Siap-siap Dipinang Nih! 5 Aset Kripto Ini Diprediksi Akan Bullish Menjelang Juni 2022

Rabu, 25 Mei 2022 22:05 WIB

Penulis:Sutan Marajo

Editor:Redaksi

Ilustrasi Mata Uang Kripto

Ilustrasi Mata Uang Kripto / Pixabay.com

(Pixabay.com)

Menjelang Juni 2022, ada lima aset kripto yang diprediksi akan mengalami bullish. Trader Tokocrypto, Afid Sugiono mengatakan, saat ini pergerakan pasar kripto masih tampak statis, dan hal itu akan berlaku untuk beberapa waktu mendatang.

Secara umum, saat ini mayoritas aset kripto belum menunjukkan penguatan harga yang signifikan karena belum ada sentimen positif yang mampu mendongkrak aksi pembelian.

Menurut Afid, sebagian besar investor masih belum terlalu optimis di instrumen kripto karena ancaman ketidakpastian makroekonomi yang masih membayangi sehingga aset-aset pun belum mampu menyentuh level resistance.

Ada tiga situasi makroekonomi yang yang saat ini membuat pasar kripto tertekan dan sulit untuk memasuki fase bull run, yaitu inflasi tinggi yang terjadi di sejumlah negara, potensi resesi ekonomi, dan kebijakan moneter suku bunga dari bank sentral Amerika Serikat (The Federal Reserve System/The Fed).

"Menyikapi hal tersebut, investor akan bergerak menuju aset yang lebih aman. Namun, ada sedikit kecenderungan investor akan mengambil sikap akumulasi buy the dip yang mungkin bisa menopang laju kripto di jangka pendek," kata Afid melalui keterangan Tokocrypto, Rabu, 25 Mei 2022.

Sementara itu, Afid menilai saat ini cukup bagus untuk melakukan trading di altcoin ketimbang aset-aset kripto berkapitalisasi besar seperti Bitcoin.

Berdasarkan pantauan Coin Market Cap, Rabu, 25 Mei 2022 pukul 18.00 WIB, Bitcoin (BTC) berada di level harga US$29.733 atau setara dengan Rp435,4 juta dalam asumsi kurs Rp14.645.  

Menjelang Juni 2022, inilah lima aset kripto yang diprediksi Afid akan melaju di tren bullish.

1. Kava (KAVA)

Kava adalah platform decentralized finance (DeFi) yang memungkinkan pengguna untuk melakukan aktivitas pinjam-meminjam aset kripto tanpa melibatkan pihak ketiga. KAVA adalah token utilitas yang digunakan di platform untuk aktivitas pinjam-meminjam tersebut.

Peluncuran mainnet Kava 10 yang digelar pada akhir Mei dinilai dapat menjadi pendorong tren positif pada aset kripto ini. Dengan adanya mainnet ini, Kava dapat menghubungkan dua ekosistem terdesentralisasi terbesar antara Ethereum dan Cosmos.

"Sentimen positif KAVA terus menguat. Kemungkinan besar level support KAVA akan meningkat dari US$2,3 (Rp33.683) menjadi US$2,8 (41.006). KAVA masih dapat bergerak menuju harga sekitar U$4 (Rp58.580) atau naik 76% dalam beberapa hari ke depan," kata Afid.

Saat ini, KAVA berada di peringkat ke-85 dengan kapitalisasi pasar terbesar US$544,73 juta (Rp7,97 triliun) dan berada di posisi harga US$2,76 (Rp40.420).

2. THORCHain (RUNE)

THORChain adalah sebuah protokol blockchain terdesentralisasi yang memungkinkan pengguna untuk menukar aset kripto dari berbagai jaringan yang berbeda tanpa memerlukan pihak ketiga seperti Coinbase atau Binance.

