covid 19
Rabu, 17 November 2021 07:20 WIB
Penulis:Sutan Kampai
Editor:Sutan Kampai
Rakyat Indonesia dingatkan berhati-hati terhadap akan kembali meningkatkanya kasus COVID-19.
Dari keterangan Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 melihat pada angka reproduksi atau reproduction number (Rt) COVID-19, terlihat mulai meningkat menjadi 0,96 dari minggu sebelumnya 0,01.
"Semakin tinggi Rt suatu penyakit maka akan semakin besar peluang jumlah kasus positif terus meningkat, begitu juga sebaliknya," ujar Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito dalam konferensi pers yang diikuti secara daring di Jakarta, Selasa 16 November 2021 kemarin.
Dia mengemukakan, reproduction number adalah rata-rata banyak orang yang terinfeksi akibat terpapar dari 1 orang yang positif atau sakit.
Ia menambahkan, angka reproduksi berguna untuk menggambarkan kemampuan penyebaran suatu penyakit, besar angka reproduksi akan sangat tergantung kepada karakteristik maupun lingkungan di sekitar organisme penyebab penyakit.
"Jika dilihat lebih mendalam walaupun Rt di seluruh pulau masih berada di bawah satu, namun angkanya di pulau Jawa-Bali dan Kalimantan mengalami kenaikan," katanya.
Ia mengatakan, memerhatikan angka reproduksi penting selain angka kasus, angka kematian, dan angka fatalitas untuk menjadi dasar penentuan upaya pengendalian COVID-19 yang tepat.
Menurut Wiku umumnya setiap jenis penyakit memiliki basic reproduction number (R0), yaitu nilai tetap kemampuan penyebaran penyakit dalam situasi tanpa disertai intervensi pencegahan tertentu.
"Contohnya R0 untuk virus COVID-19 varian original dari Wuhan yaitu 2,4 sampai dengan 2,6. Hal ini bermakna bahwa satu orang kasus positif rata-rata dapat menularkan kepada dua sampai tiga orang lain di sekitarnya setelah melakukan interaksi," paparnya.
Sedangkan Rt, lanjut dia, adalah angka reproduksi penyakit setelah adanya intervensi. Ia menambahkan, umumnya angka reproduksi di atas satu menyebabkan penambahan kasus yang berlipat atau eksponensial.
"Angka satu menyebabkan penambahan kasus yang cenderung stagnan, dan angka di bawah satu secara gradual akan menginfeksi lebih sedikit orang dan akhirnya dapat menghentikan perluasan penyakit dalam suatu kondisi tertentu layaknya epidemi karena semakin sedikitnya jumlah kasus positif baru maupun bertambahnya jumlah kesembuhan kasus positif seiring waktu dan pengobatan yang dijalani," katanya dikutip dari Antara.
Ia mengatakan, penetapan besar angka reproduksi suatu penyakit dilakukan oleh para ilmuwan untuk menggambarkan tingkat penularan menggunakan data di lapangan, yaitu angka kematian, keterisian tempat tidur di rumah sakit, maupun positivity rate.
Wiku berharap, penyampaian data angka reproduksi terkini dapat menjadi pembelajaran baru bagi Pemda untuk dapat membaca tingkat penularan COVID-19 dari aspek epidemiologis yang lebih spesifik. (TrenAsia.com)
setahun yang lalu
3 tahun yang lalu