Ekonomi
Budidaya Puyuh Petelur Binaan PT Semen Padang Masih Tangguh di Tengah Pandemi
KabarMinang.id - Pandemi Covid-19 memang telah merusak situasi perekonomian berbagai lini kehidupan. Termasuk dari sektor usaha yakni Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) paling merasakan dampak tersebut.
Meski di awal pandemi melanda pelaku UMKM sulit untuk bertahan. Namun kini setelah adanya hidup kebiasaan baru pelaku UMKM melakukan berbagai upaya untuk kembali survive.
Seperti yang digambarkan oleh pelaku usaha Rumah Dagang yang dikelola oleh Forum Nagari Kelurahan Padang Besi, Kecamatan Lubuk Kilangan, Kota Padang, Sumatera Barat, terbilang cukup mumpuni menghadapi pandemi Covid-19.
Usaha Rumah Dagang itu yang menjadi UMKM di bidang budidaya puyuh petelur yang berlokasi di RT07/RW03 Padang Besi itu di awal pandemi, sempat mengalami kesulitan menjual telur ke pasar.
"Kalau di awal-awal itu memang sulit kita, apalagi ada harga murah dan daya beli masyarakat menurun, pengunjung pasar pun berkurang sejak wabah Covid-19 melanda Kota Padang," kata Bendahara Forum Nagari Kelurahan Padang Besi Darni Ayub.
Namun begitu, bukan Rumah Dagang namanya kalau tidak bisa mampu keluar dari keterpurukan tersebut. Dengan menjajakan ke warung-warung sekitar Kecamatan Lubuk Kilangan, usaha puyuh petelur Forum Nagari Kelurahan Padang Besi itu akhirnya kembali survive.
"Biasanya kami jual puyuh ke Pasar Bandar Buat. Kalau sekarang, kami jual ke beberapa warung-warung di Lubuk Kilangan. Alhamdulillah laku keras," ujarnya.
Darni menyebut, saat ini jumlah puyuh di Rumah Dagang sekitar 850 ekor. Sekitar 55 persen dari jumlah tersebut sudah memasuki masa afkir.
Sehingga produksi telur rata-rata hanya sekitar 350 butir per hari. Dalam waktu dekat ini, pihaknya akan menambah sekitar 800 ekor puyuh sebagai pengganti dari puyuh yang sudah afkir.
Ia menjelaskan untuk masa puncak produksi puyuh itu dari umur 4 bulan sampai 9 bulan dengan tingkat produksinya lebih dari 85 persen.
Artinya kalau puyuh 1000 ekor, maka jumlah telurnya di kisaran 850-an butir per hari. Kalau sekarang sudah masa afkir, jadi merosot. Namun begitu, hasil produksinya masih bisa menutupi biaya kebutuhan pakan.
Mengenai manajemen keuangan, Darni menuturkan bahwa laporan keuangan selalu ditulis secara rinci. Bahkan tiap bulannya, Rumah Dagang selalu menyisihkan biaya tabungan puyuh sebesar Rp570 ribu yang nantinya akan digunakan kembali untuk membeli bibit dan pakan puyuh.
Kemudian, juga rutin mengeluarkan zakat 2,5 persen dari keuntungan, termasuk mengeluarkan biaya operasional bagi pengelola Rumah Dagang.
"Pengelola tidak ada honor atau gaji, yang ada hanya biaya operasional dan itu hanya untuk beli BBM, karena pengelola puyuh di Rumah Dagang ini sifatnya pengabdian," ujarnya.
Sekitar satu tahun mengelola puyuh petelur, Darni menuturkan bahwa Rumah Dagang sudah mendapatkan keuntungan bersih sebesar Rp8 juta.
"Keuntungan bersih ini tidak termasuk tabungan puyuh, zakat dan operasional pengelola Rumah Dagang," sebut dia.
Sementara itu Ketua Forum Nagari Kelurahan Padang Besi Armaigus mengatakan, Rumah Dagang ini didirikan pada Agustus 2019 dan didukung penuh oleh Corporate Social Responsibility (CSR) PT Semen Padang melalui Forum Nagari Kelurahan Padang Besi.
Hal ini dikarenakan Rumah Dagang ini merupakan bagian dari program Basinergi Mambangun Nagari (BMN) CSR Semen Padang.
Menurutnya, untuk mendirikan Rumah Dagang tersebut CSR Semen Padang mengalokasikan anggaran Rp46 juta melalui Forum Nagari. Sebesar Rp10 juta, kami gunakan untuk beli bibit puyuh dan pakan.
"Sisanya, untuk biaya buat kandang puyuh dan kandang utama, buat pagar, dan sewa lahan seluas lebih kurang 600 meter," ungkapnya.
Selain puyuh sebagai usaha utama, di Rumah Dagang ini juga terdapat beberapa kebun. Di antaranya, markisah, ubi, pisang, pepaya, cabe, terong, dan berbagai tanaman lainnya.
"Ke depan, kami juga akan membuat kolam ikan sebagai usaha Rumah Dagang," katanya.
Selain kolam ikan, pada tahun 2021 mendatang, Rumah Dagang menargetkan untuk menambah jumlah kandang puyuh untuk kapasitas 5000 ekor, karena potensinya puyuh cukup besar.
Bahkan untuk pemasarannya, Rumah Dagang bisa bekerjasama dengan PT Rajawali Dunia Unggas yang merupakan perusahaan pemasok pakan dan bibit puyuh di Kota Padang.
Rumah Dagang ini, kata Armaigus melanjutkan, merupakan aset Forum Nagari Padang Besi dan juga aset bersama masyarakat Padang Besi.
Rumah Dagang bukan hanya sebagai tempat menghasilkan pundi-pundi uang bagi forum, tapi juga sebagai tempat pelatihan bagi masyarakat.
Terutama pelatihan cara beternak puyuh petelur yang baik, karena pengelola Rumah Dagang ini sebelumnya juga mendapat pembekalan dari PT Rajawali Dunia Unggas.
"Jadi kepada masyarakat Padang Besi, silahkan manfaatkan Rumah Dagang untuk belajar beternak puyuh petelur," tutupnya. (relis)