Harga CPO Naik, Laba PT Sumber Tani Agung Resources Tbk Melonjak 76 Persen

Harga CPO Naik, Laba Perusahaan Sawit Milik Konglomerat Suwandi Widjaja Melonjak 76 Persen (Foto : Panji Asmoro/TrenAsia)

Emiten perkebunan kelapa sawit PT Sumber Tani Agung Resources Tbk (STAA) membukukan kinerja pendapatan dan laba yang positif pada semester I-2022. 

Perusahaan sawit milik konglomerat asal Medan Suwandi Widjaja ini memperoleh pendapatan usaha sebesar Rp2,98 truliun pada semester I-2022, atau meningkat sebesar 17,8% dari periode yang sama tahun 2021 sebesar Rp2,53 triliun.

Mengutip dari laporan keuangan interim perseroan yang baru dikeluarkan, STAA mampu mencatatkan meningkatkan pencapaian laba kotor menjadi sebesar Rp1,1 triliun, meningkat 10,7% dari laba kotor semester I-2021 sebesar Rp994 miliar. 

STAA juga mampu meningkatan profitabilitasnya pada semester ini, dengan mencetak laba usaha sebesar Rp971 miliar, berhasil meningkat sebesar 52,1% secara year-on-year (YoY) dari sebelumnya sebesar Rp638 miliar. 

Dengan demikian, STAA  mampu mencetak laba bersih sebesar Rp632 miliar, atau meningkat signifikan sebesar 76,5% dari laba bersih tahun sebelumnya sebesar Rp358 miliar.

Direktur Utama STAA Mosfly Ang menyatakan banyak faktor yang mempengaruhi kenaikan pendapatan Perseroan di Semester I-2022 ini, diantaranya produksi yang memuaskan didukung oleh tren harga minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) yang cukup tinggi.

Mosfly mengakui periode kuartal kedua tahun ini sangat menantang bagi industri agribisnis terutama seiring dengan pemberlakuan domestic market obligation (DMO) dan domestic price obligation (DPO) serta kebijakan ekspor sawit lainnya. 

"Namun, perseroan tetap berfokus untuk memperkuat posisi keuangan serta struktur permodalan, mengendalikan biaya dan menggenjot produktivitas kebun sehingga mampu menghasilkan prestasi Semester II-2022 yang akan lebih baik lagi”, ujar Mosfly Ang, dalam keterangan resmi, Selasa, 23 Agustus 2022.

Kinerja STAA pada paruh pertama 2022 ini juga didukung oleh peningkatan porsi tandan buah segar (TBS) internal yang diproses dibanding dengan tahun lalu. TBS internal memberikan margin yang jauh lebih tinggi sehingga perusahaan sangat fokus terhadap pertumbuhan TBS internal melalui praktik manajemen kebun sawit yang baik. 

“Perseroan akan senantiasa mempertahankan konsistensi marjin baik dari TBS internal maupun eksternal sebagai salah satu strategi untuk meningkatkan profitabilitas,” kata dia," ujar Deputy Chief Financial Officer (Deputy CFO) STAA Edward Wijaya.

Di samping itu, lanjut Edward, perseroan mempunyai strategi yang fokus dalam memaksimalkan cost-efficiency Perseroan. STAA juga mampu mengelola operasionalnya dan menjaga tingkat leverage sehingga dapat menghasilkan marjin yang lebih cemerlang dari tahun sebelumnya.

Selanjutnya, total aset STAA per 30 Juni 2022 berhasil meningkat menjadi Rp6,92 triliun dibandingkan dengan posisi akhir tahun 2021 sebesar Rp5,85 triliun. Total ekuitas STAA juga meningkat dari Rp3,09 triliun menjadi Rp4,21 triliun per 30 Juni 2022.

Di sisi lain, total liabilitas STAA berhasil turun menjadi Rp2,7 triliun pada semester I-2022 ini dibandingkan dengan posisi akhir 2021 sebesar Rp2,76 triliun. Hal ini disebabkan oleh penurunan utang bank jangka panjang sebesar Rp186 miliar dari Rp1,789 triliun menjadi Rp1,603 triliun. (TrenAsia.com)

Editor: Redaksi

Related Stories