Gen Z Pilih Cuan dari 3 Side Hustle, Bukan Lagi Kerja Kantoran

Tren Dapatkan Cuan ala Gen Z: Tinggalkan 9 to 5, Fokus 3 Side Hustle Ini (Freepik.com)

JAKARTA – Pola kerja “9-to-5” kini dianggap terlalu umum oleh banyak anak muda Gen Z. Di tengah perkembangan era digital, mengandalkan satu sumber pemasukan dipandang semakin berisiko. Karena itu, memiliki side hustle atau pekerjaan tambahan bukan lagi sekadar aktivitas sampingan, tetapi menjadi langkah strategis untuk menjaga stabilitas keuangan dan mempercepat pertumbuhan aset.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2023, sebanyak 15,45% pekerja Indonesia memiliki pekerjaan sampingan, naik dari 11,25% pada 2021. Beragam jenis side hustle juga terus muncul dan berkembang seiring perubahan kebutuhan serta peluang kerja masyarakat modern.

Namun tiga bidang tetap menjadi yang paling populer di kalangan Gen Z adalah konten kreator, jualan online, serta jasa desain grafis dan layanan digital. Ketiganya menawarkan peluang cuan yang berbeda, tergantung kebutuhan pasar dan keterampilan yang dimiliki.

Peluang dan Benefit Side Hustle

Profesi konten kreator menjadi pilihan dengan modal awal yang paling ringan. Cukup bermodalkan ponsel dan internet, anak muda dapat mengembangkan kanal pribadi mereka serta menarik perhatian merek melalui endorsement, kerja sama berbayar, hingga monetisasi platform seperti YouTube maupun TikTok. 

Keunggulan dari profesi tersebut terletak pada kepekaan terhadap tren dan kemampuan berinteraksi secara alami di media sosial. Namun, pendapatan dari profesi ini cenderung fluktuatif dan sangat bergantung pada pertumbuhan pengikut serta tingkat keterlibatan konten.

Sementara itu, berjualan online baik melalui model dropshipping maupun produk stok secara mandiri, mampu menawarkan margin keuntungan besar jika dikelola dengan tepat. Untuk memulainya, banyak Gen Z yang memanfaatkan platform seperti Shopee, Tokopedia, dan TikTok Shop untuk menjual produk fashion preloved, barang koleksi, hingga produk ramah lingkungan. Dorongan tren live shopping menjadikan sektor ini tumbuh pesat dan semakin mudah diakses.

Di sisi lain, penyedia jasa digital seperti desain grafis, editing video, atau penulisan konten menjadi pilihan paling stabil. Pemilik keterampilan kreatif dapat menawarkan layanan melalui sistem tarif per proyek atau per jam, dengan potensi pendapatan lebih terukur. Permintaan pasar juga terus meningkat, terutama dari UMKM yang membutuhkan materi visual untuk memperkuat kehadiran digital mereka. 

Pengamat menilai tidak ada satu pun bidang yang dapat dianggap paling menguntungkan secara mutlak. Justru, model paling efektif adalah yang menggabungkan keahlian dan beberapa sumber pendapatan sekaligus. Contohnya, seorang desainer grafis yang menjual produk digital seperti e-book sekaligus memproduksi konten tutorial di media sosial dapat memperoleh pendapatan dari banyak saluran.

Pada akhirnya, Gen Z memiliki keuntungan kompetitif berkat kemampuan adaptasi teknologi. Side hustle yang mereka jalani bukan hanya menjadi sumber pemasukan tambahan, tetapi juga bentuk investasi keterampilan yang memperkuat posisi mereka di pasar kerja masa depan.

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.id oleh Maharani Dwi Puspita Sari pada 18 Nov 2025 

Tulisan ini telah tayang di balinesia.id oleh Redaksi pada 21 Nov 2025  

Editor: Redaksi Daerah
Redaksi Daerah

Redaksi Daerah

Lihat semua artikel

Related Stories