Ekonomi
BRI Targetkan 25.000 Agen Baru BRILink pada 2023, Ini Cara Seleksinya
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) menargetkan tambahan 25.000 agen baru BRILink di 2023, dari 590.000 agen menjadi 615.000 agen. Hal ini dilakukan perseroan untuk menjangkau lebih banyak masyarakat terutama di daerah rural untuk mengakses produk perbankan.Lalu bagaimana BRI menyeleksi para agen BRILink ini?
Direktur Utama BRI, Sunarso menjelaskan, saat ini perusahaan telah mengodifikasi data 97% desa dan kelurahan di Indonesia yang dinamai BRI Kodes (kode desa). Data ini berisi pemetaan terkait kepadatan smartphone dan kepadatan bisnis di satu desa atau kelurahan.
“Jadi misalnya ada satu daerah yang padat penggunaan smartphonenya dan juga padat pemanfaatan digital untuk berbisnisnya. Ini kami jadikan dasar untuk memperluas kerjasama BRILink di satu daerah,” kata Sunarso dalam sebuah webinar belum lama ini, dikutip Minggu, 29 Januari 2021.
Lewat kodifikasi BRI Kodes, perseroan juga membuktikan dirinya sebagai perusahaan yang sangat terbuka untuk bekerja sama dengan pihak ketiga yakni agen BRILink sendiri. Tidak hanya dengan agen BRILink, perusahaan juga lewat anak usahanya BRI Ventura Investama (BRI Ventures) yang merupakan corporate venture capital juga menggandeng P2P lending dalam menyalurkan kredit ke UMKM.
- Kantor Arema FC Dirusak Massa
- Ada yang Bilang Minum Kopi Bisa Turunkan Berat Badan, Tidak Percaya? Cuma 5 Tips Ini
- Pengumuman, Harga Minyak Goreng Naik Lagi, Ini Penjelasan Mendag
Pendekatan Hybrid
Ditambahkan Sunarso, nasabah mikro dan ultra mikro perseroan memiliki 17 karakter utama. Yakni familier dengan platform digital, memiliki literasi keuangan terbatas tentang produk keuangan di luar tabungan, memilih metode tunai sebagai metode transaksi utama dan lebih percaya pada institusi keuangan yang sangat melokal (locally embedded) mengingat mayoritas arus kas mereka yang tidak stabil.
Kemudian lebih memilih berhubungan dengan dengan agen ketimbang institusi banknya sendiri serta terbuka terhadap produk beyond banking seperti asuransi dan lainnya.
Untuk bisa melayani karakter nasabah tersebut, perseroan memilih pendekatan hybrid atau phydigital yang mengikuti customer journey, di mana yang didigitalkan adalah corenya dan ekosistemnya dirangkai dengan digital sembari memperkuat digital proposition.
Seluruh nasabah BRI juga didukung oleh layanan ultra mikro dari holding antara BRI, Pegadaian hingga Permodalan Nasional Madani (PNM). Sunarso menilai, nasabah ultra mikro juga memiliki karakteristik penting lain, diantaranya familier dengan digital platform meskipun penetrasi smartphone masih rendah.
“Kami ingin bisa lebih bisa menjangkau sampai ke peolosok tanah air sana melakukan direct lending. Kemarin Pegadaian dan PMN juga baru digabungkan jadi holding Ultra Mikro (UMI). Ini kami harus hambah 31,9 juta rekening pinjaman baru,” tambah Sunarso. (Sijori.id)