Daerah
40 Ekor Ternak di Bengkulu Mati Akibat PMK, Mulai Dari Sapi hingga Kambing
Sebanyak 40 ekor ternak terdiri dari kambing, kerbau dan sapi di Provinsi Bengkulu dinyatakan mati karena terpapar penyakit mulut dan kuku (PMK).
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Provinsi Bengkulu, Muhammad Syarkawi mengatakan penyebaran wabah PMK telah masuki status darurat.
Dari pemeriksaan sampel ternak berkuku belah terpapar PMK, sebanyak 7.650 ekor ternak dinyatakan positif sejak Juni 2022.
"Dari jumlah ini terdapat 3.163 ekor ternak yang masih sakit. Sementara 4.428 ekor lainnya telah dinyatakan sehat," kata Syarkawi, Selasa (16/08)
Ia memaparkan berbagai langkah pencegahan penyebaran penyakit PMK telah dilakukan di 9 kabupaten/kota di Provinsi Bengkulu.
- BUMN Indah Karya Buka Lowongan Kerja untuk 19 Posisi, Buruan Daftar!
- Daerah Oklahoma Rekam Sambaran Petir Terkuat
- Kripto Big Cap Mulai Menurun, Ini Penyebabnya
- Kapal Berusia 400 Tahun Ditemukan di Dasar Sungai, Kondisinya Sungguh Mengejutkan!
Langkah tersebut adalah dengan cara biosekuriti perlindungan pada zona bebas dengan membatasi gerakan hewan dan pengawasan lalu lintas serta pelaksanaan surveilans, lalu pemotongan pada hewan terinfeksi, mendesinfeksi asset dan semua material yang terinfeksi, pemusnahkan bangkai maupun sampah dan semua produk hewan pada area yang terinfeksi, serta tindakan karantina.
Namun demikian jumlah tersebut terus meluas hingga melewati gelombang pertama pada bulan Juli 2022.
"Puncaknya Juli dan saat ini telah mereda," kata Syarkawi.
Dari segi pencegahan jangka panjang, pemerintah telah melakukan vaksinasi PMK dengan jumlah penyuntikan sebanyak 15.680 dosis.
"Kita masih memiliki 38.300 dosis lagi untuk didistribusikan ke 10 kabupaten/kota. Dalam waktu dekat akan segera habis," ujarnya.
Kendati penyebaran PMK cukup tinggi, terang Syarkawi, jumlah populasi ternak yang ada di Bengkulu masih mencukupi untuk kebutuhan pembibitan dan pangan hingga beberapa semester kedepan. (lyfebengkulu.com)