Tesla Pi Phone Berpotensi Ubah Peta Persaingan di Industri Smartphone Global

Selasa, 14 Oktober 2025 20:03 WIB

Penulis:Redaksi Daerah

Editor:Redaksi Daerah

Ini Dampak yang Akan Terjadi, Jika Elon Musk Nekat Bikin Tesla Pi Phone
Ini Dampak yang Akan Terjadi, Jika Elon Musk Nekat Bikin Tesla Pi Phone (null)

JAKARTA - Selama beberapa tahun terakhir, rumor tentang “Tesla Pi Phone”, ponsel pintar buatan Tesla yang diklaim memiliki konektivitas internet global gratis, ramai diperbincangkan di kalangan penggemar teknologi.

Namun hingga saat ini, belum ada bukti konkret atau pernyataan resmi dari Tesla yang mengonfirmasi pengembangan perangkat tersebut. Berbagai gambar desain dan video promosi yang beredar di internet hanyalah konsep buatan penggemar dan bersifat spekulatif, tanpa keterlibatan langsung dari Tesla maupun Elon Musk.

Dalam sebuah wawancara di The Joe Rogan Experience, CEO Tesla dan SpaceX, Elon Musk, secara tegas menyatakan, “Tidak, kami tidak membuat telepon.” 

Musk menambahkan bahwa kemungkinan Tesla membuat ponsel hanya akan muncul jika perusahaan seperti Apple atau Google memblokir akses aplikasi Tesla atau layanan Starlink dari sistem operasi mereka. Hingga kini, kondisi tersebut belum terjadi. 

Selain itu, rencana induk (Master Plan) terbaru Tesla hanya berfokus pada kendaraan listrik, robotika, dan energi berkelanjutan, tanpa satu pun menyebut pengembangan ponsel. Dengan demikian, semua rumor yang beredar tentang “Tesla Pi Phone” hingga saat ini tidak memiliki dasar resmi apa pun.

Baca juga : Terbang 1.320 Persen Bukan Sekadar Spekulasi, Ini Fakta di Balik Saham WIFI

Rumor vs Realitas

Dilansir laman Hindus Times, Senin, 13 Oktober 2025, Sebagian besar rumor mengenai Tesla Pi Phone bersumber dari video YouTube, unggahan media sosial, dan konsep desain 3D yang dirancang demi menarik perhatian publik. 

Tidak satu pun gambar atau prototype resmi yang pernah dirilis oleh Tesla atau SpaceX. Misalnya, klaim bahwa ponsel ini akan menyediakan internet gratis di seluruh dunia melalui Starlink tidak benar, karena layanan Starlink bersifat berlangganan dan sedang dikembangkan untuk bekerja sama dengan operator seluler melalui teknologi Direct-to-Cell

Klaim lain seperti pengisian daya tenaga surya melalui panel di bodi ponsel juga dinilai tidak realistis, karena secara teknis panel sekecil itu hanya mampu menyediakan daya darurat. 

Sementara itu, integrasi dengan Neuralink yang memungkinkan pengguna mengendalikan ponsel dengan pikiran masih merupakan visi futuristik yang belum mungkin diwujudkan dalam waktu dekat. 

Adapun fitur konektivitas satelit langsung yang disebut-sebut dalam rumor tersebut memang tengah dikembangkan, tetapi bukan untuk “Tesla Pi Phone” melainkan melalui proyek Starlink yang akan menyediakan koneksi darurat dan komunikasi di daerah tanpa jaringan seluler.

Baca juga : IHSG Melemah Akibat Perang Dagang, Saham CDIA, ANTM, dan SSIA Tetap Menarik

Bagaimana Jika Benar Dibuat?

Hindus Times menyebut, meski masih sebatas rumor, ide tentang ponsel buatan Elon Musk dengan internet global tanpa biaya akan menjadi disrupsi terbesar dalam industri smartphone sejak iPhone pertama kali diperkenalkan. 

meski masih sebatas rumor, ide tentang ponsel buatan Elon Musk dengan konektivitas internet global tanpa biaya akan menjadi disrupsi terbesar dalam industri smartphone sejak iPhone pertama kali diperkenalkan pada 2007. 

Jika konsep seperti itu benar-benar diwujudkan, dampaknya diyakini akan sangat luas dan mengubah struktur industri telekomunikasi dunia. Model bisnis operator seluler konvensional akan terguncang karena internet gratis global akan menghapus kebutuhan paket data tradisional. 

Selain itu, Hindus times menyebut dominasi Apple dan Google dalam ekosistem perangkat keras dan perangkat lunak juga akan menghadapi tantangan serius. Inovasi di bidang energi dan konektivitas diperkirakan akan meningkat pesat, terutama jika kombinasi antara tenaga surya, kecerdasan buatan, dan jaringan satelit berhasil diterapkan secara masif. 

Teknologi seperti itu akan mengubah cara manusia berinteraksi dengan perangkat dan mempercepat era konektivitas tanpa batas.

Biaya internet global menjadi alasan mengapa ide ponsel dengan internet gratis begitu menarik perhatian publik. Dikutip laman Indian Expres Biaya Internet Global menunjukkan adanya kesenjangan besar dalam biaya akses internet antarnegara. 

Negara-negara seperti Zimbabwe, hingga kepulauan terpencil seperti Falkland Islands dan Saint Helena tercatat memiliki tarif internet paling mahal di dunia. 

Di wilayah tersebut, biaya per megabit per detik (Mbps) bisa mencapai lebih dari Rp 600.000 per gigabyte (GB) akibat faktor geografis, minimnya kompetisi, dan tingginya biaya infrastruktur.

Sebaliknya, negara dengan infrastruktur digital kuat dan pasar kompetitif seperti Israel, Italia, Prancis menikmati tarif internet yang jauh lebih murah, yakni mulai dari Rp 318 hingga Rp 3.000 per GB. 

Perbandingan ini menggambarkan betapa tidak meratanya akses internet global, dan mengapa gagasan internet gratis universal seperti yang dikaitkan dengan proyek Tesla Pi Phone terdengar revolusioner bagi banyak orang.

Dalam konteks Asia Tenggara, posisi Indonesia masih berada di tengah-tengah secara global, namun tergolong mahal di kawasan ASEAN. Data tahun 2025 menunjukkan bahwa biaya internet tetap (fixed broadband) di Indonesia mencapai sekitar $0.41 per Mbps atau Rp 6.800, menjadikannya yang tertinggi di Asia Tenggara, di atas Malaysia ($0.09), Vietnam ($0.04), dan Thailand ($0.02). 

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.id oleh Muhammad Imam Hatami pada 13 Oct 2025 

Tulisan ini telah tayang di balinesia.id oleh Redaksi pada 14 Okt 2025