Nasional
KADIN Komitmen Ekonomi 2022 Lebih Baik
Tahun 2022 diharapkan menjadi tahun pemulihan setelah tren pertumbuhan ekonomi Indonesia mulai terlihat sejak tahun lalu. Kinerja ekonomi yang membaik, inflasi yang rendah, dan surplus perdagangan menjadi penopang kebangkitan ekonomi.
Seiring dengan tren pemulihan, Ketua Umum Kamar Dadang dan Industri (Kadin) Indonesia Arsjad Rasjid membeberkan prospek bisnis yang diyakini bisa tumbuh positif bahkan akan lebih cerah pada tahun 2022.
Menurut dia, setidaknya ada enam sektor bisnis atau lapangan usaha yang berpotensi meraup cuan di tahun bershio Macan Air, yang pertama adalah bisnis kuliner. Berdasarkan analisis terhadap pengeluaran penduduk per kapita sebulan, sekitar 49,29% pengeluaran masyarakat berasal dari konsumsi makanan.
- Berita Duka, Syaiful Mantan Ketua KONI Sumbar Meninggal Dunia
- Daihatsu Ayla Sigra Lagi Turun Harga Nih, Cek Disini!
- Begini Prosedur Serah Terima Mobil Baru Dari Dealer
"Hal ini menjadikan prospek bisnis kuliner masih menjanjikan pada tahun 2022, baik melalui wisata kuliner maupun aplikasi online," katanya dalam "Indonesia Economic Outlook 2022", Selasa, 25 Januari 2022.
Kedua, bisnis non makanan seperti properti juga juga diprediksi masih bergairah tahun ini. Hal itu karena meningkatnya kebutuhan masyarakat akan tempat tinggal baik melalui pembelian properti maupun melalui penyewaan.
Sektor ketiga yang diperkirakan tumbuh positif adalah bisnis teknologi, khususnya digital technology. Tren kenaikan minat masyarakat untuk memakai jasa internet, membeli pulsa dan ekspedisi logistik diyakini bisa mengungkit bisnis teknologi.
Keempat adalah bisnis manufaktur. Meski terkendala pandemi, bisnis manufaktur Indonesia masih begitu bagus. Hal itu bisa terlihat dari Purchasing Manufacture Index (PMI) yang tahun lalu berada di level positif.
"Sektor ini banyak menyerap tenaga kerja. Pada tahun 2022, sektor ini diperkirakan akan tetap meningkat karena disertai berbagai rangsangan dan insentif dari pemerintah," papar Arsjad.
Kelima, bisnis aneka barang dan jasa juga diprediksi akan terus tumbuh pada 2022 ditopang oleh kebutuhan barang keperluan rumah tangga, jasa kesehatan, dan jasa pendidikan.
Dia menambahkan, bisnis pakaian jadi terutama pakaian jadi untuk wanita dewasa cukup prospektif tahun ini karena menjamurnya platform e-commerce.
Yang terakhir adalah bisnis otomotif. Arsjad memperkirakan, industri otomotif kembali bergairah setelah tahun lalu cukup tertekan.
Insentif pajak kendaraan yang diberikan pemerintah diharapkan mampu meningkatkan minat pembelian mobil baru dan adanya mobil listrik.
Meski demikian, Arsjad menggarisbawahi bahwa ada beberapa tantangan yang dihadapi Indonesia tahun ini.
Pertama, Indonesia masih cukup rentan terhadap gelombang ketiga pandemi COVID-19 seiring dengan meningkatnya mobilitas dan kebijakan perenggangan.
Kedua, kenaikan harga angkutan logistik masih akan terus naik hingga 2023. Harga tarif pun masih fluktuatif. Hal ini berdampak terhadap perekonomian Indonesia.
Ketiga, potensi konflik politik dunia yaitu antara Rusia dan Ukraina serta China dan Taiwan. Hal ini dapat mengganggu perdagangan Indonesia ke negara mitra.
Tantangan terakhir adalah bisnis yang berkelanjutan. Isu enviroment, social and governance (ESG) menjadi isu penting dunia dalam mengatasi perubahan iklim.
"Kadin mengajak semua pelaku usaha untuk segera mengambil tindakan di bidang lingkungan, sosial dan tata kelola," ungkap Arsjad. (TrenAsia.com)