PT Semen Padang Alami Oversupply Semen, Direktur Operasional: Dampak Persaingan Kompetitif

Selasa, 26 April 2022 19:57 WIB

Penulis:Sutan Marajo

Editor:Redaksi

82c8cb7b-4d34-4337-9e74-bf205582fdc0.jpg
Direktur Operasi PT Semen Padang Indrieffouny (Foto: dok PT Semen Padang)

PT Semen Padang tengah menghadapi kondisi oversupply (kelebihan pasokan). Hal ini tidak membuat perusahaan semen yang tergabung dalam Semen Indonesia Group (SIG) ini patah arang.

Direktur Operasi PT Semen Padang Indrieffouny mengatakan kondisi yang terjadi saat ini persaingan dari kompetitif yang datang dari berbagai perusahaan.
 
"Untuk bisa bersaing di pasar dalam kondisi oversupply saat ini, berbagai strategi kami lakukan di antaranya di sisi operasional dengan menjaga biaya produksi atau Cost of Good Manufacturing (COGM) atau lebih rendah dari yang ditargetkan," katanya melalui rilis yang terima KabarMinang.id, Selasa 26 April 2022.

Menurutnya Strategi Operational Excellence juga menjadi salah satu upaya, karena mampu mendorong pabrik beroperasi dengan lancar pada kapasitas maksimum dan hari jalan maksimum, sehingga volume atau jumlah produksi meningkat. 

"Secara tidak langsung, Operational Excellence ini akan menekan indeks batubara dan biaya listrik rupiah/ton," ujarnya. 

Selain itu untuk menekan losses (kehilangan) dalam kegiatan operasional, perlu meningkatkan pemanfaatan gypsum purified. Karena perolehan gypsum ini lebih murah dibandingkan gipsum alam. 

Gypsum purified dari Petrokimia ini juga menjadi upaya PT Semen Padang dalam mendungkung Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN).
 
Selain menjaga biaya produksi atau COGM, Indrieffouny juga menyebut bahwa stop stand by ready to run Pabrik Indarung II/III juga menjadi strategi manajemen dalam menghadapi oversupply dan situasi pasar semen yang relatif rendah di semester 1 ini.
 
"Jadi, Pabrik Indarung II/III itu bukan berhenti berproduksi, yang distop itu hanya Kiln dan Raw Mill, dan statusnya stop stand by ready to run. Sementara Cement Mill, masih dioperasikan untuk memenuhi permintaan pasar.  Ini adalah strategi manajemen dalam menghadapi persaingan di tengah oversupply semen," tegas nya.

Untuk itu manajemen perusahaan akan tetap menjaga seluruh peralatan/asset Kiln dan Row Mill Pabrik Indarung II/III agar tetap siap untuk beroperasi. Bahkan, manajemen juga akan melakukan tes fungsi alat secara periodik. 

"Jadi pada saat demand meningkat atau pasar mulai membaik, Kiln dan Raw Mill Indarung II/III akan dioperasikan kembali. Tidak ada juga pengurangan pegawai atau outsourcing dalam menjalankan strategi ini," pungkas Indrieffouny.