7 Risiko Serius yang Bisa Terjadi Kalau Kebanyakan Mi Instan

Selasa, 30 September 2025 17:11 WIB

Penulis:Redaksi Daerah

Editor:Redaksi Daerah

Awas! 7 Risiko yang Mengintai Tubuh Anda Jika Konsumsi Mi Instan Setiap Hari
Awas! 7 Risiko yang Mengintai Tubuh Anda Jika Konsumsi Mi Instan Setiap Hari (Freepik.com/KamranAydinov)

JAKARTA – Mi instan menjadi salah satu makanan favorit berkat cita rasanya yang gurih serta cara penyajian yang praktis. Namun, di balik popularitasnya, mi instan tidak dapat dikategorikan sebagai bagian dari pola makan yang sehat.

Kandungan natrium yang tinggi, penggunaan pengawet, serta berbagai bahan kimia tambahan membuat mi instan termasuk ke dalam jenis makanan yang kurang menyehatkan.

Jika dikonsumsi terlalu sering, mi instan berpotensi menimbulkan sejumlah masalah kesehatan, mulai dari hipertensi, penyakit jantung, hingga sindrom metabolik.

Meskipun praktis dan cepat disiapkan, penting untuk menyadari kekurangan nutrisinya dan membatasi konsumsinya demi kesehatan secara keseluruhan.

Apa Saja Efek Samping dari Mi Instan?

Mi instan termasuk salah satu makanan yang praktis dan cepat disiapkan. Namun, makanan ini tidak tergolong sehat. Dilansir dari Healthshots, berikut efek samping yang dapat timbul akibat mengonsumsi mi instan:

1. Kandungan Nutrisi yang Rendah

Mi instan dikenal karena kandungan nutrisinya yang minim. Hampir tidak memberikan nutrisi seperti vitamin, mineral, protein, dan serat.

Sebaliknya, mi instan mengandung kalori tinggi yang sebagian besar berasal dari karbohidrat olahan dan lemak tidak sehat, yang dapat menjadi masalah untuk mengatur berat badan. Konsumsi mi instan secara rutin dapat meningkatkan risiko kekurangan nutrisi.

2. Mengandung Monosodium Glutamat (MSG)

Monosodium glutamat (MSG) sering ditambahkan ke mi instan untuk memperkuat rasa gurih. Meski Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) menganggap MSG umumnya aman, masih ada perdebatan mengenai efek sampingnya.

Sebuah penelitian yang diterbitkan di American Journal of Clinical Nutrition menunjukkan konsumsi MSG dalam jumlah tinggi dapat terkait dengan peningkatan berat badan, sakit kepala, mual, bahkan tekanan darah tinggi.

3. Tinggi Garam

Salah satu efek samping paling mengkhawatirkan dari mi instan adalah tingginya kadar natriumnya. Satu porsi saja bisa mengandung lebih dari setengah asupan natrium harian yang direkomendasikan.

Menurut Journal of the American College of Cardiology, konsumsi natrium yang berlebihan terkait dengan kerusakan organ dan dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan, termasuk hipertensi (tekanan darah tinggi), penyakit jantung, dan stroke.

“Bagi orang yang memiliki kondisi jantung atau rentan terhadap tekanan darah tinggi, konsumsi mie instan secara rutin dapat memperburuk kondisi tersebut dan menyebabkan komplikasi kardiovaskular yang serius,” jelas Ahli Gizi Saloni Arora.

4. Terbuat dari Tepung Terigu Putih (Maida)

Mi instan sebagian besar dibuat dari maida, yaitu tepung terigu putih yang sangat diproses. Dibandingkan dengan biji-bijian utuh, maida rendah serat dan nutrisi penting.

Mengonsumsi maida dalam jumlah besar dapat menyebabkan lonjakan kadar gula darah, sehingga sangat berisiko bagi penderita diabetes atau mereka yang memiliki resistensi insulin.

Selain itu, pola makan tinggi karbohidrat olahan juga dikaitkan dengan peningkatan risiko obesitas, sindrom metabolik, dan diabetes tipe 2.

5. Potensi Risiko Kesehatan

Selain masalah nutrisi jangka pendek, konsumsi mi instan secara rutin juga berpotensi menimbulkan risiko kesehatan jangka panjang.

Sebuah penelitian yang diterbitkan di Nutrition Research and Practice menunjukkan sering mengonsumsi mi instan mungkin terkait dengan sindrom metabolik, suatu kondisi yang meningkatkan risiko tekanan darah tinggi, kadar gula darah tinggi (diabetes), penumpukan lemak di sekitar pinggang, serta kadar kolesterol yang tidak normal.

Penelitian lain yang diterbitkan di Journal of Korean Medical Science menemukan konsumsi mi instan secara rutin berkaitan dengan rendahnya kadar vitamin D dalam tubuh.

Namun, kadar vitamin D yang rendah juga dapat disebabkan oleh kurangnya paparan sinar matahari dan pola makan yang kurang baik.

6. Mengandung Lemak Jahat

Mi instan biasanya digoreng menggunakan minyak kelapa sawit atau minyak tidak sehat lainnya saat proses produksinya.

Hal ini membuat mi instan tinggi lemak jenuh dan lemak trans, yang diketahui dapat meningkatkan kadar kolesterol LDL (jahat) sekaligus menurunkan kolesterol HDL (baik).

“Pola makan tinggi lemak ini dapat menyebabkan aterosklerosis, yaitu kondisi penumpukan lemak di arteri, yang meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke,” ujar Aurora.

Selain itu, konsumsi lemak jenuh dan lemak trans yang berlebihan dikaitkan dengan obesitas, penyakit hati, dan berbagai kondisi kesehatan kronis lainnya.

7. Mengandung Pengawet Berbahaya

Untuk memperpanjang umur simpan dan menjaga rasa, mi instan mengandung pengawet seperti Tertiary Butylhydroquinone (TBHQ) dan Butylated Hydroxyanisole (BHA).

Meski bahan kimia ini aman jika dikonsumsi dalam jumlah kecil, konsumsi jangka panjang dapat berbahaya.

Sebuah penelitian yang diterbitkan di Iranian Journal of Basic Medical Sciences mengaitkan paparan TBHQ kronis dengan kerusakan neurologis, peningkatan risiko limfoma, dan pembesaran hati.

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.id oleh Distika Safara Setianda pada 28 Sep 2025 

Tulisan ini telah tayang di balinesia.id oleh Redaksi pada 30 Sep 2025