Berdasarkan analisis teknikal yang dilakukan Afid, RUNE memang sempat mengalami koreksi harga, namun sudah menunjukkan sinyal kenaikan harga. Kemungkinan besar RUNE dapat bergerak menuju harga US$4 (Rp58.580) atau naik hampir 50% dari harga US$2,98 (Rp43.642).

"RUNE masih mendapatkan sentimen positif dari rumor perilisan mainnet pada akhir Mei nanti. Kabar itu sudah menguat sehingga mendorong harga RUNE, di mana investor sudah mulai hold dan trading," papar Afid.

RUNE saat ini menempati peringkat ke-55 dengan kapitalisasi pasar US$981,06 juta (Rp14,3 triliun) dan berada di level harga US$2,97 (Rp43.642).

3. IoTeX (IOTX)

IoTeX (IOTX) adalah platform yang menggabungkan teknologi blockchain dengan Internet of Things (IoT) dan sudah dikenal luas di dunia kripto sebagai aset yang menjanjikan.

Menurut Afid, IOTX berpotensi untuk bullish menjelang bulan Juni karena adanya perilisan mainnet pada akhir Mei. Mainnet baru IOTX dirancang untuk meningkatkan kecepatan dan transaksi, staking yang didukung melalui protokol Web3, hingga peningkatan ketahanan koneksi peer-to-peer (P2P).

"Dari analisis teknikalnya, harga IOTX perlahan sudah naik dalam beberapa hari terakhir. Harga IOTX bisa mencapai US$0,046 (Rp673) atau sekitar 16% dari level support-nya yang berada di US$0,039 (Rp571)," ujar Afid.

IOTX saat ini berada di peringkat ke-100 dengan kapitalisasi pasar US$376,63 juta (Rp5,51 triliun) dan menempati harga US$0,03914 (Rp573).

4. Loopring (LRC)

LRC adalah token kripto Loopring berbasis jaringan Ethereum yang dirancang untuk membangun transaksi kripto terdesentralisasi. Protokol Loopring berfungsi untuk menggabungkan jaringan terpusat dengan penyelesaian pesanan on-blockchain yang terdesentralisasi menjadi produk hybrid.

Afid menilai LRC kemungkinan besar akan bullish menjelang Juni karena perusahaan GameStop meluncurkan dompet kripto dan non-fungible token (NFT) versi beta yang menggunakan jaringan Loopring layer 2.

"Masuknya GameStop ke industri kripto dengan dukungan Loopring membuat harga LRC berpotensi naik. Analisis teknikal melihat LRC akan mengalami kenaikan harga hingga 28% menuju US$0,64 (Rp9.372) dari level support US$0,54 (Rp7.908)," tutur Afid.

LRC saat ini menempati peringkat ke-67 dengan kapitalisasi pasar US$762,8 juta (Rp11,17 triliun) dan berada di harga US$0,5735 (Rp8.398).

5. Fantom (FTM)

Fantom adalah platform Smart Contract berbasis directed acyclic graph (DAG) dengan kinerja yang berskalabilitas tinggi.

Meskipun dalam dua pekan terakhir FTM mengalami penurunan harga, Afid menilai aset kripto ini akan bergerak naik karena kembali aktifnya Andre Cronje yang merupakan arsitek ternama di Fantom Foundation.

"FTM belum bisa lepas dari dampak keluarnya Andre Cronje dan Anton Nell. Namun, ada spekulasi mereka akan kemballi meningkatkan harga FTM," ungkap Afid.

Afid menganalisis aset kripto FTM akan mengalami pergerakan harga naik secara perlahan. Ia memprediksi FTM bisa menyentuh level US$0,51 (Rp7.468) atau naik sekitar 31% dari level support US$0,41 (Rp6.004).

FTM saat ini berada di peringkat ke-52 dengan kapitalisasi pasar US$1,03 miliar (Rp15,08 triliun) dan menempati level harga US$0,403 (Rp5.901).  (TrenAsia.com)