Ekonomi Sumbar Mulai Bangkit dari Sektor Pariwisata

Objek wisata Istano Basa Pagaruyung. Foto: M Hendra

PADANG - Pemerintah Provinsi Sumatera Barat memulai langkah untuk menggenjot perekonomian dari sektor pariwisata, setelah melangsungkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) lebih dari satu bulan, akibat pandemi Covid-19.

Membuka objek wisata untuk umum, serta mengizinkan pihak hotel menerima tamu, adalah langkah yang dilakukan Pemprov Sumatera Barat untuk membangun perekonomian. Hal ini didasari dari telah diterapkannya new normal atau tatanan kehidupan baru sejak 8 Juni 2020.

Tidak dipungkiri bahwa pendapatan di sektor pariwisata akibat Covid-19 anjlok hingga nol rupiah. Padahal tahun 2019 di momen libur lebaran saja, ada 1 juta wisatawan yang datang ke Sumatera Barat.

Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Sumatera Barat, Novrial, mengatakan, pariwisata adalah salah satu sumber ekonomi yang menjanjikan di Sumatera Barat. Tidak hanya bagi pemerintah, tapi bagi masyarakat yang bergerak di berbagai usaha, juga turut merasakan hal tersebut.

Usaha rakyat yang berkaitan langsung dengan pariwisata cukup banyak, diantaranya toko oleh-oleh kuliner khas Sumatera Barat, rumah makan, kerajinan, dan banyak hal lainnya. Kini, pemerintah akan berupaya untuk mendorong perekonomian di sektor pariwisata ini, berlangsung membaik.

"Objek wisata telah kita buka untuk umum, ke depan pemerintah akan melakukan promosi. Isi konten promosinya menyatakan objek wisata Sumatera Barat telah dibuka dan pendukung lainnya. Seperti hotel, transportasi travel, rumah makan, juga telah bisa digunakan kembali," katanya, Rabu 10 Juni 2020.

Namun, ada hal yang harus dipahami oleh setiap wisatawan yang datang ke Sumatera Barat. Mematahui protokol kesehatan adalah hal wajib yang harus dilakukan. Bahkan pihak Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat, telah mengambil langkah untuk melakukan tes kesehatan Covid-19 di sejumlah pintu masuk kedatangan wisatawan.

Untuk kedatangan wisatawan jalur udara yakni Bandara Internasional Minangkabau (BIM). Setiap wisatawan harus melakukan tes swab, dan hal ini telah diputuskan oleh Pemprov Sumatera Barat bahwa tes swah itu gratis.

Sementara untuk di jalur darat, juga melakukan hal yang sama dengan jalur udara. Hanya saja cek kesehatan Covid-19 di jalur darat tidaklah melakukan swab, melainkan rapid test. Ada sebanyak 40.000 peralatan medis yang disediakan Pemprov Sumatera Barat untuk melakukan hal tersebut.

"Kita bersinergi, Dinas Pariwisata dan Dinas Kesehatan saling mendukung. Tujuannya apa, agar wisatawan yang masuk itu benar-benar aman dan sehat," ujar dia.

Menurutnya, di awal-awal dibukanya kembali objek wisata di Sumatera Barat pada kondisi pandemi Covid-19 ini, diperkirakan belum ada wisatawan mancanegara yang akan datang. Sebab, di masing-masing negara memiliki aturan yang berbeda.

Lalu, yang menjadi target Pemprov Sumatera Barat adalah wisatawan nusantara dan wisatawan lokal antara kabupaten dan kota di Sumatera Barat. Misalnya di Kota Bukittinggi, daerah yang pertama membuka objek wisata langsung diserbu oleh wisatawan.

"Kalau Bukittinggi itu wisatawan datang dari provinsi tetangga, seperti Riau, Jambi, Bengkulu, dan Sumatera Utara. Nah mereka semua itu masuk ke Sumatera Barat harus melalui tes kesehatan Covid-19," sebutnya.

Dengan adanya skema yang demikian, Novrial berharap, perekonomian Sumatera Barat dapat membaik dari waktu ke waktu. Bicara soal Covid-19 memang belum sepenuhnya hilang, tapi masyarakat bisa hidup sehat, asalkan bisa menerapkan pola hidup sehat, baik itu di rumah, maupun saat berada di tempat yang terbuka.

Bagikan

Related Stories