Deklarasi Partai Masyumi di Rumah Kelahiran M. Natsir Dt. Sinaro Panjang

Senin, 08 Agustus 2022 13:33 WIB

Penulis:Sutan Marajo

Editor:Redaksi

IMG-20220808-WA0007.jpg
Deklarasi Partai Masyumi di Rumah Kelahiran M. Natsir Dt. Sinaro Panjang (Foto: istimewa )

Menyusul keluarnya SK Masyumi dari KEMENKUMHAM RI sebagai partai politik yang sah untuk ikut pemilu 2024, DPW Masyumi Sumatera Barat menyelenggarakan deklarasi dari rumah kelahiran buya M. Natsir Dt Sinaro Panjang di Alahan Panjang Kabupaten Solok.

Dalam deklarasi yang disampaikan oleh Ketua DPW Masyumi Sumbar, Budiman Dt. Bandaro Rajo menyeru kepada semua umat Islam untuk kembali merapat, bergabung ke dalam Partai Masyumi, melanjutkan cita-cita ber-NKRI mewujudkan Indonesia yang baldatun thayyibatun warabbun ghafur.

Rangkaian kegiatan syukuran dan deklarasi Masyumi dimulai dari titik kumpul Masjid UMMI di depan SMA 1 Lembah Gumanti, Alahan Panjang yang terletak di tepi danau kembar dengan setting waktu menjelang azan zuhur.

Peserta yang hadir dari pengurus inti DPD Masyumi se Sumbar. 
Setelah azan zuhur, perwakilan  rombongan berinisiatif dan minta izin kepada pengurus masjid untuk mengadakan kultum sebelum shalat.

Didaulat memberikan kultum, Dr. Firdaus menyampaikan Q.S. at Taubah ayat 100, firman Allah tentang as sabiqunal awwalun minal muhajir wal anshar walladina taba'uhum bi ihsan.

Ketiga golongan ini (pionir, pelopor dalam menjadi muhajirin, menjadi anshar, dan pengikut setia yang berlaku ihsan) diharapkan menjadi motivasi bagi setiap mukmin sepanjang sejarah dimana pun berkiprah.

Muhajirin, anshar, dan pengikut setia yang berlaku ihsan adalah ajaran Islam yang relevan sepanjang zaman dalam gerakan perjuangan menegakkan syiar Islam. Sebagai peringatan, tidak semua pengikut berlaku setia dan ihsan.

Selalu ada orang yang bergabung sebagai pengikut dalam setiap gerakan Islam, namun sebagai penyusup untuk memecah kesatuan. Penyusup inilah yang sll memainkan peran merusak gerakan Islam di seluruh dunia, termasuk di partai-partai Islam.

Setelah shalat zuhur berjamaah dan qashar bagi yang musafir, rombongan berangkat menuju rumah kelahiran buya M. Natsir. Tiba di rumah yang dituju, rombongan disambut penuh haru dan kehangatan oleh bu Tuti dan anggota keluarga ahli waris lainnya yang memelihara rumah kelahiran buya M. Natsir Dt. Sinaro Panjang.

Cerita pun mengalir dari bu Tuti tentang kelahiran buya M. Natsir di rumah itu, yang orang tuanya sesungguhnya berasal dari Maninjau Kabupaten Agam.

Banyak hikmah kehidupan sebagai tokoh pejuang NKRI yang bisa diwarisi oleh pengurus Masyumi dari sosok buya M. Natsir yang dituturkan oleh bu Tuti. Banyak juga penuturan dari hadirin orang-orang tua Masyumi pelaku sejarah yang begitu bersemangat menyambut kembalinya Masyumi ke pentas politik Indonesia.

Semua yang hadir di acara syukuran dan deklarasi ini sangat menyadari betapa pentingnya kehadiran kembali Masyumi saat ini untuk menyelamatkan NKRI di pentas politik yang sangat kuat berada di dalam genggaman oligarki.

Sebagai ahli waris yang memelihara rumah kelahiran Buya M. Natsir, bu Tuti dan anggota keluarga menyatakan dukungan penuh atas deklarasi Masyumi. Ternyata mereka sangat mendambakan momen ini.

"Setelah membubarkan diri di bawah ancaman dibubarkan oleh rejim NASAKOM Soekarno, akhirnya keluarga besar Masyumi bisa dipertemukan kembali dalam gerakan Masyumi Reborn, Masyumi Memanggil," kata Ketua DPW dalam keterangan tertulis, Senin 8 Agustus 2022.

Menurutnya moment keluarnya SK Menkumham ini perlu disyukuri karena ini menghapus anggapan selama ini bahwa Partai Masyumi adalah Partai yg dibubarkan krn kalau dibubarkan berarti Partai tsb adalah partai terlarang spt Partai PKI dan tidak bisa hidup kembali di NKRI.

Partai Masyumi adalah merupakan musuh berbuyut Partai PKI.  Pengakuan ini juga penting mengukuhkan kembali bahwa Partai Masyumi adalah pejuang utk NKRI bukan pemberontak seperti yg digambarkan gemborkan musuh Masyumi dan pemutaran balikan sejarah selama ini.

Sehingga diharapkan para pemimpin Masyumi menjadi pemimpin yg dapat menjadi contoh tauladan bagi ummat, yg mendahulukan kepentingan masyarakat diatas kepentingan peibadi bukan sebaliknya spt yg terjadi saat ini.

"Pemimpin yg arif lagi bijaksana, pemimpin yg tidak ambisius, pemimpin yg sadar bahwa jabatan yg diembannya merupakan amanah sehingga ketika sudah tidak disukai oleh yg memberi amanah mereka sadar dan mundur sbg pemimpin. Pemimpin yg takut pada Allah sehingga mereka melaksanakan amal makruf nahi mungkar," sambungnya.

Setelah acara deklarasi yang penuh sesak di rumah kelahiran Buya M. Natsir, kami pun berpamitan kembali ke daerah masing-masing.