Orang Kaya
Rabu, 10 Januari 2024 13:56 WIB
Penulis:Redaksi Daerah
Editor:Redaksi Daerah
JAKARTA - Tidak dapat dipungkiri, perubahan adalah hal yang pasti terjadi. Namun sayangnya munculnya perubahan ini seringkali membuat seseorang merasa cemas, stres bahkan kehilangan kendali dalam proses penyesuaiannya.
Ahli saraf Dean Burnett menyebut, secara alamiah otak kita tidak menyukai ketidakpastian akibat perubahan dan segala sesuatu yang tidak pasti berpotensi menjadi ancaman.
Penelitian yang dipublikasikan di Nature Communications ini menunjukkan bahwa orang sebenarnya mengalami lebih banyak stres akibat ketidakpastian ini dibandingkan dengan perubahan itu sendiri.
Lalu bagaimana cara menavigasi perubahan dengan cerdas dan tanpa drama?
Menurut Analisa Widyaningrum, seorang Psikolog Klinis dalam sesi NgobrAZ (Ngobrol bareng Allianz Citizens), dengan tema Fix You: Olah Hati, Ganti Mindset, perubahan dapat dinavigasi dengan cerdas secara emosi. Kemampuan untuk mengolah emosi inilah yang dapat membantu kita melewati segala tantangan yang dihadapi dalam pekerjaan.
“Kecerdasan emosional adalah kemampuan manusia mengenali dan memahami emosinya lalu menggunakannya untuk mengelola diri sendiri dan hubungannya dengan orang lain. Mengolah hati dan perasaan memang bukan perkara mudah,” kata Analisa
“Banyak hal yang tidak bisa dikendalikan yang dapat membuat seseorang tidak nyaman terhadap perubahan, namun bukan berarti membuat seseorang tersebut tidak kompeten. Penting bagi kita untuk memahami level kecerdasan emosi supaya kita bisa mengontrol perasaan dengan lebih baik,” tambahnya.
Psikolog muda yang akrab disapa Ana ini juga mengatakan bahwa kecerdasan emosi adalah sesuatu yang bisa dilatih dan distimulus dengan self-regulation. Ana pun membeberkan tips untuk meregulasi perasaan sehari-hari supaya kita dapat menerima dan merangkul perubahan dengan baik:
1. Setiap menghadapi sesuatu, amati dulu apa yang terjadi.
2. Kenali emosi kita yang hadir, apakah marah, sedih, atau kecewa. Asah diri kita untuk melakukan rutinitas sederhana supaya kita bisa terkoneksi dengan emosi tersebut, misalnya tulis segala perasaan di notes atau cerita ke orang yang tepat. Hal ini dapat membuat kita sadar emosi apa yang sedang hadir dalam diri kita.
3. Setelah itu kita bisa menerima dan mengelola emosi tersebut dengan menerapkan mindfulness dan melakukan respon delay. Sebelum meluapkannya, hitung mundur 10 detik untuk memikirkan dengan matang apakah respon yang akan kita berikan itu benar. Perlukah kita marah-marah? Menangis dan lainnya.
4. Cobalah untuk membuka pandangan lebih jauh lagi dan lakukan reframe. Pahami bahwa ini adalah tantangan yang harus dihadapi. Semua orang bisa mengalami hal yang sama. Kita bisa memposisikan diri kita sebagai orang lain yang juga ikut merasakan perubahan. Inilah yang dapat membangun bonding dalam pekerjaan.
5. Ambil nafas, step back, ingat kembali long term goals kita sehingga apapun yang kita hadapi, kita bisa mengatasinya dengan baik.
“Navigasi perubahan itu bukan tentang menekan emosi yang dirasakan dalam perubahan, tapi bagaimana kita bisa menggunakan emosi yang tepat di situasi yang tepat,” pungkas Analisa.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Rumpi Rahayu pada 10 Jan 2024
Tulisan ini telah tayang di balinesia.id oleh Redaksi pada 10 Jan 2024