Indonesia
Senin, 13 Oktober 2025 11:33 WIB
Penulis:Redaksi Daerah
Editor:Redaksi Daerah
JAKARTA - Sanae Takaichi mencatatkan tonggak bersejarah dalam dunia politik Jepang. Pada 4 Oktober 2025, ia secara resmi terpilih sebagai pemimpin Partai Demokrat Liberal (LDP), menjadikannya kandidat terkuat untuk menjadi perdana menteri perempuan pertama di Negeri Sakura.
Di balik citranya yang tegas dan berhaluan konservatif, Takaichi menyimpan kisah menarik dari masa mudanya sebagai pemain drum di band heavy metal, sisi yang jauh dari stereotip seorang politisi kaku.
Menurut laporan Japan Times pada Jumat, 10 Oktober 2025, perempuan berusia 64 tahun asal Nara ini merupakan lulusan Universitas Kobe. Sebelum meniti karier politik, ia sempat aktif sebagai komentator politik sekaligus terlibat di dunia musik kampus.
Saat mahasiswa, ia dikenal sebagai drummer penuh energi dalam sebuah band heavy metal yang tampil di berbagai acara universitas. Ia sering bermain dengan intensitas tinggi hingga mematahkan stik drum, sementara rambutnya pernah diwarnai pink, simbol keberaniannya mengekspresikan diri.
Di luar musik, ia juga dikenal gemar menyelam dan mencintai otomotif. Mobil sport Toyota Supra miliknya bahkan kini menjadi koleksi museum di kampung halamannya.
Karier politik Takaichi dimulai pada 1993 ketika ia pertama kali terpilih menjadi anggota parlemen. Sejak itu, ia meniti jalan panjang dalam LDP hingga dipercaya memegang berbagai posisi penting, antara lain sebagai Menteri Dalam Negeri dan Komunikasi, serta Menteri Keamanan Ekonomi.
Baca juga : Harga Emas Antam Melemah Jelang Akhir Pekan
Ia dikenal sebagai murid politik Shinzo Abe, mantan perdana menteri yang menjadi mentornya. Takaichi mendukung penuh kebijakan ekonomi “Abenomics” dan menjadikan Abe sebagai panutan utama dalam kepemimpinannya.
Secara ideologis, Takaichi mengidolakan Margaret Thatcher, Perdana Menteri perempuan pertama Inggris, dan bertekad menjadi “Iron Lady” versi Jepang. Pandangan politiknya tergolong sangat konservatif.
Ia menolak revisi undang-undang yang mengizinkan pasangan menikah memakai nama keluarga berbeda, menentang legalisasi pernikahan sesama jenis, serta mendukung aturan bahwa hanya laki-laki yang boleh mewarisi takhta Kekaisaran Jepang.
Dalam isu luar negeri, Takaichi dikenal keras terhadap China dan kerap memicu kontroversi karena rutin mengunjungi Kuil Yasukuni, tempat penghormatan bagi para prajurit Jepang termasuk yang dikategorikan penjahat perang.
Ia juga berulang kali menyuarakan keinginan untuk merevisi konstitusi pasifis Jepang, agar negara memiliki kemampuan militer yang lebih kuat di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik Asia Timur.
Meski menjadi sosok perempuan yang menembus dominasi laki-laki dalam politik Jepang, Takaichi justru menolak label feminis. Para analis menilai ia tidak berupaya melawan struktur patriarki, melainkan berfokus pada efisiensi dan disiplin kerja.
Dalam pidato kemenangannya sebagai pemimpin LDP, ia bahkan menyatakan akan meninggalkan konsep “work-life balance” dan menegaskan bahwa anggota partai harus “bekerja seperti kuda” demi kemajuan Jepang.
Baca juga : Anomali Saham BBCA Cs: Harga Meroket, Asing Malah Net Sell Besar
"Saya akan meninggalkan istilah 'keseimbangan kerja dan kehidupan'. Saya akan bekerja, bekerja, bekerja, dan bekerja," ungkap Takaichi, dikutip Japan Times.
Takaichi dikenal sebagai workaholic sejati. Ia lebih sering menghabiskan waktu di rumah untuk membaca dan menyiapkan kebijakan ketimbang bersosialisasi. Etos kerja keras dan gaya kepemimpinannya yang kaku membuatnya disegani sekaligus dikritik. Namun bagi banyak pendukungnya, Takaichi adalah simbol kebangkitan Jepang, sosok yang memadukan kedisiplinan, nasionalisme, dan tekad baja.
Kini, Jepang menatap babak baru dengan calon pemimpin yang tidak biasa: seorang perempuan konservatif yang dulu menabuh drum heavy metal dengan penuh semangat, dan kini siap “menabuh genderang” reformasi politik di negaranya.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.id oleh Muhammad Imam Hatami pada 10 Oct 2025
Tulisan ini telah tayang di balinesia.id oleh Redaksi pada 13 Okt 2025
2 bulan yang lalu