pertamina
Selasa, 25 Oktober 2022 20:10 WIB
Penulis:Egi Caniago
Editor:Egi Caniago
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk menargetkan pertumbuhan kreditlebih konservatif pada 2023, yakni dalam kisaran 7% - 9% jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy).
Direktur Keuangan BNI Novita Widya Anggraini mengungkapkan penyaluran kredit BNI pada tahun depan akan fokus kepada korporasi dengan top tier dan cross selingg dari debitur tersebut, serta rantai nilainya.
"Kami mengedepankan kualitas dibandingkan kuantitas sehingga tentunya kredit akan tumbuh secara konservatif kepada debitur-debitur yang memang sudah menjadi target pasar secara jangka panjang," ungkap Novita dalam paparan kinerja BNI, di Jakarta, Senin, 24 Oktober 2022.
Penyaluran Kredit Kuartal III-2022
Adapun pada kuartal III-2022, BNI mencatat pertumbuhan kredit sebesar 9,1% (yoy) menjadi Rp622,61 triliun pada triwulan III-2022.
Wakil Direktur Utama BNI Adi Sulistyowati menyampaikan kinerja pertumbuhan kredit tersebut didorong oleh kredit korporasi swasta yang mencapai Rp211,9 triliun atau tumbuh 20,4% secara tahunan (yoy).
Kemudian diikuti oleh segmen komersial besar senilai Rp49,4 triliun atau tumbuh 22,3% secara tahunan. Pada segmen kecil, pertumbuhan terutama pada Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang tercatat Rp51,3 triliun atau naik 24,3% (yoy). Sementara untuk segmen konsumer mencapai Rp106,9 triliun atau naik 11,3% (yoy) dengan pertumbuhan terutama pada produk payroll loan.
“Pertumbuhan ini sejalan dengan strategi manajemen untuk tumbuh dengan sehat dan berkelanjutan dengan menyasar pada debitur top tier di segmen industri prospektif, diiringi dengan kebijakan manajemen risiko yang prudent,” ucap Adi Sulistyowati yang akrab disapa Susi ini.
Ia menuturkan perkembangan kinerja BNI hingga kuartal III-2022 juga didukung oleh tingkat permodalan yang kuat dan likuiditas yang memadai, sebagaimana tercermin dari Rasio Pemenuhan Kecukupan Modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) yang berada di level 18,9 persen dan Rasio Kredit Terhadap Simpanan (Loan to Deposit Ratio/LDR) di level 91,2 persen.
Selain itu, Liquidity Coverage Ratio (LCR) berada di level 193% dan Rasio Pendanaan Stabil Bersih (Net Stable Funding Ratio/NSFR) di level 124% yang menunjukkan BNI memiliki kecukupan likuiditas untuk mendukung pertumbuhan bisnis.
Dari sisi kualitas aset, Susi menyampaikan, Risiko Kredit (Loan at Risk/LAR) mengalami penurunan signifikan dari 25,2% di September 2021 menjadi 19,3% pada September 2022, terutama karena menurunnya jumlah kredit restrukturisasi COVID–19.
BNI pun terus berupaya menjaga LAR Coverage atau rasio pencadangan untuk debitur LAR pada level yang memadai, yakni sebesar 42,7%.
"Bahkan, kami melihat bahwa kemampuan pembayaran kewajiban dari debitur LAR semakin membaik, sehingga mendorong perbaikan pada pendapatan bunga, serta menjadi indikasi pemulihan bisnis nasabah yang lebih baik setelah terdampak pandemi,” ungkapnya.
10 hari yang lalu
2 tahun yang lalu
2 tahun yang lalu