustus 2022 21:21 WIB

Penulis:Sutan Kampai

Editor:Redaksi

Resmi, Presiden Jokowi Beberkan Tahapan Pembangunan IKN Nusantara.jpg
Presiden Joko Widodo memberikan sambutan dalam acara Beranda Nusantara 'Menunju Ibu Kota Negara Baru', Rabu, 23 Februari 2022. (Tangkapan Layar Youtube/TrenAsia)

Presiden Joko Widodo (Jokowi) membacakan keterangan pemerintah atas RUU APBN 2023 beserta nota keuangannya pada Selasa, 16 Agustus 2022. Dalam pidatonya, Jokowi mewanti-wanti kondisi ekonomi global yang berpotensi tinggi megalami gejolak akibat konflik Rusia-Ukraina.

Jokowi menerangkan bahwa konflik tersebut menimbulkan eskalasi gangguan sisi suplai yang memicu melonjaknya sejumlah harga komoditas strategis saat ini.

“Konflik geopolitik dan perang di Ukraina telah menyebabkan eskalasi gangguan sisi suplai yang memicu lonjakan harga-harga komoditas global dan mendorong kenaikan laju inflasi di banyak negara, tidak terkecuali Indonesia,” kata Jokowi dalam keterangan tersebut dikutip Rabu, 17 Agustus 2022.

Buntut dari gejolak ekonomi yang dirasakan oleh dunia bermuara terhadap melambatnya pertumbuhan ekonomi global secara signifikan pada tahun ini. Pada tahun 2022, International Monetory Fund (IMF) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi dunia megnalami perlambatan signifikan menjadi sebesar 3,2%.

Meski potensi tingginya gejolak ekonomi global saat ini membayangi seluruh negara di dunia, Presiden optimisitis Indonesia dapat menghadapi tantangan tersebut melalui penguatan fondasi perekonomian yang telah dilakukan selama delapan tahun terakhir sebagai modal penting.

“Dalam delapan tahun terakhir, kita telah memupuk modal penting untuk menciptakan ekosistem pembangunan yang lebih kondusif. Pembangunan infrastruktur secara masif, perbaikan kualitas sumber daya manusia, serta penyederhanaan aturan berusaha dan berinvestasi merupakan upaya-upaya kunci untuk memperkuat fondasi perekonomian nasional menghadapi tantangan masa depan,” ujarnya.

Adapun, fokus pemerintah saat ini adalah menerapkan shifting atau peralihan penggunaan berbagai produk dalam negeri oleh masyarakat untuk mengurangi ketergantungan Impor.

“Penggunaan produk dalam negeri harus diprioritaskan guna mengurangi ketergantungan impor. Ekonomi digital juga difasilitasi agar UMKM naik kelas dan melahirkan decacorn-decacorn baru kelas dunia di masa depan,” tambahnya. (jogjaaja)