Nasional
Hanya Mengutip Telur Itik Setiap Paginya, Rp30 Juta Masuk Kantong
PAINAN - Usaha beternak itik sawah bukanlah sebuah usaha yang bisa dipandang sebelah mata. Hari-hari boleh di sawah, tapi uang yang dihasilkan dari telur itik itu, sungguh fantastis, hasilnya dapat dinikmati setiap harinya.
Di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat, tepatnya di desa Bayang, ada masyarakat yang beternak itik. Usaha beternak itik di Bayang ini, sudah sangat terkenal, bahkan itik yang berasal dari Bayang pun, dikenal dengan itik Bayang.
Seperti yang dikatakan oleh Fiki, warga Bayang, saat ini ia memiliki 100 ekor itik. Dari 100 itik nya itu, bisa menghasilkan telur sebanyak 75 butir setiap pagi nya. Kini harga telur itik per butir nya itu Rp2.000.
Dengan adanya 75 butir telur setiap paginya, maka penghasil yang diperoleh oleh Fiki setiap paginya sekitar Rp150 ribu. Jumlah itu belum keuntungan bersih, sebab per harinya itu Fiki harus memberikan makan itik dengan biaya Rp75.000 per harinya.
"Dengan jumlah 100 ekor itik itu, keuntungan bersih per harinya yang saya dapatkan Rp75.000. Bagi saya jumlah itu cukup bagus, karena berawal dari 100 ekor itik," katanya, dikutip dari situs resmi Pemkab Pesisir Selatan, Senin 22 Juni 2020
Ia menyebutkan, 100 ekor itik yang dimilikinya itu merupakan itik yang baru mulai bertelur saja. Belum lagi untuk itik yang telah berusia 3 tahun, Fiki juga turut beternak 1.000 ekor lebih itik sawah khas daerah Bayang.
"Saya masih punya itik sawah lainnya. Rombongan itu ada orang yang saya tugasnya untuk menjaganya. Jumlahnya terlalu banyak, sehingga butuh bantuan tenaga kerja tambahan," ujar dia.
Dari 1.000 ekor itik Bayang nya itu, Fiki bisa meraup penghasilan Rp2 juta per harinya. Dari jumlah itu nyaris Rp1 juta nya lagi dikeluarkan untuk biaya makan dan upah pekerja. Sehingga laba bersih yang diperoleh Fiki kurang dari Rp1 juta per harinya.
Melihat dari usaha beternak itik sawah di Bayang ini, ternyata memiliki ternak itik tidak lah terlalu buruk. Dalam kondisi seperti ini, berpenghasilan Rp1 juta per hari adalah jumlah yang sangat fantastis. Sebab, jika dikakulasikan penghasilan Fiki per bulan bisa mencapai Rp30 juta.
"Tapi kondisi itu tidak bisa dinikmati dari hari ke hari. Sebab, ada masanya itik - itik itu sedikit telurnya. Terutama di saat lagi tidak musim ke sawah," sebutnya.
Menghadapi kondisi yang demikian, Fiki mengantisipasinya dengan cara fokus untuk melakukan penetasan telur itik. Cara ini dilakukan untuk pengembangan jumlah ternaknya.
"Jika tidak ada pengembangan, maka sulit untuk terus bertahan perekonomiannya. Sebab itik-itik ini punya batas usia untuk bertelur," ucapnya.