ikan
Rabu, 22 November 2023 06:02 WIB
Penulis:Redaksi Daerah
Editor:Redaksi Daerah
JENEWA, Balinesia.id - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) baru saja merilis pedoman baru yang berisi aturan untuk pencegahan dan pengelolaan wasting dan edema gizi atau malnutrisi akut. Pedoman tersebut dikeluarkan WHO pada Senin, 20 November 2023 sebagai salah satu wujud perangi malnutrisi akut pada anak di bawah lima tahun.
Pedoman ini menitikberatkan pada pendekatan yang berpusat pada anak dan perhatian terhadap hubungan saling ketergantungan antara ibu dan bayinya. Kemudian pemberian ASI dan upaya untuk memastikan akses terhadap makanan rumahan berkualitas nutrisi menjadi bagian integral dalam pencegahan dan penanganan.
Selanjutnya petugas kesehatan masyarakat yang dianggap memiliki peran krusial dalam memberikan perawatan berbasis bukti kepada anak-anak yang mengalami malnutrisi akut.
WHO mencatatkan pada tahun 2015, dunia telah berkomitmen untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) termasuk target untuk menghilangkan segala bentuk malnutrisi pada tahun 2030.
Namun meskipun telah berkomitmen, tingkat malnutrisi akut pada anak-anak tetap mengkhawatirkan. WHO melaporkan malnutrisi menjangkit sekitar 45 juta anak balita di seluruh dunia pada tahun 2022.
Pada tahun 2022, sekitar 7,3 juta anak menerima pengobatan gizi buruk akut yang parah. Meskipun cakupan pengobatan meningkat, anak-anak yang menderita gizi buruk akut di sejumlah negara masih kesulitan untuk memperoleh perawatan penuh yang dibutuhkan agar mereka dapat pulih.
Global Action Plan (GAP) atau Rencana Aksi Global tentang wasting pada anak mengakui perlunya pedoman normatif yang diperbarui untuk mendukung pemerintah dalam pencegahan dan penanganan malnutrisi akut.
WHO merespons hal tersebut dengan mengembangkan pedoman komprehensif yang menyediakan rekomendasi berbasis bukti dan praktik terbaik, yang nantinya akan disertai dengan panduan dan alat untuk implementasinya.
“Pedoman ini membantu mendukung negara-negara dalam mencegah dan menangani malnutrisi akut dengan penekanan khusus pada kontinum perawatan untuk memberikan layanan terbaik bagi anak-anak dan keluarga mereka,” ujar Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus.
Ghebreyesus menyatakan pihaknya mendorong integrasi lebih lanjut layanan nutrisi ke dalam sistem kesehatan dan penguatan sistem kesehatan itu sendiri. Menurutnya, pendekatan ini lebih komprehensif dalam mengatasi masalah kompleks kekurangan gizi akut pada anak-anak dibandingkan dengan pendekatan sebelumnya.
WHO menyatakan pedoman terbaru ini merupakan panduan WHO pertama yang secara khusus memprioritaskan pencegahan dan pengelolaan malnutrisi akut. Panduan ini menekankan urgensi investasi pada kedua aspek tersebut, dengan harapan dapat secara efektif mengurangi prevalensi dan dampak negatif malnutrisi akut pada anak-anak dan keluarga mereka di seluruh dunia.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Bintang Surya Laksana pada 21 Nov 2023
Tulisan ini telah tayang di balinesia.id oleh Redaksi pada 22 Nov 2023
4 bulan yang lalu