Guru Honorer
Sabtu, 06 November 2021 19:40 WIB
Penulis:Sutan Kampai
Editor:Sutan Kampai
Bupati Dharmasraya Sutan Riska Tuanku Kerajaan menyampaikan orasi ilmiah dalam rangkaian acara wisuda ke-68 Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat (UM Sumbar). Di kesempatan itu, dia menyebutkan kiprah sejumlah para tokoh di Sumatera Barat.
Menurut Sutan Riska, menjadi anak muda itu jangan puas dalam capaian pendidikan hingga strata I (S1) saja. Anak muda itu harus berpikir maju, raih prestasi, dan jangan mudah goyah bila dihadapkan dengan persoalan.
"Saya sewaktu jadi Bupati Dharmasraya pada periode pertama itu, saya di ejek dan dikritik, karena banyak orang beranggapan, usia muda belum bisa berbuat apa. Saya tidak goyah, malah saya jadikan itu dorongan, agar saya bisa lebih baik lagi. Akhirnya usaha saya terbukti ada hasilnya," kata Sutan Riska, dikutip dari Youtube streaming UM Sumbar, Sabtu 6 November 2021.
Ia berharap para wisudawan Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat juga berpikir untuk maju. Melanjutkan jenjang pendidikan dan jadilah anak muda yang produktif untuk membangun Sumatera Barat ini, dan membangun bangsa Indonesia ini.
Sutan Riska pun mencontohkan kiprah para tokoh Sumatera Barat, yakni Usmar Ismail. Dia adalah pejuang dari Ranang Minang. Almarhum lahir di Bukittinggi 100 tahun yang lalu, tepatnya 20 Maret 1921.
"Almarhum dikenal sebagai Bapak Perfilman Indonesia, Seumur hidupnya yang tak sampai 50 tahun, Usmar telah membuat lebih dari 30 film," ujarnya.
Pada tahun 1950, di usia 29 tahun, Usmar telah mendirikan Pusat Film Nasional Indonesia (Persani). Usmar muda mendapat beasiswa belajar film ke Amerika Serikat pada 1952. Dalam waktu setahun beliau lulus dari Jurusan film di University of California in Los Angeles.
Usmar tak hanya dikenal sebagai sutradara, penulis skenario dan produser, beliau juga dikenal sebagai sastrawan dan wartawan. Di usia 25 tahun, beliau terpilih sebagai Ketua Umum Persatuan Wartawan Indonesia (PWI). Usia yang sangat muda dalam memimpin organisasi jurnalis satu-satunya di Indonesia saat itu.
"Ada kabar gembira juga bagi kita di Sumatera Barat. Pada peringatan Hari Pahlawan 10 November 2021 nanti. Presiden RI Joko Widodo akan menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada Usmar Ismail," sebutnya.
Tak hanya Usmar, banyak para pahlawan asal Minang yang di usia muda sudah berkarya dan berjuang untuk bangsa ini. Indonesia baru saja memperingati Hari Sumpah Pemuda pada 28 Oktober. Berbicara Sumpah Pemuda, tak lepas dari sosok Muhammad Yamin.
Muhammad Yamin Pahlawan asal Talawi Sawahlunto yang dikenal sebagia pelopor dan perumus Sumpah Pemuda. Pada tahun 1928 itu, Muhammad Yamin baru berusia 25 tahun.
Untuk itu, Sutan Riska berharap, dari sekilas sejarah para tokoh asal Sumatera Barat itu, hendaknya menjadi semangat bagi generasi muda dalam mewarnai pembangunan bangsa hari ini.
Menurutnya kaum muda harus memiliki kecerdasan emosional. Karena berdasarkan penelitian, kecerdasaan emosional mempengaruhi kesuksesan. Kecerdasan emosional berperan penting dalam menghadapi kehidupan sosial dan berintekrasi dengan orang lain.
"Hendaknya para wisudawan menjadi semangat bagi kita generasi muda dalam mewarnai pembangunan bangsa hari ini," pinta Sutan Riska yang juga sebagai Ketua Umum Apkasi ini.
Dikesempatan itu, Sutan Riska juga berbagai pengalaman dalam memimpin Kabupaten Dharmasraya sebagai pintu gerbang atau etalase Provinsi Sumatera Barat wilayah selatan.
"Saya mulai dilantik sebagai Bupati Dharmasraya periode pertama pada 17 Februari 2016, dalam usia 26 tahun. Saat itu saya sebagai bupati termuda di Indonesia," ujarnya.
"Di awal kepemimpinan, banyak ejekan dan kritikan yang datang. Ada yang menyebut, anak muda belum pantas menjadi kepala daerah. Anak muda bisa apa, dan sebagainya. Namun, ejekan tersebut saya jadikan sebagai pelecut dan motivasi untuk membangun daerah," sambungnya.
Hal itu bukan membuatnya goyah, dia makin terpacu untuk membuktikan bahwa anak muda bisa mewujudkan aspirasi masyarakat khususnya dalam mendapatkan pemerataan pelayanan dan pembangunan diberbagai bidang baik bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi, sosial dan budaya yang kesemuanya itu adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terutama di Dharmasraya.
"Alhamdulillah, pada periode pertama, dalam menunjang pendidikan, kami berhasil membangun 10 unit sekolah baru dengan 57 unit ruang kelas dan juga diiringi dengan program bebas pungutan sekolah yang telah kami mulai di tahun 2016 lalu, bantuan 104 paket program 1 keluarga 1 sarjana juga tersalurkan dengan harapan target peningkatan sumber daya manusia unggul di Kabupaten Dharmasraya bisa terwujudkan," ungkapnya.
Di sektor infrastruktur, kata Sutan Riska, banyak perubahan yang telah kami perjuangkan, akses jalan yang dulunya lumpur sekarang sudah menjadi aspal hitam, banyak jembatan yang dulunya rapuh sekarang sudah berdiri kokoh, Nagari yang dulunya kelam sekarang sudah keseluruhan mendapatkan penerangan, bahkan akses internet sebagai penunjang pendidikan juga sudah rata bisa dimanfaatkan.
"Sedangkan tata kelola pemerintahan, kita menerapkan pemerintah yang terbuka. Salah satunya dengan menerapkan sistem pelayanan terpadu satu pintu, untuk memudahkan pelayanan kepada publik terkait dengan berbagai keperluan administrasi dan mencegah terjadi penyalahgunaan kekuasaan," sebutnya.
Dengan capaian-capaian tersebut, Sutan Riska kembali diamanahkan warga memimpin Dharmasraya di periode kedua. Dalam sejarah Kabupaten Dharmasraya, baru pertama kali bupati 2 periode.
"Insya Allah saya akan tetap menjaga amanah itu untuk Dharmasraya yang mandiri, maju dan berbudaya," kata bupati.
Artinya, begitu pentingnya kecerdasan emosional tersebut, terutama bagi generasi muda. "Kita harus mampu mengenali emosi, kemampuan, kekuatan, kelemahan dan batasan diri. Kita harus mampu mengontrol emosi dan tindak dengan baik. Kita harus mampu memotivasi diri sendiri. Dan kita harus memahami dan menumbuhkan koneksi dengan orang lain secara emosional," tutupnya.