Siap-siap, Puncak Penyebaran Omicron di Indonesia Diprediksi Februari-Maret 2022

Jumat, 28 Januari 2022 18:21 WIB

Penulis:Sutan Kampai

Editor:Sutan Kampai

Covid-19 varian Omicron
Covid-19 varian Omicron (HO)

Puncak penyebaran varian baru COVID-19 Omicron diprediksi akan terjadi pada bulan Februari hingga awal Maret 2022. 
Pemerintah kembali melakukan pengetatan protokol kesehatan dan mempercepat vaksinasi dengan memanfaatkan aplikasi PeduliLindungi.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut B. Pandjaitan mengatakan berdasarkan data yang dirilis otoritas Prancis, disebutkan bahwa penggunaan aplikasi PeduliLindungi cukup memberi dampak terhadap percepatan vaksinasi di Indonesia sehingga bisa mengendalikan penularan Omicron.

"Untuk itu, pemerintah akan terus memasifkan penggunaan aplikasi PeduliLindungi khususnya dalam menghadapi varian Omicron ini," katanya belum lama ini.

Dia menegaskan bahwa dalam menekan penularan Omicron, pihaknya bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan untuk memastikan penerapan aplikasi PeduliLindungi di pusat-pusat perbelanjaan baik di mall atau toko dan restoran.

Dia menyebut masyarakat tidak perlu terlalu khawatir terhadap penularan Omicron. Selain varian ini tidak sekuat Delta, tingkat vaksinasi dan disiplin prokes sudah cukup terjaga.

Selain itu, penyebaran varian Omicron pun tidak menunjukkan tingkat penularan yang eksponensial sejak terdeteksi akhir 2021.

"Namun sekali lagi kita tidak perlu jumawa tetapi kita harus disiplin," ungkapnya.

Sementara itu, Wakil Presiden Ma’ruf Amin mengatakan meski tingkat keparahan Omicron ebih rendah dari varian Delta, masyarakat harus tetap memperhatikan disiplin prokes.

"Walaupun tingkat keparahan varian Omicron ini lebih ringan dibanding dengan Delta, tapi kalau jumlah bertambah terus, potensi penularan kepada, terutama yang komorbid, maka ini juga akan memberikan tekanan kepada fasilitas tenaga kesehatan yang ada," katanya saat memimpin Rapat Terbatas Evaluasi PPKM, Senin pagi.

Dia menandaskan, pemerintah akan mempercepat upaya penelusuran penyebaran varian Omicron agar tidak terjadi lonjakan seperti varian Delta pada Juli 2021 lalu.

"Terkait dengan peningkatan jumlah tes, tracing, mengingat mereka yang terpapar varian Omicron ini kebanyakan OTG (Orang Tanpa Gejala) dan juga orang yang (memiliki) komorbid, sakit ringan, ini berpotensi besar untuk memicu penularan berkelanjutan di masyarakat," paparnya.

Guna menekan penularan Omicron, pemerintah juga akan mempercepat vaksinasi COVID-19. Sampai dengan 23 Januari, vaksinasi sudah mencapai 307,77 juta yang terdiri dari 181,13 juta dosis pertama dan 124,08 juta dosis kedua.

"Vaksinasi booster sudah mulai dilaksanakan. Kemudian juga, laporan terkait upaya percepatan pengembangan vaksin COVID-19 produksi dalam negeri, termasuk aspek keamanannya, khasiatnya, mutunya, serta progres pembuatannya supaya pada 2022 ini vaksin COVID-19 buatan dalam negeri ini dapat digunakan masyarakat," terangnya.

Melihat tren peningkatan varian Omicron di Indonesia dan di beberapa negara, Ma'ruf pun berencana melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) yang sudah dimulai di beberapa daerah, termasuk di DKI Jakarta.

Sampai tanggal 18 Januari 2022, terdapat 41 sekolah SD/SMA di Jakarta yang sebagian siswanya positif COVID-19 varian Omicron.

"Bagaimana kira-kira kelanjutan kebijakan dari PTM ini, pembelajaran tatap muka ini. Karena penyebarannya cepat dan bahkan diperkirakan Februari ini akan mencapai puncaknya dan sampai dengan awal Maret," katanya. (TrenAsia.com)