Senin, 06 Februari 2023 21:42 WIB
Penulis:Egi Caniago
Editor:Egi Caniago
Wilayah Turki dan Suriah diguncang gempa hebat, Senin 6 Februari 2023. Dikabarkan korban tewas mencapai 1.600 orang dan dimungkinkan masih bisa bertambah karena masih terus dilakukan pencarian para korban.
Menurut Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan gempa menyebabkan sebanyak 912 orang meninggal di Turki dan 5.383 orang mengalami luka. Sedangkan di Suriah bagian utara yang dikuasai pemberntak dilaporkan 221 orang meninggal dunia dan 419 orang terluka .
Secara terpisah, kantor berita negara Suriah melaporkan sebanyak 371 orang meninggal dunia akibat gempa. Kemungkinan ini terjadi di wilayah yang dikuasai oleh pemerintah.
Jumlah ini kemungkinan akan terus bertambah karena banyak korban dilaporkan masih berada di bawah reruntuhan bangunan. Ribuan rumah dan bangunan dilaporkan hancur. Di Turki sendiri sedikitnya 1.700 gedung runtuh dan rusak parah.
Dilansir dari trenasia.com jaringan Jatengaja.com, Presiden Turki, Erdogan mengatakan gempa bumi hari ini adalah bencana terburuk yang melanda negara tersebut sejak gempa dengan kekuatan yang sama terjadi pada Desember 1939. Saat itu sekitar 30.000 orang meninggal dan lebih dari 110.000 bangunan hancur akibat gempa yang sama kuatnya.
Erdogan menambahkan sejauh ini 45 negara telah menawarkan untuk membantu operasi pencarian dan penyelamatan. Amerika, Inggris, Belanda, Yunani, Rusia, dan Ukraina termasuk di antara mereka yang mengatakan akan memberikan bantuan.
Turki Tenggara dan Suriah utara diguncang gempa berkekuatan 7,8 pada Senin dini hari. Ini adalah gempa bumi yang kuat dan merusak. Selain itu juga relatif dangkal yakni pada kedalaman sekitar 16 km, dan mengguncang di daerah padat penduduk. Semakin dekat ke permukaan, energi gempa bumi semakin terfokus pada bangunan dan infrastruktur di atasnya.
Sky News melaporkan, penyebab goncangan adalah pelepasan stres secara tiba-tiba yang telah menumpuk di sepanjang garis patahan Anatolia Timur selama lebih dari satu abad. Gempa bumi terakhir sebesar ini yang melanda wilayah tersebut terjadi pada tahun 1872.
Sebagian besar Turki berada di lempeng tektonik Anatolia, yang didorong ke arah barat sekitar 2 cm per tahun. Tekanan itu telah terakumulasi dan kini telah dilepaskan dengan konsekuensi bencana dalam gempa besar awal dan gempa susulan yang kuat berikutnya.
Sejumlah ahli juga memperingatkan gempa susulan setelah gempa kuat dapat berlanjut selama beberapa hari, beberapa minggu, bahkan mungkin beberapa bulan.
“Masyarakat akan terus merasakan dampak gempa selama beberapa waktu di daerah ini,” kata ”, kata Chris Elders, profesor di School of Earth and Planetary Sciences di Curtin University di Perth Australia kepada Al Jazeera.
Dia menambahkan bahwa beberapa gempa susulan berkekuatan empat atau lima telah tercatat. Meski intensitasnya lebih rendah dibandingkan dengan gempa berkekuatan 7,8, gempa tersebut masih sangat mengkhawatirkan. (TrenAsia.com)