Investor
Selasa, 15 Juni 2021 22:26 WIB
Penulis:Sutan Kampai
Pihak berwenang di Provinsi Qinghai dan Prefektur Changji Hui, Xinjiang, China, telah menerbitkan larangan proyek pertambangan kripto minggu ini. Larangan ini terbit setelah perintah Beijing untuk menindak keras industri ini.
Dilansir dari Reuters, kantor Kementerian Industri dan Teknologi Informasi China di Qinghai melarang pembukaan baru pertambangan kripto dan memerintahkan tambang yang sudah ada untuk ditutup. Larangan ini juga diterbitkan oleh Komisi Pembangunan & Reformasi di Prefektur Changji Hui, Xinjiang.
Pemerintah daerah lainnya di China juga telah memberlakukan aturan yang sama. Mongolia Dalam, pusat pertambangan terbesar ketiga di China, juga telah mengeluarkan rancangan aturan untuk menghentikan pertambangan kripto. Pusat pertambangan terbesar kedua China, Sichuan, juga mengumumkan hal serupa.
“Industri pertambangan kripto di Asia kini berada di titik belok,” ujar Lei Tong, Managing Director Financial Services Babel Finance, sebuah perusahaan pengelola dan peminjam aset kripto Hong Kong.
Lei mengungkapkan banyak penambang kripto mulai menimbang ulang rencana operasi mereka dengan adanya aturan baru ini. Para penambang menganggap aturan baru ini tidak menguntungkan pertumbuhan dan perluasan bisnis mereka.
Lirik Negara Lain
Saat ini, perusahaan tambang kripto mulai melirik Amerika Utara dan Eropa sebagai destinasi baru mereka. Selain itu, daerah Asia Tengah dan Timur Tengah juga jadi pertimbangan.
Dengan terbitnya aturan tegas China, penambang kripto yang membangun proyek big data dan pusat super komputer akan dihukum. Perusahaan-perusahaan juga dilarang menyediakan lokasi atau suplai daya untuk aktivitas pertambangan.
Menurut data dari Universitas Cambridge, Xinjiang merupakan pusat pertambangan bitcoin terbesar di China. Xinjiang bahkan disebut menggunakan sekitar sepertiga dari total kekuatan komputasi di China. Sementara itu, Qinghai berada di posisi ke-9 pertambangan terbesar China.
Tidak hanya menutup pertambangannya, China juga melarang layanan finansial dan pembayaran yang berhubungan dengan kripto. Ini pula yang menjadi salah satu faktor di balik penjualan besar-besaran yang sempat membuat kapitalisasi pasar kripto anjlok US$1 triliun. (TrenAsia.com)