BPS Mencatat Perekonomian Sumbar Terpuruk di Bulan Mei

Rumah Gadang yang berada di Kabupaten Solok. Foto: M Hendra

PADANG - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Barat mencatat bahwa kondisi perekonomian di Sumatera Barat diberbagai bidang pada bulan Mei mengjalani masa-masa yang suram. Kondisi itu tidak terlepas dari adanya wabah Covid-19.

Kepala BPS Sumatera Barat Pitono mengatakan kondisi perekonomian di Sumatera Barat pada bulan Mei itu diberbagai bidang benar-benar mengalami penurunan. Seperti untuk wisatawan, BPS mencatat untuk wisatawan mancanegara itu tidak ada yang datang ke Sumatera Barat sepanjang bulan Mei 2020.

Ia menjelaskan tidak hanya untuk kedatangan wisatawan mancanegara yang zero, tapi untuk kedatangan penumpang domestik di Bandara Internasional Minangkabau (BIM) juga mengalami penurunan yang drastis.

Melihat kepada jumlah penumpang angkutan udara domestik yang berangkat dari BIM pada bulan Mei 2020 itu turun sebesar 93,03 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Jumlah penumpang angkutan udara internasional yang berangkat dari BIM pada bulan Mei 2020 tidak ada sama sekali.

Lalu untuk jumlah penumpang angkutan udara domestik yang datang di BIM pada bulan Mei 2020 turun sebesar 96,78 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Dan penumpang angkutan udara internasional yang datang di BIM tidak ada sama sekali.

"Sumatera Barat itu perekonomiannya datang dari sisi pariwisata. Sementara di bulan Mei itu, benar-benar tidak baik," katanya, Rabu 1 Juli 2020.

Pitono menyebutkan tidak hanya di bulan Mei saja terpantau zero kedatangan wisatawan mancanegara, tapi pada bulan April 2020 juga masih terjadi hal yang serupa. Dampak dari semua itu, turut dirasakan juga oleh pelaku hotel.

Di sini BPS mencatat, Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang di Sumatera Barat bulan Mei 2020 mencapai rata-rata 11,27 persen, dan angka itu bisa disebutkan mengalami peningkatan 2,18 poin dibanding TPK bulan April 2020 sebesar 9,09 persen.

"Ini bila dibandingkan April. Sementara ketika sudah di Mei, semuanya anjlok lagi," ujar dia.

Untuk itu, Pitono berharap dengan telah diberlakukannya tatanan kehidupan baru atau new normal di Sumatera Barat, perekonomian pun kembali membaik. Setidakhnya pada bulan Juli ini dampak perekonomian dari adanya new normal ini bisa dilihat.

Bagikan

Related Stories