pertamina
Senin, 19 April 2021 11:47 WIB
Penulis:Sutan Kampai
Emiten konstruksi pelat merah PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) membidik pendanaan Rp15,3 triliun untuk pembiayaan infrastruktur. Hal ini diungkapkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang diadakan Jumat, 16 April 2021.
“Waskita Karya berencana menerima pendanaan sebesar Rp 15,3 triliun dari pinjaman perbankan maupun penerbitan obligasi/sukuk. Waskita tengah menunggu persetujuan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) untuk penjaminan tersebut,” ujar Sekretaris Perusahaan Waskita Ratna Ningrum dalam siaran pers, dikutip Minggu, 18 April 2021.
Penjaminan dari Kemenkeu diperlukan untuk meningkatkan kelayakan kredit Waskita. Dengan begitu, cost of debt perusahaan dapat jadi lebih kompetitif.
Tahun lalu, WSKT mencatat rugi bersih yang dapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar Rp7,3 triliun pada 2020. Padahal, WSKT masih mencatat laba Rp938,14 miliar pada 2019. Pendapatan WSKT pun ikut merosot 48,4% menjadi Rp16,19 triliun dari sebelumnya Rp31,39 triliun.
Kondisi ini diperburuk dengan liabilitas yang membengkak Rp89,01 triliun serta beban bunga Rp4,74 triliun. Tahun lalu, Waskita berencana melakukan divestasi 5 ruas tol miliknya tetapi investor menunda karena pandemi COVID-19.
“Akibat pandemi ini tahun 2020 harusnya ada 5 ruas yang kami divestasi tapi kami gagal karena para investor menunda,” ujar Presiden Direktur Waskita Destiawan Soewardjono, Kamis, 8 April 2021.
Tahun ini, perusahaan menargetkan 9 ruas jalan tol yang akan dijual ke investor. Sampai saat ini, sudah ada tiga ruas tol yang berhasil dijual, yaitu Jalan Tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi, Semarang-Batang, dan Cinere-Serpong.
Waskita berharap dapat mengumpulkan dana Rp10 triliun-Rp11 triliun dari lego 9 aset jalan tol ini. Jika divestasi berhasil sesuai rencana, perusahaan memperkirakan dapat melepas posisi utang Rp20 triliun lewat pembayaran maupun konsolidasi.
Total Utang Waskita
Dalam laporan keuangan Waskita Karya tercatat, utang bank jangka pendek terhadap pihak berelasi yang jatuh tempo tahun ini senilai Rp17,25 triliun, meroket 63,58% dari tahun sebelumnya Rp10,5 triliun. Sedangkan utang bank jangka pendek terhadap pihak tidak berelasi Rp7,6 triliun, lebih rendah 34,44% year-on-year (yoy) dari tahun sebelumnya Rp11,6 triliun.
Saat bersamaan, WSKT juga memiliki utang bank jangka panjang yang jatuh tempo dalam setahun naik 46,49% yoy menjadi Rp1,22 triliun dan surat utang jangka menengah (medium term notes/MTN) turun 59,07% yoy dari Rp732,9 miliar menjadi Rp300 miliar. Demikian pula dengan utang obligasi Waskita Karya yang bakal jatuh tempo tahun ini mencapai Rp2,83 triliun, turun 13,16% yoy dari sebelumnya Rp3,26 triliun.
Sementara itu, utang bank jangka panjang terhadap pihak berelasi turun 39,07% yoy menjadi Rp9,12 triliun dan tidak berelasi turun tipis 2,71% yoy menjadi Rp13,96 triliun. Utang kepada lembaga keuangan non bank jangka panjang terhadap pihak berelasi naik 24,47% yoy menjadi Rp1,59 triliun dan tidak berelasi meroket 130,88% menjadi Rp1,3 triliun.
Terakhir, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Karya ini juga memiliki utang obligasi jangka panjang bersih senilai Rp9,72 triliun. Jumlah utang obligasi itu turun 21,81% yoy dari tahun sebelumnya Rp12,44 triliun.
Dengan demikian, total utang Waskita Karya turun 8,41% yoy dari Rp70,9 triliun menjadi Rp64,94 triliun pada tahun buku 2020. Dari jumlah itu, senilai Rp29,22 triliun harus dibayar tahun ini.
Emiten pelat merah ini memang tengah dilanda kesulitan untuk mengajukan pinjaman lagi. Sebab, jika dihitung dari rasio utang terhadap ekuitas (debt to equity ratio/DER) perseroan telah mencapai 391,75% alias nyaris 4 kali. Padahal tahun sebelumnya, DER Waskita Karya berada pada level 243,51% atau 2,4 kali ekuitas.
Tengok saja, total liabilitas Waskita Karya pada 2020 turun tipis 4,77% yoy menjadi Rp89,01 triliun. Saat yang sama, ekuitas WSKT merosot tajam 43,07% yoy menjadi Rp16,57 triliun.
Pada perdagangan akhir pekan, Jumat, 16 April 2021, saham WSKT ditutup turun 0,49% sebesar 5 poin ke level Rp1.015 per lembar. Kapitalisasi pasar saham WSKT mencapai Rp13,77 triliun dengan imbal hasil dalam setahun terakhir 63,14%.
Saham WSKT digenggam oleh Pemerintah Republik Indonesia sebesar 66,04%. Sisanya, saham WSKT dikempit oleh publik 33,96%. (TrenAsia.com)
10 hari yang lalu