Nasional
10 Rekomendasi Kuliner Terbaik dari Demak, Rasakan Sensasi Kelezatannya!
JAKARTA – Kabupaten Demak yang terkenal dengan sebutan Demak Kota Wali, dahulu diceritakan sebagai tempat berkumpulnya para Wali Songo. Salah satu peninggalan dari masa itu adalah Masjid Agung Demak.
Selain sebagai pusat kerajaan Islam di Indonesia, Demak memiliki kuliner khas yang menggugah selera. Bagi para pecinta kuliner, Demak menawarkan hidangan-hidangan otentik yang kaya akan cita rasa lokal. Sekali cicip, kalian akan ketagihan.
Jika kalian berwisata atau bermain ke Demak, rasanya akan kurang jika belum menikmati makanan khasnya. Untuk itu, inilah rekomendasi kuliner khas Demak yang wajib kalian coba. Yuk, simak!
- Menguak Kontroversi Perdagangan Manusia yang Libatkan Pesohor, Terbaru Ada P Diddy
- Ingin Tabungan Banyak ala Film Home Sweet Loan? Coba Lakukan Hal Ini!
- 7 Ciri-ciri Akun Palsu di Instagram yang Harus Anda Waspadai!
Rekomendasi Kuliner Khas Demak
Berikut beberapa rekomendasi kuliner khas Demak yang wajib dicoba:
1. Caos Dahar
Dilansir dari Dinas Pariwisata Kabupaten Demak, Caos Dhahar Lorogendhing adalah salah satu kuliner khas dari Demak. Hidangan ini terdiri dari nasi golong, urap daun mengkudu (pace), trancam yang terbuat dari terong dan kacang panjang, sayur bening daun kelor, dan bubuk kedelai. Lauk yang disajikan meliputi gereh petek bakar, pecel lele, dan ingkung ayam jago.
Masakan legendaris dari Kadilangu, Demak, ini konon menjadi favorit Kanjeng Sunan Kalijaga semasa hidupnya. Istilah Caos Dhahar berasal dari bahasa Jawa krama alus yang berarti memberi makan, sedangkan Lorogendhing merujuk pada berbagai kudapan yang dipercaya merupakan hidangan kesukaan Sunan Kalijaga.
2. Sweke Mentok
Sweke adalah istilah yang merujuk pada teknik memasak daging dengan kuah rempah yang kaya bumbu. Di Demak, bahan yang digunakan adalah daging mentok, yaitu sejenis unggas air yang memiliki daging lebih tebal dan lezat dibandingkan ayam.
Sweke Mentok dimasak dengan bumbu bawang putih, jahe, kecap, dan rempah-rempah lainnya, sehingga kuahnya berwarna cokelat pekat dan memiliki rasa gurih dengan sentuhan manis. Daging mentok yang dimasak hingga empuk menyerap semua bumbu, menghasilkan cita rasa yang kaya dan mendalam.
Hidangan ini biasanya disajikan dengan nasi hangat atau ketupat, menjadikannya pilihan sempurna untuk makan siang atau malam.
3. Kropohan
Makanan khas Demak adalah sego atau nasi kropohan. kropohan dalam Bahasa Jawa berarti campuran, karena nasi ini dicampur dengan sup daging kerbau dan bahan-bahan lainnya. Penggunaan daging kerbau dalam hidangan ini bukan tanpa alasan, melainkan ada latar belakangnya.
Daging kerbau dipilih karena masyarakat Kudus dan Demak pada zaman dahulu memiliki pantangan untuk mengonsumsi daging sapi. Oleh karena itu, digunakanlah daging kerbau. Zaman dulu, nasi kropohan tidak memakai daging kerbau, melainkan kulit kerbau.
Hal ini dikarenakan daging hanya diperuntukkan bagi keluarga besar kerajaan. Untuk memungkinkan masyarakat biasa menikmati hidangan ini, dibuatlah makanan dengan kulit kerbau yang dicampur dengan sayur agar jumlahnya lebih banyak.
Agar masyarakat dapat menikmati hidangan ini, nasi kropohan dicampur dengan waluh (labu putih) atau gori (nangka muda) menggunakan bumbu yang sederhana, seperti ketumbar dan bawang. Meski terlihat sederhana, rasa sego kropohan ini sangat enak.
Dilansir dari Badan Otorita Borobudur, daging kerbau yang diolah dengan baik membuat teksturnya empuk dan mudah dikunyah. Labu putih yang menyertai daging juga memberikan kesegaran di mulut dengan bumbu yang meresap sempurna. Selain itu, tersedia kecap, saus, sambal, dan jeruk nipis bagi mereka yang ingin menambahkan variasi rasa.
4. Kepala Manyung
Dilansir dari Visit Jawa Tengah, Demak memiliki makanan khas yaitu Mangut Kepala Manyung, yang dapat ditemukan di Desa Wonosari, Kecamatan Bonang. Di daerah ini, banyak warga yang menjalankan usaha pengasapan ikan kepala manyung. Hasil olahan tersebut kemudian akan dikirim ke berbagai kota seperti Jakarta, Surabaya, Bogor, Semarang, Salatiga, Boyolali, dan sekitarnya.
