2 Sekolah di Yogyakarta Masuk 15 Besar TOP 1.000 UTBK 2022

MAN I Yogyakarta yang menempati ranking kesembilan madrasah terbaik se-Indonesia. Hasil ini menempatkan MAN 1 Yogyakarta di peringkat 12 se-provinsi dan 57 se-nasional dengan poin 592,462. (EDUWARA/Setyono)

Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) merilis 'LTM' sekolah terbaik berbasis hasil Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) tahun 2022. Dua sekolah di Daerah Istimewa Yogyakarta tersebut masuk dalam 15 besar di kategori berbeda.

SMAN 8 Yogyakarta berhasil masuk dalam urutan ke-11 sekolah yang paling banyak meloloskan anak didiknya ke Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Posisi ini menjadikan SMAN 8 Yogyakarta ada di urutan pertama se-DIY dan naik 6 peringkat dari posisi tahun lalu yaitu 17.

Sementara di kategori Madrasah Aliyah Negeri (MAN), DIY diwakili oleh MAN I Yogyakarta yang menempati ranking kesembilan madrasah terbaik se-Indonesia. Hasil ini menempatkan MAN 1 Yogyakarta di peringkat 12 se-provinsi dan 57 se-nasional dengan poin 592,462.

'Top 1000 Lolos UTBK' adalah pemeringkatan tahunan yang dilakukan LTMPT berdasarkan hasil UTBK di PTN. Tahun ini ada 23.657 sekolah, 745.115 peserta dengan nilai Sains dan Teknologi (Saintek) tertinggi 830,98 dan nilai Sosial dan Humaniora (Soshum) tertinggi 786,17.

Kepala SMA Negeri 8 Yogyakarta, Sri Suyatmi menyatakan hasil tahun ini tidak bisa dilepaskan dari berbagai usaha pemberian materi pembelajaran dengan berbagai tambahannya yang dikoordinasikan Wakil Kepala Urusan Kurikulum (Waka Kurikulum), Sri Utari.

"Para guru tidak pernah berhenti mencari strategi agar pemberian pelayanan pembelajaran pada siswa bisa maksimal. Kami menghadirkan program tutor sebaya," kata Sri Suyatmi, Selasa (30/8/2022)

Dalam program tersebut, para alumni yang lolos Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN), diminta ke sekolah untuk mendampingi belajar adik-adik kelasnya yang tengah berjuang menghadapi UTBK.

Dalam program tersebut, para siswa dikelompokkan sesuai dengan tingkat kemampuan mereka, sehingga bisa bersama-sama mendapatkan pemahaman dari materi yang disampaikan.

Menurut Waka Kurikulum Sri Utari, keberhasilan strategi ini tidak akan berhasil tanpa ada komitmen dari guru, siswa, orang tua dan komite. Dari berbagai program yang dijalankan, setiap hasilnya pasti akan dievaluasi melalui sistem pengendalian mutu yang bisa dikembangkan sesuai dengan kondisi yang ada.

"Kami melihat kondisi yang ada. Bisa saja, kami mengubah strategi. Kami pernah ganti strategi, misalnya melibatkan siswa yang sudah lolos SNMPTN. Mereka punya waktu panjang untuk masuk ke PTN dan tidak punya beban lagi. Mereka kami libatkan jadi tutor sebaya," ucapnya.

Sebagian besar siswa SMA Negeri 8 Yogyakarta berhasil lolos masuk Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) dan Universitas Pembangunan Nasional 'Veteran' Yogyakarta (UPNVY).

Sedangkan Kepala MAN 1 Yogyakarta Wiranto Prasetyahadi menyatakan keberhasilan masuk 10 besar MAN terbaik nasional sangat tidak disangka-sangka. Pasalnya peringkat ini naik sebanyak 117 poin dari tahun lalu.

"Dari jumlah lulusan MAN I Yogyakarta sebanyak 254 siswa, yang berhasil masuk PTN melalui UTBK ada 217 siswa atau lebih dari mendekati angka 90 persen," katanya.

Wiranto menceritakan, sebagai upaya peningkatan kelolosan dalam UTBK, pihaknya sudah melakukan berbagai program sejak kelas X. Melalui berbagai try out dan ada pendampingan dari guru, anak-anak mendapatkan penjelasan mengenai materi sesuai kurikulum lewat pihak ketiga.

Sekolah juga selalu berupaya mempererat komunikasi dengan orang tua, sehingga tercipta kolaborasi yang baik antara wali siswa, siswa dan guru.

"Wali murid juga kalau ada pertanyaan langsung tanya ke wali kelas. Kami sebisa mungkin akan melakukan home visit bagi siswa yang merasa kurang dalam pelajarannya," tambah Wiranto.

Dari data yang diperolehnya, sebanyak 78 lulusan MAN I Yogyakarta diterima di UGM dan selebihnya ada di UI. Angka kelolosan yang mencapai 90 persen ini lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya yang hanya diprediksi 75 persen saja. (eduwara.com)

Editor: Redaksi
Bagikan

Related Stories