Nasional
ChatGPT Atlas: Browser Canggih yang Digadang-Gadang Tumbangkan Chrome
JAKARTA – OpenAI secara resmi merilis ChatGPT Atlas, peramban web berbasis kecerdasan buatan (AI), bagi para pengguna macOS di seluruh dunia.
ChatGPT Atlas menghadirkan integrasi langsung antara kemampuan ChatGPT dan aktivitas menjelajah web, sehingga pengguna tak perlu lagi membuka tab terpisah untuk berinteraksi dengan chatbot, asisten AI kini sudah menjadi bagian dari pengalaman berselancar itu sendiri.
OpenAI mengembangkan Atlas dengan visi bahwa internet bukan sekadar sarana mencari informasi, tetapi juga ruang interaktif untuk menyelesaikan berbagai tugas secara efisien.
- Baca Juga: Versi Baru ChatGPT Menjadi Lebih Manusiawi
Selain itu, ChatGPT Atlas memposisikan dirinya sebagai penantang Google Chrome dengan menghadirkan konsep baru tentang apa yang bisa dilakukan sebuah peramban ketika tidak lagi bersifat pasif.
Meskipun Chrome tetap menjadi pilihan utama jutaan pengguna karena kecepatan, sinkronisasi, dan ekosistem ekstensinya yang luas, peramban tersebut pada dasarnya masih berfungsi sebagai jendela statis ke web.
Sementara itu, peramban berbasis AI seperti Atlas berperan lebih aktif dalam membantu pengguna menjalankan berbagai aktivitas online.
Berikut lima hal yang perlu diketahui tentang cara kerja ChatGPT Atlas, apa yang membuatnya berbeda, dan bagaimana kehadirannya dapat mengubah caramu berinteraksi dengan web.
Hal yang Perlu Diketahui Tentang ChatGPT Atlas
Dilansir dari Techradar, berikut beberapa hal tentang ChatGPT Atlas:
1. Atlas Adalah peramban ChatGPT, Bukan Peramban yang Memiliki ChatGPT di Dalamnya
Atlas tidak dirancang seperti peramban biasa yang hanya menambahkan chatbot sebagai fitur tambahan. Sebaliknya, OpenAI membangun seluruh peramban ini berdasarkan alat, logika, dan antarmuka ChatGPT. Dengan Atlas, kamu tidak hanya membuka situs web lalu menanyakan sesuatu ke ChatGPT.
Kamu bisa langsung meminta ringkasan halaman, atau bantuan untuk memesan hotel “seperti ini tapi lebih murah,” dan Atlas akan memahami bahwa kamu menginginkan tindakan, bukan sekadar jawaban.
ChatGPT berfungsi sebagai asisten langsung yang selalu terlihat di jendela khusus. Dari sana, kamu bisa memintanya menulis email, membuat spreadsheet, atau merencanakan perjalanan tanpa perlu berpindah tab.
Kemampuan ini saja sudah membuat Atlas jauh lebih unggul dibandingkan peramban tradisional. Namun, menurut CEO OpenAI Sam Altman, visinya jauh lebih luas.
Ia dan timnya melihat Atlas sebagai model baru interaksi antara manusia dan AI, di mana asisten digital tidak hanya menunggu perintah, tetapi juga berperan aktif sebagai navigator cerdas di dunia online.
2. Fitur Memori dan Kesadaran Konteks Mengubah ChatGPT Menjadi Co-Pilot Web yang Cerdas
ChatGPT Atlas dilengkapi dengan fitur opsional bernama browser memories, yang memungkinkan ChatGPT mengingat detail dari riwayat penelusuranmu, mirip dengan cara ia mengingat informasi dari percakapan sebelumnya.
Melalui memori ini, ChatGPT dapat menggunakan konteks dari aktivitasmu sebelumnya untuk memberikan jawaban yang lebih relevan.
Kamu tidak perlu terus mengulang informasi, karena ChatGPT bisa mengingat situs yang pernah kamu kunjungi, perbandingan yang kamu buat, hingga penanda halaman (bookmark) yang mungkin sudah terlupakan.
Sebagai contoh, kamu bisa mengatakan, “Temukan apartemen yang saya lihat minggu lalu dan beri tahu mana yang paling dekat dengan taman anjing,” atau “Bantu saya menyelesaikan kerangka tulisan untuk blog perjalanan saya.”
Fitur memori ini bersifat opsional, pribadi untuk akun ChatGPT kamu, dan dapat diakses melalui pengaturan. Kamu bisa melihat, mengarsipkan, atau menghapus memori kapan saja. Selain itu, kamu juga bisa menjelajah dalam mode incognito atau menonaktifkan memori di situs tertentu sesuai kebutuhan.
3. Mode Agent Memungkinkan ChatGPT Bertindak Secara Langsung
Perbedaan terbesar ChatGPT Atlas dari peramban tradisional terletak pada agent mode, fitur yang mengingatkan pada alat Operator yang saat ini juga ditawarkan oleh OpenAI.
