GOTOKO Gandeng Kemenkominfo Dorong Pemulihan Ekonomi UMKM

GOTOKO Gandeng Kemenkominfo Dorong Pemulihan Ekonomi UMKM (null)

JAKARTA - PT Gerai Cepat Untung (GOTOKO) bergabung dalam Industry Task Force (ITF) G20 Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) dengan tujuan bertujuan mendorong pemulihan yang tangguh untuk UMKM. 

CEO dan President Director GOTOKO Gurnoor Singh Dhillon menjelaskan, meski 2023 diramalkan kelam ia tetap mendorong pemulihan yang tangguh melalui kolaborasi bersama untuk mewujudkan transformasi digital yang inklusif, memberdayakan, dan berkelanjutan.

“Tekanan resesi kemungkinan akan berdampak pada rantai pasokan barang, yang mengarah pada tantangan pengadaan persediaan bagi pemilik warung. Situasi ini akan memotivasi pemilik warung untuk mengubah cara mereka berbisnis. Pemilik warung akan lebih terbuka untuk beralih ke digital dan bekerja dengan platform seperti GOTOKO," papar Gurnoor dalam keterangan resminya pada Kamis,17 November 2022.

Gurnoor memandang Indonesia sebagai pasar yang sedang berkembang dengan basis permintaan yang kuat.. Ia menilai orang mungkin akan mengurangi daya belanja, namun untuk kebutuhan-kebutuhan mendasar itu akan tetap ada, mereka akan tetap belanja mi instan, sabun, kopi di warung, dan ini tidak akan berubah.

Ketangguhan warung dalam menghadapi krisis sejatinya telah terbukti saat pandemi memuncak, riset Nielsen (2020) menunjukan bahwa 70% masyarakat Indonesia lebih memilih berbelanja kebutuhan di warung dibandingkan belanja secara daring. Dari nilai ekonomi pasar ritel nasional yang mencapai US$75 miliar, warung juga memiliki kontribusi hingga 80%, serta memiliki kontribusi terhadap PDB empat kali lipat lebih besar dibandingkan ritel modern.

Posisi yang vital dalam ekonomi nasional ini pula yang membuat GOTOKO dan Gurnoor yakin, ketangguhan warung sebagai sarana perdagangan utama masyarakat Indonesia bisa menjadi salah satu tulang punggung ekonomi nasional dalam menghadapi potensi resesi. Tidak hanya itu, implementasi teknologi akan membuka lebih banyak peluang pertumbuhan.

Saat ini diperkirakan ada sekitar 3 juta warung di Indonesia, namun baru ada sekitar 600.000 warung yang dapat dijangkau dengan baik secara langsung oleh brand principals. Sementara sisanya atau 80% belum dijangkau dengan baik sehingga mengalami tantangan dalam memenuhi pasokannya atau sering disebut underserved retailers. Mereka perlu belanja pasokan di banyak agen yang menghabiskan biaya yang lebih tinggi.

“Kami di GOTOKO memiliki komitmen untuk menjadi platform pilihan sekaligus sahabat terbaik warung untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut. Melalui teknologi kami memiliki visi membantu pemilik warung untuk menjalankan bisnis lebih efisien agar kehidupan pemilik warung dapat meningkat,” sambung Gurnoor.

Dalam Kesempatan yang sama, Sekretaris Jenderal Kemenkominfo sekaligus Chair Digital Economy Working Group (DEWG) G20 Mira Tayyiba menjelaskan, transformasi digital merupakan salah satu fokus utama DEWG G20. Ini dapat dilakukan dengan meningkatkan kemampuan dan literasi digital sebagai aspek kunci dalam pengembangan ekonomi digital.

“Kemenkominfo berpandangan bahwa Presidensi G20 Indonesia dapat berkontribusi besar dalam agenda mencapai pemulihan global bersama dan lebih kuat melalui transformasi digital,” ungkap Mira saat membuka G20 Digital Transformation Expo Parallel Event.

Melansir data Kemenkominfo, indeks literasi digital Indonesia pada 2021 berada pada skor 3,49. Skor tersebut menempatkan Indonesia berada pada kategori menengah. Meningkatkan taraf literasi digital tersebut, pemerintah juga menargetkan 30 juta UMKM untuk go digital pada 2024. Mira menambahkan, pihaknya juga turut mendorong adanya kolaborasi antar pelaku industri dalam mempercepat transformasi digital.

Gurnoor juga menekankan pentingnya kolaborasi digital bersama mitra ITF, meskipun memiliki segmen bisnis serupa. Dengan peran vital warung sebagai sarana perdagangan utama di Indonesia, transformasi digital bagi warung menjadi hal yang sangat penting terutama di situasi-situasi menantang seperti saat ini.

Editor: Redaksi

Related Stories