Manyung adalah jenis ikan laut yang kepalanya sering diolah menjadi masakan kaya rasa. Di Demak, Kepala Manyung biasanya dimasak dengan bumbu pedas yang meresap dengan baik ke dalam daging ikan. Hidangan kuliner ikan asap yang dipadukan dengan bumbu rempah dari Pesisir Demak ini terkenal karena kelezatannya yang membuat ketagihan.
Kepala Manyung biasanya disajikan dengan nasi putih hangat dan sambal terasi, yang semakin menambahkenikmatan hidangan ini.
5. Nasi Ndoreng
Hidangan ini merupakan warisan yang telah diturunkan dari generasi ke generasi sejak masa kejayaan Kerajaan Demak Bintoro. Nasi ndoreng masih tetap dijual oleh masyarakat Demak. Kuliner ini mirip dengan pecel, namun nasi ndoreng atau yang biasa disebut sega ndoreng memiliki cara memasak dan penyajian yang berbeda.
Penyajian nasi ndoreng dengan sentuhan tradisional mempertahankan cita rasa kuliner yang unik dan menggugah selera. Saat dinikmati, perpaduan rasa gurih, asin, pedas, dan manis dalam nasi ndoreng menciptakan harmoni rasa yang memukau dan membuat ketagihan.
Sayur-sayuran seperti kembang turi, jantung pisang, daun singkong muda, daun ubi jalar, pucuk daun, dan buah lamtoro muda, serta isi petai China direbus hingga matang. Setelah matang, nasi dan sayuran yang direbus disusun rapi dalam pincukan, yaitu bungkusan dari daun pisang atau daun jati yang dibentuk seperti mangkuk. Untuk melengkapinya, nasi ndoreng ini dinikmati bersama ikan asin goreng dan peyek.
Kemudian, hidangan ini disiram dengan bumbu kacang yang telah dimasak. Lalu, bagian atasnya dihias dengan serundeng, yang membuatnya semakin menggugah selera.
6. Asem-Asem Daging
Asem-asem adalah masakan dengan berbahan utama daging sapi yang dipotong dadu dan disajikan dengan kuah segar yang memiliki rasa asam yang dominan. Masakan ini termasuk mudah dibuat dan tidak memerlukan waktu lama untuk memasaknya.
Bumbu yang digunakan juga cukup minimalis, sehingga hidangan ini sering kali disiapkan oleh para ibu sebagai sajian untuk keluarga maupun untuk menjamu tamu yang datang ke rumah.
7. Ingkung Bandeng
Ingkung Bandeng terbuat dari ikan bandeng yang sudah dibuang durinya, kemudian diisi dengan kelapa parut dan daging ikan sebelum dikukus dengan air kunyit dan campuran bumbu lainnya. Proses pengukusan ini memakan waktu hingga dua jam, sehingga kaldu dari air kukusan akan menyusut.
8. Sop Balungan
Sop balungan Demak adalah hidangan yang terbuat dari daging sapi dan balungan atau tulang. Sensasi menyesap tulang dan menggigit daging yang menempel di pinggiran tulang memberikan kenikmatan tersendiri.
Sop balungan berbeda dengan bakso balungan. Jika bakso balungan terdapat mi dan bakso, sedangkan dalam sop balungan terdapat sayuran seperti kentang, wortel, dan tomat menggantikan bakso, sehingga cita rasa sop balungan menjadi lebih nikmat. Anda juga bisa menambahkan potongan jeruk nipis untuk memperkaya citarasa sop ini.
9. Botok Telur Asin
Masyarakat Demak mengolah telur asin menjadi kudapan yang sangat nikmat, yaitu botok ndok. Botok Tahu Telur Asin adalah menu makanan unik yang patut dicoba saat berkunjung ke Demak. Biasanya, botok telur asin berisi telur asin, bumbu-bumbu dapur, dan kemangi yang memberikan aroma yang sedap, dibungkus dengan daun pisang, dan kemudian dikukus. Proses ini membuat makanan ini semakin sedap dan nikmat.
- Tak Hanya Biaya Sekolah, Inilah Hal-hal yang Tidak Mampu Dibeli Kelas Menengah dalam 5 Tahun Mendatang
- Intip Gaya Hidup Sederhana 6 Pejabat RI Zaman Dulu, Jauh dari Hedonisme!
- Ketahui Apa Itu ‘Lipstick Effect’ yang Bisa Jadi Indikator Ekonomi Sulit
10. Semur Ikan Kuthuk
Ikan Kuthuk atau Ikan Gabus adalah ikan air tawar yang dapat diolah menjadi Semur Ikan Kuthuk, makanan khas Kabupaten Demak. Proses pengolahannya dimulai ikan Kuthuk yang disemur terlebih dahulu, kemudian digoreng dan dimasukkan ke dalam kuah santan yang telah dibumbui. Teksturnya yang lembut menjadikan olahan ini sebagai alternatif untuk mengonsumsi ikan dengan cara yang berbeda.
Nah, itu dia beberapa rekomendasi kuliner khas Demak yang wajik kalian coba saat mengunjungi tempat ini. Semoga bermanfaat!
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Distika Safara Setianda pada 13 Oct 2024
Tulisan ini telah tayang di balinesia.id oleh Redaksi pada 15 Okt 2024