Meski masih dalam tahap pratinjau (preview) dan hanya tersedia untuk pengguna Plus, Pro, dan Business, fitur ini pada dasarnya memungkinkan ChatGPT melakukan tugas multi-langkah langsung di dalam peramban, tentu tetap di bawah pengawasan pengguna.
Fungsinya jauh melampaui sekadar autocomplete. Kamu memintanya untuk merencanakan pesta makan malam dan menyusun resepnya, atau membandingkan beberapa situs web dan menganalisis perbedaannya dalam bentuk presentasi.
ChatGPT akan secara otomatis membuka tab, membaca konten, mengumpulkan informasi, bahkan mulai memformat hasilnya.
Meski begitu, kemampuan agent mode tetap memiliki batasan. Ia tidak dapat mengunduh file, menginstal apa pun, atau mengakses sistem filemu. Untuk situs yang lebih sensitif, seperti situs perbankan, ChatGPT juga akan meminta izin terlebih dahulu sebelum bertindak.
OpenAI juga telah menerapkan berbagai lapisan keamanan tambahan, namun tetap ada alasan mengapa mode ini masih dianggap eksperimenm karena jika terjadi kesalahan, risikonya bisa jauh lebih serius daripada sekadar kesalahan penulisan email.
4. Fitur Privasi dan Kontrol yang Kuat
Dengan kemampuan besar yang dimiliki ChatGPT melalui Atlas, tidak mengherankan jika OpenAI sangat memperhatikan aspek kendali pengguna. Di bilah alamat tersedia tombol kontrol yang jelas dan selalu terlihat, serta opsi untuk menjelajah dalam mode incognito kapan pun diperlukan.
Pengguna juga bisa mengatur memori melalui menu pengaturan dan mencegah situs mana pun yang dikunjungi agar tidak memicu pembuatan memori otomatis.
Untuk penggunaan keluarga, kontrol ini bahkan lebih ketat. Jika orang tua mengaktifkan pengawasan ChatGPT untuk akun anak, maka pengaturan pembatasan tersebut akan otomatis berlaku di Atlas.
Orang tua dapat menonaktifkan fitur memori dan agent mode sepenuhnya pada akun yang diawasi, memastikan pengalaman menjelajah tetap aman dan sesuai usia.
5. Atlas di Tengah Para Pesaingnya
Fitur privasi yang kuat kemungkinan akan menjadi keunggulan ChatGPT Atlas, terutama karena kini banyak peramban yang juga mulai mengusung teknologi AI. Beberapa pesaingnya termasuk Dia dari The Browser Company, Opera Neon, hingga Comet milik Perplexity.
Namun, seperti namanya, Atlas berambisi untuk “memikul lebih banyak beban” dalam pengalaman menjelajah web kamu.
ChatGPT di sini tidak sekadar membaca atau merangkum halaman, tetapi ikut berpartisipasi, membantu menyelesaikan tugas, dan menghubungkan aktivitas tersebut dengan percakapanmu bersama chatbot.
Kamu bisa memulai sebuah tugas di ChatGPT, melanjutkannya di Atlas, lalu kembali ke ChatGPT tanpa kehilangan konteks.
Ini merupakan perubahan besar dibandingkan Chrome, meski Chrome terkenal karena kemudahannya digunakan.
Jika Chrome memungkinkanmu membuka banyak tab sekaligus, Atlas justru membantu meringkas isi tab-tab tersebut, mengingat yang sudah kamu buka, bahkan dapat berinteraksi atau mengisi formulir secara otomatis atas permintaanu.
Dengan kata lain, Atlas tidak berusaha mengalahkan Chrome dalam hal kecepatan atau kesederhanaan, tetapi mendefinisikan ulang tujuan utama sebuah peramban, menjadikannya alat yang lebih aktif dan kolaboratif.
Tentu, Atlas tidak akan cocok untuk semua orang. Ada area tertentu seperti riset atau pengorganisasian data di mana pesaingnya mungkin lebih unggul. Namun, bagi mereka yang sudah menggunakan ChatGPT, Atlas akan terasa alami dan menyatu sebagai bagian dari ekosistemnya.
Meski gagasan tentang asisten AI yang beroperasi langsung di dalam peramban mungkin terasa agak terlalu dekat bagi sebagian orang, bagi siapa pun yang pernah membuka 27 tab untuk riset satu topik, berusaha mengingat kembali situs belanja yang pernah dikunjungi, atau mengulang pekerjaan yang belum selesai beberapa hari lalu.
Atlas menawarkan solusi menarik, tentu dengan catatan bahwa ia tetap bisa menjaga ketepatan dan privasi data pengguna.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.id oleh Distika Safara Setianda pada 24 Oct 2025
Tulisan ini telah tayang di balinesia.id oleh Redaksi pada 24 Okt 2025
