Nasional
5 Pilihan Ekowisata Dunia Paling Memukau, Salah Satunya di Indonesia
JAKARTA – Setiap tahunnya, destinasi ekowisata menerima lebih dari 100 juta wisatawan, dengan lebih dari 1 miliar perjalanan yang berfokus pada kegiatan berbasis alam. Dari aktivitas tersebut, sekitar US$340 miliar berhasil mengalir ke perekonomian lokal.
Selain memberi dampak ekonomi, kawasan konservasi yang dijaga lewat ekowisata terbukti mampu menyerap lebih banyak karbon dibandingkan area yang tidak terlindungi. Sementara itu, penginapan berbasis komunitas menyalurkan keuntungan langsung kepada keluarga setempat.
Angka-angka ini membuktikan bahwa wisata yang berkelanjutan mampu mendukung konservasi alam, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, serta berkontribusi pada tercapainya target iklim global.
Destinasi Ekowisata Terbaik di Dunia
Dilansir dari Climate Impacts Tracker Asia, berikut ekowisata terbaik di dunia:
1. Great Barrier Reef Marine Park, Australia
Great Barrier Reef Marine Park merupakan ikon global keanekaragaman hayati laut dan menjadi salah satu pilar ekowisata Australia. Setiap tahun, taman ini menyumbang sekitar US$6,4 miliar bagi perekonomian nasional dan mendukung lebih dari 60.000 pekerjaan, terutama melalui sektor pariwisata.
Pelaku ekowisata memiliki peran penting dalam upaya pelestarian lingkungan. Kegiatan seperti penanaman terumbu karang dan partisipasi dalam program pemantauan memungkinkan wisatawan serta pengelola untuk ikut berkontribusi dalam penilaian kesehatan terumbu.
Resor seperti Lady Elliot Island Eco Resort menjadi contoh praktik berkelanjutan dengan memanfaatkan energi terbarukan dan mendukung penelitian kelautan.
2. Fiordland National Park, Selandia Baru
Taman Nasional Fiordland merupakan salah satu taman nasional paling populer di Selandia Baru dan menjadi pusat berbagai upaya pelestarian lingkungan.
Masyarakat setempat menyediakan pilihan ekowisata berupa resor ramah lingkungan dan kegiatan petualangan yang berkelanjutan, sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi.
Selain itu, organisasi lingkungan lokal menyelenggarakan program pendidikan bagi remaja dan kegiatan konservasi. Praktik pariwisata berkelanjutan di wilayah ini menunjukkan keseimbangan antara pelestarian ekologi dan pembangunan ekonomi.
3. Yellowstone National Park, Amerika Serikat
Yellowstone didirikan pada tahun 1872 sebagai taman nasional pertama di Amerika Serikat dan menjadi salah satu tujuan ekowisata terkemuka di negara ini. Dengan luas hampir 5.000 km², taman ini menerima lebih dari 4 juta pengunjung setiap tahun.
Praktik ekowisata diterapkan untuk memastikan kunjungan yang berkelanjutan, sekaligus melindungi keindahan alam dan satwa liar. Pariwisata di kawasan ini menyumbang sekitar USD 642 juta per tahun bagi perekonomian lokal dan mendukung lebih dari 7.000 pekerjaan.
4. Taman Nasional Komodo, Indonesia
Taman Nasional Komodo memiliki luas 1.733 km² dan menjadi habitat sekitar 2.500 ekor komodo.
Meskipun hanya 10% dari taman yang dibuka untuk pengunjung (sedangkan 90% lainnya sepenuhnya dilindungi), kawasan ini tetap menarik ratusan ribu wisatawan dengan batas kunjungan harian tertentu.
Pendekatan ini menjaga keseimbangan antara pelestarian lingkungan dan perekonomian lokal, sekaligus menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat sekitar.
5. Osa Peninsula, Costa Rica
Semenanjung Osa menampung sekitar 2,5% keanekaragaman hayati dunia hanya dalam area seluas 1.800 km². Program konservasi seperti Ridge to Reef berupaya memulihkan koridor ekologi bagi spesies seperti jaguar.
Ekowisata menghasilkan pendapatan penting, mendukung pemantauan keanekaragaman hayati, serta menyediakan peluang kerja dan pendidikan berkelanjutan, yang secara signifikan bermanfaat bagi masyarakat lokal sekaligus menjaga kelestarian destinasi ekowisata ini.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.id oleh Distika Safara Setianda pada 25 Sep 2025
Tulisan ini telah tayang di balinesia.id oleh Redaksi pada 25 Sep 2025