Dampak Larangan Mudik, PLN Memperkirakan Konsumsi Listrik di Jakarta Naik 2 Persen

Foto: Ismail Pohan/TrenAsia

Kebijakan larangan mudik pada lebaran tahun ini membuat konsumsi listrik di Ibu Kota DKI Jakarta diperkirakan naik 2%.

PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) Unit Distribusi Jakarta Raya menakar konsumsi listrik di Jakarta pada hari Lebaran mencapai 3.103 megawatt (MW) atau 3,1 gigawat (GW). Proyeksi ini naik 2% dibandingkan periode yang sama di tahun lalu, yakni 3.038 MW.

“PLN siapkan dengan seluruh resource yang ada kami untuk melakukan pengamanan,” kata General Manager PLN Distribusi Jakarta Raya Doddy B Pangaribuan dalam konferensi pers, Jumat 7 Mei 2021.

Pada hari kedua lebaran, konsumsi listrik di Jakarta diperkirakan bakal berada di angka 3.074 MW. Sementara itu, realisasi konsumsi listrik di periode yang sama di tahun lalu mencapai 3.009 MW.

Doddy mengatakan kebijakan larangan mudik membuat banyak warga Jakarta tidak bisa meninggalkan wilayahnya. Imbasnya, masyarakat tersebut bakal memacu konsumsi listrik lebih tinggi dari biasanya.

Hingga April 2021, PLN mencatat penjualan listrik perusahaan mencapai 2,74 GW. Penjualan tersebut naik dibandingkan akhir 2020 yang hanya 2,48 GW.

PLN sendiri telah mengantongi pendapatan Rp3,44 triliun dari penjualan listrik hingga April 2021. PLN sudah melayani hingga 4,80 juta pelanggan hingga akhir April 2021.

Pendapatan perusahaan pelat merah itu naik tipis dibandingkan periode akhir 2020 yang sebesar Rp3,14 triliun.

“Akibat tahun lalu 2,5 pertama belum pandemi. Sementara di 2021 sudah full pandemi dan menjadikan penjualan listrik jadi lebih tinggi,” kata Doddy.

Doddy mengimbau masyarakat untuk mengetahui estimasi konsumsi listriknya melalui aplikasi New PLN Mobile. Melalui aplikasi tersebut, masyarakat juga bisa mengestimasi tagihan listrik bulanan melalui fitur Swadaya Catat Angka Meter (SwaCAM).

Direktur Niaga dan Manajemen Pelanggan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN Bob Saril mengatakan, fitur tersebut dihadirkan untuk memberikan transparansi pemakaian listrik bagi pelanggan.

“Bahkan, pelanggan juga bisa mengetahui estimasi tagihan listrik pada bulan berikutnya,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang dikutip TrenAsia.com, Minggu 9 Mei 2021.

Menurutnya, fasilitas ini bertujuan untuk meminimalisasi potensi kesalahan baca meter, khususnya bagi kondisi atau lokasi meter pelanggan yang sulit dibaca oleh petugas. (TrenAsia.com)


Related Stories