Askrindo Telah Salurkan Kredit Modal Kerja UMKM Rp4,8 Triliun

Aktivitas pekerja di industri konveksi milik Enca di kawasan Curug, Bogor, Jawa Barat, Jum’at, 12 Maret 2021.

PT Asuransi Kredit Indonesia (Persero) atau Askrindo telah menyalurkan penjaminan kredit modal kerja Rp4,8 triliun kepada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) pada periode Januari-Mei 2021. Dana kredit merupakan salah satu pos pengeluaran program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) 2021.

Direktur Operasional Askrindo Erwan Djoko Hermawan menyebut Askrindo telah menjangkau 8.130 UMKM dalam penjaminan kredit tersebut. Menurutnya, penyaluran dana kredit ini bisa memperbaiki cash flow UMKM yang terdampak pandemi COVID-19.

Erwan optimis stimulus penjaminan kredit ini dapat memacu kinerja penjualan dari UMKM. Apalagi, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Indonesia telah menyentuh 101,5 atau berada di level optimis.

“Kami harapkan ekonomi masyarakat bisa berputar, suplai barang dan permintaan meningkat,” kata Erwan dalam keterangan tertulis yang diterima Trenasia.com, Senin, 21 Juni 2021.

Penjaminan kredit UMKM yang disalurkan Askrindo yang paling terserap oleh UMKM sektor perdagangan, yakni dengan plafon mencapai Rp3,3 triliun. Lalu, sektor jasa dan lainnya menerima Ro363 miliar, hingga sektor pertanian dan kehutanan Rp357 miliar.

Erwan menyebut penjaminan ini bisa secara bertahap menimbulkan lapangan kerja baru. Pasalnya, penjaminan kredit modal kerja membuat kinerja keuangan UMKM lebih kokoh melakukan ekspansi, termasuk untuk menambah tenaga kerja.

“Tentu saja kami harapkan bisa membuka lapangan kerja baru bila keuangan UMKM telah pulih,” ujar Erwan.

Penyaluran bantuan UMKM menjadi pos PEN 2021 yang tergolong cepat pencairannya. Survei Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas) menemukan dukungan dana tersebut dinikmati dua dari tiga pelaku usaha di Indonesia.

Dalam survei yang melibatkan 1.360 responden, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menemukan sebanyak 64% pelaku usaha diketahui mendapatkan bantuan pemerintah. Dari ukuran usaha, bantuan itu paling banyak diterima pelaku usaha mikro.

Sementara berdasar sektor, bantuan itu terserap paling banyak ke sektor jasa. Kemudian bantuan paling banyak diterima berikutnya secara berturut turut adalah pariwisata, pertambangan, perdagangan, perdagangan, dan manufaktur.

Kepala Deputi Bidang ekonomi Bappenas Amalia Adininggar menyebut jumlah penerima bantuan pada kuartal I-2021 naik 30% dibandingkan kuartal IV-2020. 

“Tentunnya kalau kita melihat, perusahaan yang lebih kecil lebih banyak menerima bantuan pemerintah dan jumlahnya naik. Ini menjadi indikasi penetrasi bantuan sudah semakin membaik,” kata Amalia dalam Diseminasi Survei Business Wave-3, Jumat, 11 Juni 2021.

Untuk diketahui, pemerintah menggelontorkan total Rp699,43 triliun untuk PEN 2021. Dari anggaran tersebut, porsi program dukungan UMKM dan korporasi mencapai Rp193,74 triliun.

Dukungan tersebut tersebar ke dalam beberapa program, yakni bantuan pemerintah untuk usaha mikro (BPUM), imbal jasa penjaminan (IJP) UMKM, IJP korporasi, hingga penempatan dana pada bank untuk penyaluran kredit UMKM serta korporasi sebesar Rp390,05 triliun.

(TrenAsia)

Tags modal kredit Bagikan

Related Stories